Tuan berdiri di bawah langit malam yang luas,
Menatap Puan Rembulan yang berkilauan di atas.
Dengan suara yang lembut dan penuh rasa,
Dia berbisik pesan terakhirnya melalui angin malam.
"Puan Rembulan, engkau yang selalu bersinar dalam kegelapan,
Engkau yang selalu memberi cahaya meski dunia tampak suram.
Aku berterima kasih atas sinarmu yang selalu memberi harapan,
Dan atas kehadiranmu yang selalu membuat malamku indah."
"Puan Rembulan, aku harus pergi sekarang,
Menyusuri jalan yang belum pernah aku lalui sebelumnya.
Tapi aku berharap engkau akan tetap bersinar,
Memberi cahaya dan harapan bagi mereka yang memandangmu.""Puan Rembulan, pesanku terakhir adalah ini,
Jangan pernah berhenti bersinar, bahkan ketika langit tampak gelap.
Karena cahayamu adalah harapan bagi banyak jiwa,
Dan kehadiranmu adalah bukti bahwa keindahan ada di setiap kegelapan."
Dan dengan itu, Tuan berjalan pergi,
Meninggalkan Puan Rembulan yang berkilauan di langit.
Tapi pesan terakhirnya tetap bergema,
Sebuah pesan harapan dan keindahan yang tak akan pernah pudar.—Pali, 28/01/24.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia (Puisi)✔️
JugendliteraturPuan-puan perindu rembulan, kutitipkan syair ini. Hadir mengikhlaskan takdir, meski semuanya belum berakhir, dan tak perlu bersenda gurau di tengah hiruk-pikuknya nostalgia. Karena kini yang tersisa dalam diriku hanyalah secercah simfoni yang tak be...