Penuh anugerah meski majas yang terlihat rumit,
Kamu sangat populer di kepalaku
Bahkan saat aku tidur, kepalaku tetap disibukkan olehmu
Karena kamu selalu singgah dalam ilusiHendak mengenalmu lalu menyisakan setetes embun di daun telinga
Kamu selalu membuatku ingin bangun lebih pagi
Dari tunas-tunas sunyi
Dan juga lebih dulu pergi sebelum tiba debu-debu ilusiKubangun tertanam rawa dipenuhi ribuan teratai merah muda di hatiku,
Lalu memaksa sepasang kupu-kupu hinggap di telapak tanganku
Kamu selalu membuatku ingin berbenah lebih jernih Dari lumpur masa lalu dan juga lebih lama menetap Sebelum tiba musim kemarau bernyanyiAku ingin mengenalmu seluruh daerah hatimu
Ingin meneroka jalan tanpa berkelok
Akan bermukim sehingga tamat seluruh musim
Kudepa seluas nabastala agar engkau bisa
Rasa jantungku yang tak henti dengan harapPali, 20 Januari 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia (Puisi)✔️
Teen FictionPuan-puan perindu rembulan, kutitipkan syair ini. Hadir mengikhlaskan takdir, meski semuanya belum berakhir, dan tak perlu bersenda gurau di tengah hiruk-pikuknya nostalgia. Karena kini yang tersisa dalam diriku hanyalah secercah simfoni yang tak be...