Pagi yang cerah di hari minggu, seperti biasa varo sudah bangun di pagi-pagi buta seperti ini untuk berolahraga. Varo juga atlet boxing yang cukup hebat, ia juga pandai bela diri. Dia laki-laki yang keras dan sangat emosional. Tapi dibalik itu ia juga memiliki sisi yang lemah lembut.
" Varo, mau kemana kau? " tanya tuan Daw yang tidak lain adalah ayah Varo.
" aku akan ke tempat gym ayah, aku akan sarapan dijalan dan ya, aku sudah mendaftarkan diri untuk melakukan magang di rumah sakit yang ayah minta" jawab Varo sembari terus berjalan menuju mobilnya.
" dia akan lulus dalam waktu 1thn, apa rencanamu untuknya dimasa depan? " pertanyaan itu berasa dari nyonya Mind, ibu dari Varo.
" aku akan menempatkan nya di rumah sakit peninggalan ayah, aku akan memberinya beberapa tes selama setahun kalau dia melewati dengan baik, aku akan merekrutnya menjadi pimpinan utama dirumah sakit itu" jelas tuan Daw. Ayah dan ibu varo kembali fokus pada sarapan mereka.
Sedangkan disisi lain varo terlihat telah sampai ditempat gym milik paman nya." hai jagoan, kau datang lebih awal. "
" aku hanya bosan dirumah paman, aku akan langsung berolahraga jadi aku hanya akan meminta air putih saja"
" baiklah, berolahraga dengan tenang dan berhati-hati ya" paman nya pun pergi meninggalkan Varo sendiri, saat Varo bersiap untuk melakukan boxing tiba-tiba ia melihat wanita menyebalkan yang ia temui kemari di pantai, siapa lagi kalau bukan Bertha.
" kesialan di pagi hari, kenapa hari libur ku tidak berjalan dengan baik" gumam Varo dalam hatinya. Varo memukul samsak dengan begitu keras sampai terdengar oleh orang diseberang nya.
" hey kau, Alien " teriak Bertha sembari melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.
" siapa yang dia panggil Alien" gerutu Varo sambil menoleh ke sekitarnya namun tak ada satu orangpun disana, hanya dia.
Tanpa bertanya Varo berjalan mendekati Bertha, jarak mereka begitu dekat sampai Bertha bisa merasakan deruan napas varo." siapa yang kau panggil Alien? Jangan bertingkah seolah-olah kau mengenalku" ucap Varo dengan penuh penekanan.
" aku tidak mengenalmu tapi kau sudah mengenalku, kalau kau tidak ingin ku panggil Alien maka beritahu aku siapa namamu? "
" apa itu penting? Kau hanya membuang-buang waktuku " Varo sang kulkas berjalan, tanpa bicara lagi dia pergi meninggalkan Bertha sendiri, lagi.
" aku akan membuatmu tunduk dihadapan ku, dasar Alien " gumam Bertha kesal.
*****
" kau tau Varo, wanita menyebalkan yang kau temui itu adalah mahasiswi cantik yang aku maksud kemarin, aku tidak heran kalau dia tiba-tiba memperkenalkan dirinya padamu karena dia memang orang yang ramah, dia juga banyak teman laki-laki tapi tidak pernah ada rumor tentang dia berkencan. Dia wanita yang unik menurut ku. "
" unik? Dia menyebalkan Neil, aku selalu naik darah saat bertemu dengannya. Bisakah kau minta padanya untuk tidak mengganggu ku? Katakan kalau aku sangat membenci nya"
" Varo kau serius? "
" apa aku terlihat bercanda? "
" tidak, maksudku kau benar-benar membencinya? Konon katanya rasa benci akan berubah menjadi cinta dan cinta yang timbul akibat rasa benci itu tidak main-main"
" Nay, jangan mengatakan omong kosong seperti itu" Hayden yang melihat dan menyimak percakapan ke 3 sahabatnya hanya bisa terkekeh tanpa mengeluarkan satu kata pun.
" Varo kau disini? "
" Ya, seperti yang kau lihat "
" Hai, Olivia. Dengan siapa kau kemari? " sapa Hayden sopan, sapaan yang diberikan pada Varo sebelumnya berasal dari mantan kekasihnya Olivia, gadis cantik keturunan Thailand dengan campuran Belanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE SHANDOWS (END)
RomantikDia Alvaro, Alvaro Agastya laki-laki yang masih berusia 22thn. Anak ke 2 dari keluarga terhormat, memiliki seorang kakak laki-laki dan adik perempuan. Dia sosok yang mandiri tapi keras kepala, Bangkok adalah tanah kelahirannya. Dia di kenal dengan...