BAB 19. Goodbye and Be Happy

155 19 2
                                    

Hari sudah berganti, waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Terlihat Naymira, Hayden dan juga Neil tengah sibuk mengemasi semua keperluan Varo yang akan berangkat ke New York pagi ini.

" kau tidak bersiap Hayden? " tanya Varo setelah lama menatap kosong jendela kamar nya.

" tidak, aku berangkat nanti malam. Lagipula tidak banyak baju yang ku bawa " Varo mengangguk mendengar jawaban Hayden yang kembali mengemasi barang miliknya.

Selang beberapa menit akhirnya semua sudah beres, kini mereka akan bersiap menuju bandara dengan menggunakan mobil Hayden.

" paman, bibi dan adikmu tidak ikut mengantarkan mu? "

" tidak Neil, mereka sudah ada di New York sejak kemarin. "

" lalu, kau tidak ingin mengucapkan selamat tinggal untuk dia? "

Mereka menatap Varo yang hanya terdiam setelah mendapatkan pertanyaan dari Neil. Beberapa detik setelahnya Varo membuka suara dan menjawab " pergi ke rumahnya "

Butuh 10 menit untuk mereka tiba dirumah orang yang Varo akan temui untuk terakhir kalinya. Saat yang lain ingin mengikuti Varo masuk tapi Varo sendiri tidak mengizinkannya dan meminta ke 3 sahabatnya untuk tetap dimobil.

Tibalah ia dihalaman rumah orang itu. Terlihat ibunya tengah menyirami tanaman dan ayahnya yang tengah bersantai sembari membaca majalah.

" selamat pagi tuan Lew, dan nyonya Mai " sapa Varo yang membuat 2 orang tua itu terkejut. Tidak bisa dipungkiri, hati tuan Lew dan nyonya Mai memanas saat melihat pria yang menyakiti putri mereka tengah berdiri tegap tepat dihadapan mereka.

" ingin apa kau kemari? Tidak puas kau membuat putri kami hancur? Apa yang kau inginkan kali ini? " tanya tuan Lewtegas.

" kalau hanya untuk menanyai kabarnya sebaiknya kau pergi, dia baik-baik saja selama ada kami disamping nya. " tambah nyonya Mai.

Varo berlutut dihadapan 2 orangtua itu. Ke 3 sahabatnya yang melihat dari kejauhan pun merasa iba melihat Varo sampai seperti itu.

" maafkan aku, aku sangat menyesali apa yang telah ku lakukan pada putri kalian meskipun aku tau kalau penyesalan ku ini tidak ada gunanya tapi, aku akan tetap meminta maaf. Aku bersyukur dia memiliki orang tua yang baik dan siaga seperti kalian. Aku tidak akan menyalahkan kalian jika kalian marah padaku, karena aku memang pantas mendapatkan semua kebencian itu. Aku kemari hanya untuk bertemu dengan putri kalian sebentar sebelum aku pergi, izinkan aku untuk mengucapkan selamat tinggal padanya. Aku mohon " ucap Varo dalam isak tangisnya.

Tuan Lew dan nyonya Mai tetaplah orangtua, mereka juga memiliki putra, melihat Varo yang rela berlutut dan menangis membuat hati mereka sedikit tersentuh. Perlahan, tuan Lew membantu Varo untuk bangkit dan memeluknya. Mendapatkan pelukan itu membuat tangis penyesalan Varo semakin kuat.

" sudah nak sudah, aku sempat ingin membencimu tapi seperti nya kau memiliki alasan tersendiri atas perbuatan mu ini. Tapi, hendak kemana kau sampai ingin mengucapkan selamat tinggal untuk Bertha? "

" aku akan melaksanakan tugasku tuan, aku akan meninggalkan negara ini. Mungkin akan lama atau bahkan selamanya, jadi aku mohon izinkan kami berbincang sebentar, penerbangan ku 1 jam lagi, aku mohon " pinta Varo sambil menyatukan kedua tangannya.

Tuan Lew mengangguk pada nyonya Mai untuk menyetujui permintaan Varo, dan akhirnya nyonya Mai pun pergi untuk menjemput Bertha dikamar nya. Saat pintu itu dibuka ternyata putrinya sudah berdiri menatap keluar jendela, belum sempat mengeluarkan kalimatnya Bertha bersuara lebih dulu, " turun dan katakan padanya kalau aku tidak bisa menemuinya. Jangan berusaha untuk membujuk ku Mom, aku akan tetap disini. Aku tidak ingin menemuinya " ucapnya membuat langkah kaki ibunya terhenti.

LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang