BAB 10. Me, you and that girl

133 19 0
                                    

2 hari berlalu dan kini Leo sudah kembali ke New York. Varo memutuskan untuk melakukan party setelah Leo pergi dan waktu itu adalah nanti malam. Kini ia berada di sebuah danau seorang diri, ia memandangi air danau yang tenang beserta orang-orang yang berada ditengah-tengah bersama dengan pasangannya.

" apa menaiki perahu dan berkeliling danau bisa terlihat romantis? Kenapa banyak sepasang kekasih yang tertarik dengan hal remeh seperti itu? " gerutu Varo heran.

Menurutnya orang yang memiliki kekasih itu sangat remeh, terlihat dari apa yang mereka lakukan supaya dianggap romantis oleh pasangannya, itu membuat Varo geli dan merinding. Meskipun dia pernah menjalani hubungan asmara tapi ia tidak pernah melakukan hal yang berbau couple seperti orang-orang pada umumnya. Memang agak lain Varo ini.

" sendiri lagi? " tanpa melihat siapa yang bertanya Varo menjawab " seperti yang kau lihat " orang yang bertanya pun mengangguk pelan dengan jawaban Varo, suasana menjadi hening beberapa saat sampai Varo kembali membuka suara.

" kali ini apa tujuanmu kemari? "

" ini bukan tujuanku, tapi saat melihat punggung mu kakiku berjalan sendiri dan berhenti disini, disampingmu " Varo tertawa mendengar ucapan Olivia, menurutnya alasan tidak masuk akal gadis itu sangat lucu dan membuat perutnya geli.

" kau sendiri? "

" ntahlah, kakiku juga berjalan sendiri kemari, mungkin karena dia tau danau ini dekat dengan rumahmu " Olivia tertawa dibuatnya, Varo sangat pandai membalikkan gombalan seseorang.

" aku dengar kau sedang dekat dengan seseorang. Kau memiliki kekasih baru? " Varo terdiam sejenak mencerna pertanyaan Olivia dan mengingat-ingat siapa orang yang Olivia maksud.

" aku dekat dengan beberapa orang tapi prihal kekasih baru, aku tidak berpikir untuk memiliki nya"

" jadi, masih ada kesempatan untuk aku bisa kembali memiliki mu? " Varo mengernyitkan dahinya saat mendengar pertanyaan dari Olivia, semacam pertanyaan yang tak bisa diterima akal.

" pergilah ke club dan bersenang-senang dengan kami, aku tidak memaksa jadi datang saat kau ingin. Aku akan mengirimkan alamatnya nanti" ucap Varo mengalihkan topik dan mulai pergi meninggalkan Olivia sendiri.

*****

Malam telah tiba dan semua orang sudah berkumpul di club seperti yang sudah direncanakan, hanya Olivia yang tidak kunjung datang tapi, itu tidak membuat acara mereka tertunda. Varo memutuskan untuk meninggalkan Olivia dan memulai party karena waktu adalah emas menurutnya. Lagu sudah mulai dimainkan dengan keras dan lampu yang bersinar putih berganti menjadi warna pelangi. Berbagai macam makanan dan minuman telah disediakan di meja Varo dan yang lainnya. Dimulai dari Noe dan Hayden yang meminum sebuah bir sedangkan yang lain hanya diam dan memperhatikan.

" kenapa? Party memang minum-minum seperti ini kan? " tanya Hayden yang kembali menambah bir ke dalam gelasnya.

" kami hanya tidak percaya, kau dan Noe terlihat seperti anak mami tapi ternyata kalian bisa meminum bir sebanyak itu "

" tidak ada yang perlu di herankan, mulai saja bersenang-senang. " ucap Varo mantap.

Mereka pun bersulang dan menikmati lagu yang terdengar dengan keras dan jelas. Ditengah-tengah kesibukan mereka tiba-tiba Olivia datang dan bergabung.

" maaf terlambat "

" tak apa, duduklah dan pesan apapun yang kau inginkan " Olivia pun duduk tepat disamping Varo sedangkan Bertha ada di depan mereka.

" siapa wanita ini? " gumam Bertha dalam hatinya.

Semua terlihat sangat menikmati party nya dan berjoget bersama. Para gadis pun terlihat sudah mulai kehilangan kesadaran akibat terlalu banyak minum tapi tidak dengan Bertha, ia masih sedikit sadar dan masih menikmati partynya.

" kau mabuk? " tanya Varo sedikit mengeraskan suaranya supaya terdengar jelas oleh Bertha.

" sedikit, tapi aku masih mampu untuk minum beberapa botol lagi" balasnya, Varo tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

" Al kau tidak minum? " teriak Bertha pada Varo yang mulai kembali bergabung dengan para pria.

" sedikit " balas Varo tidak kalah nyaring nya. Orang-orang mulai berkurang dan hanya tersisa sedikit di club itu karena memang hari sudah mulai larut. Varo mengajak Neil keluar ruangan untuk merokok sebentar dan meninggalkan yang lain.

" kau mabuk? "

" tidak, aku tidak terlalu banyak minum. Mereka semua mabuk, bagaimana kita bisa mengantarkan mereka satu persatu? "

" ntahlah "

Varo dan Neil kembali fokus menghisap sebatang rokok ditangan mereka. Sesaat setelahnya tiba-tiba Olivia muncul dengan keadaan mabuk dan mulai kehilangan keseimbangan.

" Varo kau disana? " tanyanya yang hampir tumbang tapi segera ditangkap oleh Varo.

" kau sudah sangat mabuk ternyata " kata Varo yang mencium aroma alkohol dari mulut Olivia. Bukan hanya Olivia, yang lainnya juga ikut menyusul dan hendak pulang.

" Jaen kau baik-baik saja? " tanya Neil khawatir saat melihat Jaen dipapah oleh Noe dan Naymira, sedangkan Bertha mendekati Varo dan Olivia.

" kau juga mabuk? "

" sedikit tapi tidak masalah "

" syukur lah, ouh maaf " Bertha bingung saat Varo mengatakan maaf sampai ia melihat Varo mematikan rokok yang ia hisap tadi.

" bisa tolong antar Naymira pulang? Untuk Jaen dan Noe biarkan Neil yang mengurusnya, lagipula mereka satu arah jalan pulang. "

" lalu kau? " dengan ragu Varo menjawab " aku akan mengantarkan Olivia, hanya aku yang tau rumahnya. Aku titip Naymira padamu, terimakasih " Bertha terpaku melihat Varo memilih untuk mengantar Olivia daripada dirinya, hatinya seperti tersayat saat melihat Varo meletakkan tubuh Olivia dipunggung nya dan membawanya pergi begitu saja.

" dia mantan kekasih Varo, setelah putus ia menganggap Olivia adiknya " perkataan Neil berhasil membuat Bertha tertegun dan hampir menangis, tapi ia sekuat tenaga menahannya dan fokus pada Naymira yang sudah mulai kehilangan kesadaran.

" maafkan aku Bertha, tapi Olivia lebih membutuhkan ku. " ucap Varo dalam hatinya.




𝑺𝒂𝒕𝒖 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒖𝒂, 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒂....







LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang