BAB 12. A little game

162 22 3
                                    

Keadaan kembali normal dan hubungan antara Varo dan Bertha kembali membaik, bahkan lebih dekat dari sebelum nya. Varo yang sangat memperhatikan Bertha bahkan dalam hal sekecil apapun membuat Bertha merasa di ratu kan. Ada perasaan beruntung dihatinya melihat bagaimana Varo menjaganya sebaik mungkin hingga saat ini, namun ada yang masih menjadi kejanggalan dalam benak Bertha, Varo dan Olivia juga tidak kalah dekatnya dan sesekali Varo memberitahu bahwa ia sedang bersama gadis itu dibeberapa waktu. Ingin cemburu namun tidak memiliki hak untuk itu, hanya diam dan menikmati panasnya bara api dalam hatinya ketika melihat keduanya bersama dan bercanda riang.

" ingin milk tea? "

" boleh "

Varo bangkit dari  duduknya untuk pergi memesan 1 milk tea untuk Bertha. Mereka tengah berada di cafe langganan untuk bersantai dan makan siang bersama.

" minumlah tapi ini tidak terlalu manis, kau keberatan? " tanya Varo sembari menjulurkan satu milk tea yang sudah tertusuk oleh sedotan dan bisa langsung dinikmati.

" tidak masalah, aku hampir terbiasa dengan ini " balas Bertha dengan senyuman manisnya. Hening beberapa menit, Bertha kembali bersuara " ingin ke pantai denganku? " Varo berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Bertha, mengingat-ingat apakah ia memiliki jadwal sebelum menyetujuinya.

" boleh, tapi kapan kita akan pergi? " ucapnya berbalik bertanya.

" besok, bagaimana? " Bertha dengan gugup menunggu jawaban dari orang didepannya yang terlihat masih berpikir.

" ku harap kau bisa pergi denganku Al " batinnya.

" aku tidak bisa berjanji tapi aku akan berusaha untuk datang " Bertha tersenyum masam mendengar jawaban tidak pasti dari Varo, ntah apa alasannya kali ini. Mereka kembali menikmati makan siang yang membosankan kala itu.

" kenapa kerumahmu? " tanya Bertha yang sudah berdiri tepat di halaman depan rumah Varo.

" masuklah, aku ingin menghabiskan waktu denganmu tanpa ada yang melihat nya " ucapnya sembari merangkul Bertha dan mulai masuk kedalam.

Waktu menunjukkan pukul 8 malam dan kedua orang itu sibuk menonton sebuah drama. Ditengah sibuknya mereka menonton tiba-tiba Varo melontarkan pertanyaan yang membuat Bertha terdiam beberapa menit, " apa harus menjadi seorang kekasih jika ingin lebih dekat? " tanya Varo mantap.

Merasa tidak tau harus menjawab apa, Bertha hanya diam dan berpikir keras untuk menjawab nya.

" ntahlah, kita bisa dekat meskipun hanya sebatas sahabat. Menurutku hubungan paling dekat selain keluarga adalah sahabat atau teman baik, untuk seorang kekasih... Kedekatan menjadi kewajiban untuk mereka, karena kalau mereka tidak dekat dan memahami satu sama lain maka hubungan mereka tidak akan berjalan lancar dan kemungkinan akan usai lalu kembali menjadi asing " mendengar jawaban Bertha membuat Varo terdiam dan tak bisa berkata-kata.

" mengapa cinta se mengerikan itu? " gumamnya dalam hati.

Waktu terus berjalan sampai jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Terlihat Bertha sudah tertidur pulas dengan kepalanya yang disandarkan pada bahu lebar Varo.

" cantik sekali, bulu matanya yang lentik dan bibirnya yang berbentuk love membuat nya terlihat sempurna " puji Varo dengan nada paling rendah akan takut terganggunya putri tidur itu.

Merasa gerah dan gelisah Varo terus menatap bibir Bertha sayu, tanpa pikir panjang ia membaringkan tubuh Bertha pelan, setelah ia mencoba untuk mendekatkan wajahnya dan wajah gadis yang masih tertidur pulas itu. Bibir keduanya bersentuhan dan membuat Bertha terbangun karena merasa terganggu, " Al kau... " belum sempat bertanya Varo melumat bibir love Bertha dengan agresif, ntah apa yang ada dipikirannya saat ini.

LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang