BAB 14. Still love you

111 16 0
                                    

Bertha POV

Ini tentangku yang benar-benar mencintaimu, benar-benar sudah jatuh cinta padamu, tentang aku yang takut kehilangan mu meskipun pada akhirnya akulah yang membuatmu hilang dari hidupku. 2 minggu berlalu sejak perdebatan kami kala itu, dan sialnya dia benar-benar tidak menampakkan diri dihadapku. Mungkin aku salah, dia memang tidak pernah menyukaiku. Selama 2 minggu aku masih sering memikirkan nya dan sesekali bertanya ' kemana perginya? Dimana keberadaan nya? Dan bagaimana keadaannya? ' aku marah padanya tapi tidak bisa dipungkiri, aku masih tetap menyukainya. Tak ada wanita yang mencintai pria yang ingin dekat tapi enggan untuk terikat, benar bukan? Itu yang aku rasakan, perasaan ku bimbang, aku tidak tau harus apa dan bagaimana. Tapi, untuk sekarang aku akan lebih fokus pada kelulusan ku, hanya beberapa bulan lagi dan mungkin aku akan melihatnya untuk terakhir kali saat itu tiba.

******

Banyak mahasiswa yang telah menuntaskan tugas akhirnya dan tinggal menantikan hari kelulusan itu. Begitupun dengan Varo, ia baru menyelesaikan sidangnya yang tertunda karena ia harus dirawat beberapa hari dirumah sakit. Selama 2 minggu ini juga ke 3 sahabat Varo tidak pernah berhenti untuk menghiburnya, dan Olivia masih tetap ada disamping Varo. Ia yang menemani dan membantu merawat Varo selama ini.

" dia kembali dingin seperti dulu " ucap Neil sambil menatap sahabatnya yang terlihat lebih kurus sekarang.

" untuk kali pertama aku melihat Varo sepatah ini, aku tidak tau siapa yang salah dan siapa yang tersakiti, yang pasti mereka luka untuk satu sama lain " tambah Naymira yang juga sedang menatap Varo kasihan. Orang yang menemukan Varo saat itu adalah Naymira, ia yang membawa Varo pulang dan ia juga yang mengantarkan Varo ke rumah sakit secara bersamaan.

Flasback On

" minumlah dan hangatkan tubuhmu" ucap Naymira sambil menjulurkan satu gelas teh hangat, ia juga menyelimuti Varo yang sudah terlihat menggigil. Tidak ada respon dari orang yang ia ajak bicara, orang itu hanya termenung dengan aliran air mata yang tak bisa berhenti.

" kau bisa mengatakan apa yang terjadi? " tanya Naymira perlahan. Varo menarik napas dalam-dalam sebelum mencoba untuk menjawab.

" aku yang salah Nay, aku menyakitinya, yang ku katakan semuanya sampah. Aku benar-benar akan kehilangannya Nay " ucap Varo dengan nada penyesalan.

" dia siapa? Bertha? "

Varo mengangguk pada Naymira yang kembali berkata, " apa yang terjadi diantara kalian? Coba ceritakan padaku " jeda beberapa menit akhirnya Varo bersedia untuk menceritakan semuanya.

" aku menyukainya tapi aku terlalu takut untuk terikat, aku hanya ingin dekat dengannya meskipun hanya sebatas teman. Aku tidak tau kalau dia akan mempermasalahkan hal ini, dia semacam menyalahkan hubungan pertemanan kami. Aku tidak mengerti kenapa dia bisa seperti itu " mendengar penjelasan Varo membuat Naymira menggeleng tak menyangka bahwa sahabatnya ini benar-benar idot dan tak peka.

" sadarlah Varo, dia menyukaimu. Wanita mana yang tahan jika terus ditarik ulur seperti itu perasaannya, kau yang tidak peka padanya. Jangan menyukai seseorang kalau kau tidak berani mengambil resiko "

Flashback Off

Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Varo dan ke 3 sahabatnya kini tengah berkumpul di cafe langganan mereka, bukan hanya mereka tapi Olivia turut serta didalamnya.

Banyak cerita dan rencana yang mereka bincangkan setelah kelulusan nanti, ada Naymira yang akan membuka sebuah bar, ada Neil yang akan menjadi pengacara sukses, ada Hayden yang akan menjadi pengusaha tampan dan mapan, ada juga Olivia yang akan menjadi pimpinan perusahaan dibidang fashion. Mereka memiliki rencana dan impian masing-masing tapi 1 orang yang masih bingung kemana arah hidupnya kedepan nanti.

" jangan hanya diam, berhenti memikirkan sesuatu yang kau lepaskan sendiri. Mulailah berpikir akan kemana dan menjadi apa kau setelah lulus nanti " ucap Naymira kesal melihat sahabat nya terus termenung sejak kejadi itu.

" aku akan menjadi dokter dirumah sakit peninggalan kakek ku, dan mungkin aku akan menjadi pimpinan utama disana jikalau aku bisa melewati tes yang akan ayah berikan " semuanya merasa kagum dan iri mendengar ucapan Varo, betapa terjamin nya masa depan sahabatnya ini nanti.

" kau beruntung Varo "

Varo menoleh pada Olivia seakan bertanya, beruntung dalam hal apa?.

" lalu apa hanya itu rencanamu? " pertanyaan Hayden berhasil membuat Varo berpikir, alih-alih menjawab Varo malah membatin ' aku ingin memperbaiki semuanya saat lulus nanti, aku ingin menemuinya '.

Dimalam itu juga Bertha tengah berkumpul dengan ke 2 sahabatnya, dan ternyata ia juga berada di cafe yang sama dengan Varo, tidak heran karena cafe itu memang cafe favorit mereka, bagaikan basecamp cafe itu selalu jadi tempat tujuan untuk mereka berkumpul.
Hari semakin larut dan yang lain tetap asik dengan berbagai ceritanya, tapi Varo malah bangkit dan pamit untuk pulang.

" aku lelah, kalian lanjutkan saja ceritanya aku akan pulang lebih dulu " ucapnya dan mulai melangkah menuju pintu keluar.

" tunggu, aku ikut denganmu " ucap Olivia yang berusaha mengejar langkah lebar Varo.

Mereka berjalan beriringan dan akan pulang bersama tapi saat hampir sampai di pintu keluar, Varo berhenti dan mematung ditempat. Matanya menatap orang didepannya nanar, hatinya kacau, begitupun dengan pikiran nya. Di benaknya ia berkata ' aku merindukanmu, merindukan mata coklat indahmu dan senyuman mu ' orang yang ia tatap juga terdiam membeku, hatinya juga ikut berkecamuk, matanya memanas seakan ingin menangis kala itu juga.

Orang itu membatin ' datang dan ucapkan kata maafmu, ketahuilah bahwa aku masih mencintaimu '.

Tidak ada percakapan dari keduanya sampai Olivia membubarkan lamunan mereka, " Varo ayo " ucapnya pada Varo yang langsung tersadar dan kembali melangkah melewati orang tersebut yang tidak lain adalah Bertha.

Tamengnya hancur dan ia tidak berhasil menahan diri untuk menjadi payah, air matanya mengalir begitu saja, kakinya pun tak sanggup menopang tubuhnya sampai ia terduduk dengan keadaan terus menangis.

" seharusnya ini tidak terlalu menyakitkan tapi kenapa aku menangis " ucapnya dalam isak tangis.

Sementara itu di luar sana terlihat Varo tengah menghentikan taxi, melihat itu Olivia seakan bertanya untuk siapa taxi itu sedangkan mobilnya masih berfungsi. Belum sempat bertanya Varo sudah berkata " pulanglah naik taxi, maaf aku tidak bisa mengantarkan mu pulang kali ini. Aku ingin sendiri " Olivia hanya mengangguk dan masuk ke dalam meskipun ia ingin sekali menolaknya dan memaksa untuk tetap bersamanya, tapi sepertinya Varo benar-benar butuh waktu sendiri.

Varo mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tangisnya pun terdengar menyakitkan saat ini. Selang beberapa menit, Varo menepikan mobilnya ditempat yang cukup sepi, hampir tidak ada orang yang melewati jalan itu. Tangisannya terus terdengar, Varo juga memukuli kepalanya dan menyesali apa yang telah dia lakukan pada gadis yang ia sukai.

" Aakkhhh... Fuck, kau Varo yang bodoh, bodoh, kau bajingan Varo, kau pengecut " teriaknya sembari memukuli setir hingga tangannya memerah.

Bertha sendiri masih menangis, ia dibawa pulang oleh ke 2 sahabatnya dan dirumahnya pun ia terus terisak.
Keduanya  masih terus menangis tersedu-sedu sampai mereka lelah dan tertidur.



𝐼𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑡, 𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟? 𝑆𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑖𝑡𝑢, 𝑚𝑢𝑠𝑡𝑎ℎ𝑖𝑙. 𝑇𝑎𝑝𝑖, 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑢𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛.


Kalo dijaman sekarang ini lebih ke HTS gitu gasih? Author jg lg HTS kebetulan 😰

LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang