BAB 9. Realizing Love

139 18 0
                                    

Magang telah berakhir dan semua mahasiswa setiap fakultas di semester itu merayakannya. Tidak terkecuali dengan Varo dan ke 3 sahabatnya.

" jadi kita akan party dimana? "

" kita ke club, bagaimana? "

" ya... Ide yang buruk"

Semua tertawa mendengar saran Neil dan juga balasan dari Varo.

" bagaimana kalau di bar yang biasa kita datangi? " tanya Hayden pada Varo, Naymira dan Neil yang masih berpikir sebelum menjawab.

" apa itu tidak terlalu biasa? Tidak ada yang wah kalau kita party disana" ucap Naymira ragu, Hayden mengangguk dan berkata " kau benar, lalu dimana? "

" bagaimana kalau ikut saran Neil sebelumnya?" suara itu seketika membuat yang lain kebingungan dan mencari sumbernya. Saat narasumber nya muncul mereka mulai melihat satu sama lain semacam sedang bertanya iya atau tidak.

" setuju " ucap Varo lantang membuat ke 3 sahabatnya menganga.

" hey, siapa yang barusan mengatakan kalau ide ku buruk? " sindir Neil membuat semua orang tertawa begitupun dengan Bertha. Varo sendiri hanya tersenyum malu dan mencubit kecil paha Neil dibawah meja.

" aw.. Sakit bodoh"

" diam atau ku cincang nanti "

" astaga, kejamnya "

Varo POV

Hampir 1thn aku mengenal nya dan aku baru menyadari kalau aku mulai menyukai nya di bulan ke 10. Setiap aku melihatnya aku merasakan kupu-kupu berterbangan di perutku. Aku tidak bisa berhenti memikirkan nya. Berbeda dengan Olivia, aku menyayanginya tapi itu seperti seorang sahabat atau kakak. Tapi, Bertha... Manusia yang nyaris sempurna itu berhasil menyihir ku. Naas nya hingga saat ini kami hanya sebatas teman. Aku ingin mengatakan dengan lantang bahwa aku menyukainya tapi, bagaimana kalau dia tidak suka dan malah menjauhiku? Mengingat perlakuan ku saat pertama kami bertemu, sangat memalukan, aku sangat kejam saat itu. Mungkin saat hari kelulusan kita, aku bisa menyatakan perasaan ku padanya. Aku berharap bisa mengatakannya sekali seumur hidup ku.
Ada satu ucapannya yang paling ku ingat dan itu terus berterbangan di kepalaku, ucapnya seperti ini " kalau tidak ada lagi yang seperti mu didunia ini, biarkan kau saja yang akan ku pilih " sial, saat dia mengucapkan itu aku hanya bisa meneguk ludah dan berusaha untuk tetap tenang, hatiku berdebar sangat kencang dan jantung ku seakan ingin melompat dari tempat nya kala itu. Dia pandai bicara dan membuat seseorang menjadi salah tingkah, aku tidak berani beranggapan kalau dia menyukaiku karena seperti yang Neil katakan dulu, dia wanita yang ramah sekalipun itu dengan seorang pria, ntah sebanyak apa pria yang ia goda seperti itu.

*****

" kau membenci ayahmu? "

" tidak, aku hanya kesal karenanya "

" tapi kau tidak sopan selama ini padanya kan?"

" jangan mengatakan kau, karena lebih tepatnya 'kita' dia juga ayahmu kak"

Percakapan antara Varo dan Leo di sebuah rumah pohon, rumah pohon yang mereka buat sendiri saat masih sekolah menengah pertama. Diatas sana kita bisa melihat keramaian kota Bangkok dan keindahannya dimalam hari beserta bangunan pencakar langit yang menjulang tinggi. Suasana dirumah itu juga sejuk dan menenangkan, sangat nyaman untuk ditempati.

" aku tidak terlalu kesal padanya, tapi aku kesal karena dia seperti itu padamu "

" tapi kau selalu diam tak peduli setiap kali kami bertengkar, lalu kenapa kau kesal untukku? "

" Varo, kalau aku membelamu dan melindungi mu maka kamu tidak akan tau apa itu keberanian, aku ingin melihat adik kecilku ini berteriak dan menentang semua hal yang tidak ia sukai. Aku ingin melihatmu melawan orang yang berbuat semena-mena padamu " tidak ada jawaban, Varo hanya fokus pada bintang yang bersinar terang dilangit, begitupun dengan Leo. Kakak beradik itu berbagi cerita selama tak bersama karena Leo harus berada di New York untuk melanjutkan pendidikannya. Itupun karena paksaan dari tuan Daw yang seperti nya sengaja memisahkan mereka.

" caramu menunjukkan bahwa kau menyayangiku memang berbeda kak, dan aku nyaris tidak memahaminya " gumam Varo sembari menatap sendu kakaknya.

Disisi lain terlihat Bertha tengah berkumpul dengan ke 2 sahabatnya, Jaen dan Noe. Bukan hanya mereka tapi, ke 3 sahabat Varo juga ada bersamanya seperti Naymira, Neil dan Hayden.

" kau pernah berkencan? "

" pernah, bahkan banyak kali " 3 diantara mereka terkejut mendengar pernyataan Bertha, bukan Noe dan Jaen, melainkan ke 3 sahabat Varo. Mereka menganga saat mendengarnya, tak menyangka ternyata Bertha seorang pemain.

" tapi aku tidak pernah menyukai semua yang ku kencani, aku hanya mencoba untuk menyukai seseorang tapi itu tidak berhasil "

" kenapa? "

" karena aku takut mati rasa " Naymira, Neil dan Hayden tertawa dibuatnya. Bagaimana bisa seseorang mati rasa jauh sebelum dia merasakan cinta pertamanya, apa dia mati rasa sejak bayi? Benar-benar wanita yang unik.

" apa yang kalian tertawakan? Aku serius, aku takut tidak normal karena tidak pernah ada satu pria pun yang ku sukai, aku hampir berpikir kalau aku seorang lesbian tapi, aku juga tidak menyukai wanita. Maka dari itu aku mengencani siapa saja yang mengajakku "

" gila, kau gila Bertha. Lalu sekarang, apakah masih tetap sama? " tanya Neil serius.

" tidak, semenjak aku bertemu dengan satu pria aneh. Aku tertarik padanya sejak kali pertama bertemu. Aku bahkan memberanikan diri untuk mendekati nya lebih dulu tapi, sepertinya dia orang yang susah sekali diketuk pintu hatinya. Berteman dengannya saja aku membutuhkan waktu 8 bulan, dan itu penuh perjuangan " balas Bertha sembari membayangkan wajah orang yang ia bicarakan.

" siapa orang itu? "

Bertha hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Hayden, menurutnya tidak penting mengatakan siapa yang ia sukai dan tidak sukai pada orang lain, karena itu adalah urusan pribadinya. Mereka berbagi cerita dan hendak berteman lebih jauh lagi, sedangkan 1 diantaranya tidak fokus karena memikirkan sang pengeran yang ia sukai.

" tunggu, bagaimana dengan rencana kita untuk party di club? " seketika semuanya hening saat mendengar pertanyaan Neil disela-sela obrolan mereka, Bertha yang hanya melamun pun tersadar dan ikut berpikir sejenak.

" Al masih dengan kakaknya kan? Kita tunggu keputusan darinya saja " jawab Bertha pada yang lain dan mendapatkan anggukan setuju. Mereka pun kembali ke topik sebelumnya sedangkan Bertha kembali pada dunia nya sendiri yang hanya berisi pangerannya.D




𝑃𝑎𝑛𝑔𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑑𝑜𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟𝑒𝑙𝑙𝑎 :D

Author abis kecelakaan teman-teman, mohon doa nya ya. Always be happy semuanya...

LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang