BAB 6. Tangled Hearts

158 17 0
                                    

Semakin hari hubungan antara Varo dan Bertha semakin dekat dan Varo juga sedikit lebih terbuka pada Bertha.

" bagaimana dengan magang mu? Semuanya lancar kan? Apa kau bersenang-senang? " tanya Bertha yang saat ini tengah bersama dengan Varo ditaman.

" semuanya baik, tapi aku tidak bersenang-senang. Sangat susah melakukannya tapi aku banyak belajar dari itu" Bertha tersenyum mendengar jawaban Varo.

Mereka berjalan di taman sore ini dan mereka hanya berdua. Siapa yang mengajak lebih dulu? Varo, bukan hanya kita tapi Bertha jauh lebih terkejut dengan itu. Ini kali pertama ia membuka jalan setelah 8 bulan berhubungan. Mereka resmi berteman 2bulan yang lalu, bukan mudah untuk Bertha bisa meluluhkan hati seorang Alvaro Agastya, begitu banyak cara yang Bertha lakukan sampai bisa dianggap teman oleh Varo, ntah apa yang membuat Bertha sangat ingin mengenal Varo lebih jauh.

" aku yakin kau akan menjadi dokter yang hebat dimasa depan. Aku akan berobat padamu kalau diperlukan, dan kau pasti akan memiliki banyak penggemar "

" penggemar? Aku bukan idol, bagaimana bisa aku memiliki seorang penggemar? "

" tapi kau tampan " Varo sontak terdiam mendengar ucapan Bertha, tanpa sadar pipinya terlihat memerah dan wajahnya dihiasi oleh senyum manisnya yang jarang diperlihatkan.

" kau tersenyum? Apa kau malu? Wajahmu memerah, lucu sekali " goda Bertha sembari melihat Varo yang mencoba memalingkan wajahnya.

" berhenti menggodaku Bertha "

" tapi kau lucu, menoleh lah aku ingin melihat wajah seorang Alvaro Agastya yang memerah karena tersipu malu ini"

" Bertha.. "

Bertha tertawa dan berlari saat Varo mencoba untuk melakukan sesuatu padanya, mereka berlarian mengelilingi taman hingga akhirnya Bertha mengakui kekalahannya.

" sudah, aku nyaris kehilangan napasku " ucapnya sembari menetralkan deruan napasnya. Varo tertawa melihat Bertha yang terengah-engah sedangkan dirinya pun sama.

" selain cantik ternyata dia lucu" gumam Varo tanpa sadar.

" kenapa melihat ku seperti itu? Kau menyukai ku kan? " pertanyaan Bertha membuat Varo tersadar dari lamunannya, " duduklah dan tunggu aku disini, aku akan segera kembali "

" ingin kemana kau? " teriak Bertha pada Varo yang sudah mulai berlari ntah kemana.

" tidak lama, bersabarlah " balas Varo sembari membalikkan badannya sekilas.
Cukup lama Varo meninggalkan Bertha sampai membuat Bertha berpikir buruk tentang nya.

" kemana dia? Apa dia meninggalkan ku disini? Apa rencananya? Aku akan menghabisi mu kalau kau tidak kembali hingga larut nanti Al" gerutu Bertha sembari melihat-lihat sekitarnya.

Selang beberapa menit terlihat Varo melambaikan tangannya dari kejauhan.

" maaf membuatmu menunggu lama, minumlah " ucap Varo yang sudah berada tepat didepan Bertha.

" milk tea? Dimana kau membelinya? "

" diujung jalan itu, sedikit jauh tapi aku tidak sampai larut membuatmu menunggu kan? Aku mengurangi gulanya menjadi 50%, ntah kau suka atau tidak aku tidak tau, tapi kau harus meminumnya "

" cerewet sekali, bukan pertama kalinya tapi kesekian kalinya kau mengurangi gula di milk tea ku, meskipun kau tidak memberitahu tapi aku tetap tau kalau itu perbuatan mu"

" benarkah? Wahh... Kau pasti memiliki indra ke 10"

" Alvaro... " mereka kembali tertawa dan berbincang banyak hal hingga larut, begitu menyenangka dan membahagiakan percakapan mereka kala itu.

LOVE IN THE SHANDOWS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang