BAB1

53.6K 382 2
                                    

"Aqilaaaa bangun sudah pagi kuliah" Teriak Jihan ibu dari aqila.

"Hooaammmm" Lenguh aqila lalu membuka matanya perlahan.

"Males banget kelas pagi masih ngantuk" Keluh aqila lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar nya.

Setelah selesai mandi aqila bergegas memakai pakaiannya lalu berdandan dengan tergesa karena sudah terlambat.

"Makan dulu qilaaa" teriak Jihan dari meja makan ketika melihat aqila yang berlari menuju mobilnya untuk segera berangkat ke kampus.

"Qila udah telat mah nanti aja di kantin kampus" Teriak qila sambil bergegas memasuki mobilnya.

"Tin" klakson qila lalu mobilnya melaju menuju kampus.

Aqila kini mahasiswi semester 5 jurusan desain grafis.. Ia kuliah di salah satu kampus ternama di kota Jakarta, Aqila merupakan anak satu-satunya dari keluarga Hermawan, papah aqila merupakan salah satu pemilik beberapa perusahaan besar di Jakarta. Aqila sangat amat di manjakan oleh orang tuanya sehingga aqila tumbuh menjadi anak yang sedikit manja namun begitu, aqila tak pernah sombong dengan kekayaan keluarganya.

Saat ini aqila berumur 23 tahun. Memiliki kulit putih dengan tinggi 160 cm. Rambutnya yang panjang sebahu berwarna cokelat semakin menambah aura kecantikannya.

"Males banget pelajaran dia lagi" Oceh aqila di dalam lift menuju lantai kelasnya belajar.

Sesampainya aqila di depan kelasnya ia melihat pintu kelasnya sudah tertutup.. Ia pun mengintip di kaca yang berada di tengah pintu kelasnya untuk melihat apakah di dalam kelas sudah ada dosen. Lalu aqilapun memberi kode pada shasa, sahabatnya yang sudah ada di dalam kelas.. Shasa hanya melirikan matanya ke arah kiri yang berarti sudah ada dosen di dalam kelas itu.

"Yaudahlah coba aja" Batin aqila.

Tok Tok Tok.. Aqila mengetuk pintu kelasnya lalu membuka pintu, sontak semua matapun mengarah pada aqila, juga dosen di dalam ruangan kelas itu.

"Kenapa telat?" Tanya dosen tampan itu.

"Mmm.. Macet pak" Ucap aqila beralasan.

"Silahkan duduk" Titah dosen tersebut.

"Makasih" Ucap qila kemudian duduk di pinggir shasa sahabatnya.

Adrian adalah dosen Di kampus tempat aqila menempuh pendidikan S1 nya. Ia adalah dosen desain grafis berumur 30 tahun. Adrian memiliki kulit yang putih bersih dengan tinggi 180cm,, berwajah tampan dan cukup populer di kalangan mahasiswi juga dosen namun ia memiliki pribadi yang cuek, dingin dan merupakan dosen yang tegas.

Adrian dan aqila memang telah di jodohkan oleh kedua orang tua mereka 1 bulan yang lalu.. Papah Adrian adalah sahabat baik dari papah aqila. Adrian menerima di jodohkan dengan aqila namun aqila sampai sekarang masih mencoba menerima perjodohan tersebut.

"Liat deh pak Adrian ganteng banget koo masih jomblo ya" Ucap shasa.

"Iya kenapa ya padahal gw juga mau sama dia sii" Ucap cia yang juga sahabat dari aqila.

"Husstt jangan berisik nanti di semprot" Ucap aqila pada kedua sahabatnya itu.

"Hmm dengarkan ketika saya menjelaskan" Ucap Adrian pada ketiga mahasiswi nya itu.

"Maaf pak" cicit shasa.

Triiiiing..

Bell pelajaran pun selesai. Semua orang yang berada di kelas itu berhamburan keluar dan tersisa Adrian, Aqila, Shasa dan cia.

"Yuk kantin" Ajak cia.

"Eh kalian duluan deh nanti gw nyusul.. Gw masih cari dompet gw tadi di taro mana ya" Ucap aqila yang sibuk mencari dompetnya di dalam tas nya.

"Yah ketinggalan kali qila,, Yaudah kita berdua duluan ya nanti kalau memang ketinggalan pake punya gw dulu tapi bayarnya 2 kali lipat ya" Ucap shasa sambil tertawa becanda.

"Ih dasar dah sana duluan nanti gw nyusul" Ucap qila kemudian shasa dan cia pun pergi menuju kantin hingga di kelas itu tersisa Adrian dan aqila.

"Duh mana ya" Keluh aqila yang masih sibuk mencari dompetnya.

"Kenapa?" Tanya Adrian yang tiba-tiba berada di depan aqila.

"Cari dompet" Ucap aqila ketus.

"Nih" Ucap Adrian menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada aqila.

"Gausah" Ucap aqila ketus kemudian memalingkan wajahnya.

"Sana makan saya tau kamu belum sarapan tadi" Ucap Adrian.

"Gausah" Ucap aqila kesal.

"Bisa gak jangan ngebantah saya" Ucap Adrian tegas pada aqila.

"Ck! Makasih" Ucap aqila mengambil uang yang berada di tangan Adrian kemudian berdiri dari kursinya dan hendak pergi namun tiba-tiba Adrian memegang pergelangan tangan aqila lalu menatap wajah aqila dengan mata yang tajam namun begitu berkarisma yang membuat aqila gugup.

"Sa-saya lapar" Ucap aqila mencoba melepaskan tangannya. Adrian hanya tersenyum kecil kemudian melepaskan lengan aqila, lalu aqilapun segera pergi.

"Menarik, lucu" ucap Adrian yang melihat aqila berjalan dengan langkah yang cepat.

My Lecturer My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang