Drrttttt drrtttttt.. Tiba-tiba handphone aqila bergetar.. Terlihat nama cia di layar hp,, aqila ingin mengangkat telfon dari cia namun saat ini ia takut dengan Adrian.
"Angkat" Ucap Adrian ketika melihat hp aqila bergetar. Dengan gugup aqila mengangkat telfonnya.
"Qila.. Pak Herman gak masuk sedang, ada halangan,, jadi kita bisa berangkat sekarang.. Lo dimana?" Tanya cia. Mereka semua sudah menunggu aqila di parkiran. Mereka akan menggunakan mobil Felix.
"Mm ma-masih di ruangan pak Adrian" cicit aqila dengan suara yang pelan.
"Masih lama? Kita tunggu lo di parkiran ya.. Di dalam mobil Felix" Ucap cia lalu mematikan sambungan telfonnya.
"Kamu boleh pulang.. Pak Herman sedang menunggui istrinya di rumah sakit jadi dia tak masuk hari ini" Ucap Adrian pada qila. Dengan mata yang berkaca menahan tangis karena tadi Adrian berbicara sangat keras padanya,, qila pun keluar tanpa sepatah kata pun.
"Mungkin gw terlalu kasar sama qila" Batin Adrian lalu menghembuskan nafasnya sedikit menyesal karena terlalu terbawa emosi.
"Mungkin selesai ini gw harus ke rumah qila" gumamnya.
"Babby" Teriak Felix memanggil qila sambil melambaikan tangannya.. Melihat itu qila berlari menuju mobil Felix, dan duduk di kursi tengah dengan Felix.
"Hai.. Maaf lama" Ujar qila pada teman-temannya.
"Yoi qil sans" Ucap gaga yang duduk di kursi pengemudi.
"Let's go kita berangkaaattttttt" Ucap cia yang duduk di kursi depan bersama gaga.
"Yuhuuuuuuuuu puncaakkk i'm comiiiiiiing" Ucap shasa yang duduk di kursi belakang bersama Andre.
Merekapun berangkat menuju puncak untuk menginap disana.
Di tempat lain.. Kini jam menunjukkan pukul 21.00 malam.. Adrian mencoba terus menelfon qila namun tak kunjung mendapat jawaban dari qila.
"Apakah dia marah" Gumam Adrian yang kini berada di rumahnya.
"Mungkin gw harus kesana" Ucapnya lagi kemudian ia bersiap-siap untuk kerumah aqila. Ia hanya memakai celana levis berwarna navy dan atasan kaos lengan pendek berwarna putih.
"Mau kemana Adrian?" Tanya Dona ibu dari Adrian yang sedang duduk di sofa bersama Rudi ayah dari Adrian.
"Mau ke rumah qila sebentar" Jawabnya.
"Sudah larut mungkin qila sudah tidur" Ucap rudi.
"Hanya sebentar saja" Ucapnya lalu menuju garasi mobilnya. Dona dan rudi hanya geleng-geleng kepala.
Sesampainya di rumah aqila. Ia pun menekan bell yang berada di dekat pintu masuk setelah di bukakan gerbang utama oleh satpam yang menjaga rumah aqila.
"Eh den Adrian.. Mari Silahkan duduk den" Ucap salah satu pelayan di rumah aqila.
"Papah" Panggil Adrian ketika melihat hermawan papah dari aqila yang baru saja keluar dari ruang kerjanya yang berada di lantai 1.
Hermawan pun menoleh..
"Loh Adrian.. Katanya berlibur dengan qila?" Tanya Hermawan lalu menghampiri Adrian yang masih berdiri di dekat sofa.
"Hah? Justru Adrian kesini ingin menemui aqila" Ucap Adrian heran.
"Loh.. Tadi mamah bilang bahwa malam ini sehabis pulang dari kampus qila izin berlibur dengan kamu" Ucap Hermawan yang juga menjadi bingung. Adrian hanya mengerutkan halisnya bingung.
"Sebentar.. Mmaaahh.. Mamaahh" Teriak Hermawan memanggil Jihan.
"Iya pah kenapaa" sahut Jihan dari lantai 2.
"Turun sebentar" Ucap Hermawan. Kemudian tak lama Jihan turun melalui tangga.
"Loh Adrian? Gak jadi liburannya?" Tanya Jihan yang melihat Adrian kini berada di rumahnya. Adrian semakin bingung di buatnya ia hanya diam dengan wajah yang benar-benar kebingungan.
"Qila tadi sore telfon katanya pulang kuliah kalian akan berlibur" Ujar Jihan menghampiri Adrian dan Hermawan.
"Adrian justru mencari qila kesini, sejak 2 jam yang lalu qila tidak mengangkat telfon Adrian" Ujar Adrian. Kini Jihan mengerutkan alisnya bingung.
"Loh lalu qila kemana?" Ucap Jihan mulai khawatir.
Adrian memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya menahan marah. Ia langsung bisa menyimpulkan bahwa aqila membohongi kedua orang tuanya dengan alesan ingin berlibur dengan dirinya.
"Adrian akan mencari qila" Ucapnya lalu mencium punggung tangan Jihan dan Hermawan kemudian izin pamit.
Adrian ingat bahwa ia bisa melacak keberadaan aqila melalui handphone nya. Adrian kemudian membuka hpnya untuk melacak keberadaan aqila. Maps itu menunjukkan bahwa aqila sedang berada di salah satu Cafe di daerah puncak. Tanpa berfikir panjang Adrian langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju puncak. Kira-kira membutuhkan waktu 2 jam perjalanan. Beruntung jalanan lancar tidak macet sehingga Adrian bisa sampai dalam tepat waktu dan aqila masih berada di cafe itu.
Dari dalam mobilnya Adrian bisa melihat aqila dengan beberapa temannya termasuk Felix. Karena kafe itu terbuat dari kaca yang bisa terlihat dari luar. Melihat aqila yang di rangkul dan duduk bersebelahan dengan Felix di tambah aqila yang memeluk tubuh Felix membuatnya semakin emosi.
"Sialan" gumam Adrian dari dalam mobil mewahnya. Kemudian Adrian keluar mobil dan berniat menghampiri qila dan teman-temannya. Semua perempuan yang berada di cafe itu melihat takjub dengan ketampanan Adrian.
"Pulang" Ucap Adrian dan langsung menarik tangan qila untuk bangun dari duduknya,, sontak merekapun di buat kaget dengan kedatangan Adrian sang dosen.
"Loh pak Adrian" Ucap shasa bingung dengan situasi saat ini.
"Apasih lepasin" ucap qila dengan suara berbisik dan mencoba menarik tangannya dari pegangan Adrian namun Adrian sangat erat memegang tangan aqila sampai aqila sebenarnya merasa kesakitan.
"Pulang" Ucap Adrian lagi kemudian menarik dengan kuat tangan qila dan membawa qila menuju mobil.
"Loh qillaaa" panggil Felix heran. Kemudian mereka mengejar qila yang di bawa paksa oleh Adrian.
"Qila" teriak Felix lagi sambil terus mengikuti Adrian dan qila.
"Ih Apasih lepasin ih sakit" Ucap qila marah sambil terus mencoba menarik lengannya tapi tak bisa. Adrian hanya diam dengan wajah nya yang memerah menahan marah.
Sesampainya di mobil Adrian membukakan pintu untuk aqila.
"Masuk" Ucap Adrian singkat dan dingin sambil mendorong tubuh qila ke dalam mobil,, setelah qila masuk Adrian membanting pintu mobil dengan cukup kencang.
BRAK.. suara pintu mobil yang di tutup Adrian,, dan membuat aqila terkejut takut ketika Adrian sudah benar-benar marah seperti ini.
Felix, cia, shasa, dan yang lainnya di buat bertanya tanya melihat dosennya yang tiba-tiba datang membawa qila.
"Kamu berhutang banyak penjelasan padaku qila" Gumam Felix kemudian berbalik di ikuti cia dan yang lainnya kembali ke cafe.
Adrian pun melajukan mobilnya..
Felix sangat khawatir dengan qila sedari tadi ia mencoba untuk menghubungi qila namun tak mendapat jawaban.
Di dalam mobil qila dan Adrian sama sama diam hanya terdengar suara hp aqila yang terus berbunyi karena Felix terus menelfon qila. Merasa kesal Adrian mengambil hp dari genggaman tangan qila kemudian melihat layar hp yang menampilkan nama (sayang) yang terus menelfon sedari tadi. Adrian yang kesal pun melempar hp aqila ke jok belakang mobilnya. Aqila yang melihat itu merasa sedikit takut dan menelan ludahnya.
Adrian pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer My Future
Romance🔴CERITA 21++‼️‼️🔴 HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN❗️ "Kamu bisa gak dengerin omongan saya!" Ucap Adrian "Apasih" Ucap Aqila cuek "Sekarang saya calon suami kamu, Bukan hanya dosen kamu. Dengerin saya!" Ucap Adrian lagi. .-.-.-.-.-.-.-.-.-.- Hay gu...