BAB17

16.6K 145 0
                                    

Merasa emosinya tak lagi bisa di bendung akibat aqila terus membandingkannya dengan Felix akhirnya Adrian hilang kesabaran pada calon istrinya itu.

Adrian menarik paksa pergelangan tangan aqila walaupun aqila berusaha melepaskan cengkeraman Adrian dari lengannya namun tenaganya tak cukup kuat bila di bandingkan dengan Adrian. Adrian membawa aqila ke sisi kasur lalu membanting nya cukup keras yang membuat aqila merasa sangat sakit.

"Akh" Jerit aqila meringis sakit.

"Apa dia cukup hebat sehingga membuat kamu begitu mencintainya?" Ucap Adrian dengan emosi yang ber api-api.

"Apa dia sangat tampan sampai kamu tak bisa melupakannya?!"

"Apa dia sangat mahir di ranjang sampai kamu tak bisa melepaskannya?!!" Ucap adrian dengan wajah yang sangat emosi pada aqila yang kini terlentang tak berdaya di kasur ukuran king size itu. Ia hanya bisa menangis sambil memegangi pergelangan tangannya yang sakit karena cengkeraman Adrian yang cukup kuat tadi.

"Kamu menguji kesabaran saya aqila!" Ucap Adrian kemudian mengukung tubuh mungil aqila dan melumat kasar bibir aqila. Tak cukup waktu lama Adrian lalu merobek baju yang di kenakan aqila dan membuangnya asal hingga kini mereka berdua sudah sama sama naked, tak ada 1 helai benang pun yang menempel di tubuh keduanya.

"Hiks hiks" Tangis aqila yang merasa sakit karena Adrian menghisap putingnya cukup keras sambil memasukkan juniornya dengan sekali hentakan yang membuat aqila mengeluarkan air matanya menahan sakit.

"Ahh" desah Adrian yang terus memaju mundurkan juniornya dengan gerakan yang cepat. Kini Adrian merubah posisi membalikkan tubuh aqila agar menungging lalu memasukkan kembali juniornya dari belakang ala dogy style.

Adrian terus memaju mundurkan juniornya pada lubang sempit aqila yang kini hampir lecet karena ulahnya.

"Akh ah" pekik aqila yang merasa sakit bukan nikmat.

Plak plak plak..

Adrian menampar bokong putih dan mulus aqila sampai tercetak tanda berbentuk tangannya yang berwarna sangat merah.

"Pak sakittt hiks" Rintih aqila tak kuat mengimbangi permainan Adrian. Lalu Adrian membalikkan tubuh aqila dan satu kakinya di naikkan pada bahu Adrian, memudahkan gerakan Adrian untuk terus memaju mundurkan juniornya. Sambil terus memaju mundurkan juniornya Adrian mengecup lembut bibir aqila.

"Saya mencintai kamu aqila" Ucap Adrian tulus menatap bola mata aqila yang merah karena terus menangis sedari tadi.

"Saya takut sama bapak" Jawab aqila bergetar. Kemudian Adrian mengusap lembut rambut yang menghalangi wajah cantik aqila dan mencium kening aqila dalam, kemudian dia mengeluarkan cairannya di dalam milik aqila.

"Aaahhhh" Desah Adrian saat berhasil orgasme kemudian tubuhnya ambruk menindih tubuh kecil aqila sambil mengatur nafasnya. Aqila hanya terdiam dengan mata sembab serta bekas air mata yang mengering di pipi tembam nya. Kemudian Adrian mengubah posisinya lalu membawa aqila ke pelukannya dan menyelimuti tubuh polos keduanya.

Merasa aqila tak juga kembali Felix berinisiatif keluar kamar untuk mencari aqila

Tok Tok Tok..

Felix mengetuk pintu kamar yang di dalamnya terdapat Adrian yang sedang memeluk aqila yang kini masih terdiam marah dengan perlakuan Adrian padanya.

"Sayang.. Kamu di dalam?" Panggil Felix di balik pintu kamar itu. Aqila yang mendengar suara Felix kembali mengeluarkan air matanya sedih. Dan hendak beranjak dari pelukan Adrian, namun Adrian menahannya sehingga aqila hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini.

"Sayang? Kamu gak apa apa kan?" Tanya Felix kembali namun tak mendapat jawaban dari dalam.

"Lepaaass saya mau keluar" Ucap aqila mencoba mendorong dada Adrian agar bisa terlepas dari pelukan Adrian.

"Mau kemana mm?" Tanya Adrian dengan suara lembutnya.

"Mau ke teman-teman saya" Jawab aqila berusaha mendorong dada bidang Adrian namun nihil.

"Kamu tidak akan bisa berjalan aqila" Ucap Adrian sabar.

"Saya punya kaki!" Kesal aqila.

"Dengarkan saya kali ini" Ucap Adrian.

"Bapak gak bisa seenaknya pada saya seperti ini.. Saya bukan perempuan murahan!" Kesal aqila menatap marah pada Adrian dosennya itu, kemudian ketika Adrian lengah aqila mencoba bangkit dan berjalan untuk keluar dari ruangan itu. Tapi ketika hendak bangun dari duduknya.

"Aawww aaakkhhh" Rintih aqila merasakan perih yang teramat di area kewanitaannya.. Bahkan rasa perih itu lebih sakit dari waktu pertama kali Adrian mengambil keperawanannya di hotel saat di puncak.

"Kan saya sudah bilang" Ucap Adrian melihat aqila yang duduk terjatuh. Benar kata Adrian aqila tak akan bisa jalan karena Adrian tau bahwa vagina aqila mengalami lecet yang cukup parah dan sangat merah karena ulahnya.

"Hiks mamah.. Hiks" Aqila menangis memanggil mamahnya. Lalu Adrian menarik tangan aqila dan menidurkannya di sampingnya. Kemudian Adrian bangun dan mengambil hpnya di atas nakas untuk menelfon seseorang.

My Lecturer My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang