"Memangnya pak Adrian kurang apa sih qila?" Tanya cia pada aqila.
"Dia kasar cia, dingin, 12 pintu, dan galak" Ucap aqila sambil duduk di taman dengan cia.
"Lo hanya tak mengerti cara dia mengungkapkan rasa cintanya aqila" Ucap cia.
"Pak Adrian kan terkenal tak suka bersentuhan dengan lawan jenis.. Bahkan dia akan marah jika wanita dari kalangan mahasiswa ataupun dosen tak sengaja menyentuh nya.. Tapi sama lo? Bahkan dia memberikan semua tubuhnya untuk lo sentuh qila" Ucap cia,, aqila hanya menyimak.
"Simpel aja deh.. Selama lo kuliah disini,, lo pernah gak melihat pak Adrian menyentuh tangan mahasiswi di sini? Walaupun hanya sekedar hendak memberi salam" tanya cia.
"Tidak sih,, tidak sekalipun" Ucap aqila mulai berfikir.
"Naahhh.. Tidak sekalipun aqila.. Tapi sama lu? Dia bahkan menyentuh lu dan bukan hanya tangan lu tapi seluruh tubuh lu qila.. Bukan hanya sekali kan? Berkali kali.. Pak Adrian kecanduan sama lu aqila,, Tanpa lu sadar,, lu sudah mencairkan gunung es yang beku itu" Ucap cia lagi menyadarkan aqila.
"Dia sangat mempedulikan lo aqila tapi sayangnya lo gak paham" Ucap cia menyayangkan sikap dari sahabatnya itu..
"Lo di sogok pak Adrian untuk mempengaruhi gw ya?" Ucap aqila tiba-tiba.
"Fikiran lo tuh bersihin banyak batunya" Ucap cia yang kini kesal karena aqila sangat keras kepala.
"Habisnya lo belain pak Adrian terus" Ucap aqila kesal.
"Bukan belain qila.. Hanya berusaha membuka fikiran lo yang selama ini tertutup" Ucap cia.
"Lo lupa cia? Gw masih punya Felix" Ucap aqila mengingatkan cia bahwa aqila telah memiliki kekasih.
"Gw tau.. Tapi firasat gw belakangan ini gak baik tentang Felix" Ucap cia jujur pada aqila.
"Kenapa gitu?" Tanya aqila heran.
"Ntahlah,, Semoga perasaan gw aja yang salah" Ucap cia dan di balas anggukan oleh aqila.
"Oiya qilla.. Lo cerita sama shasa kalau sudah pernah berhubungan?" Tanya cia pada qila. Qila mengerutkan dahinya heran dengan pertanyaan cia.
"Lo cerita sama shasa?" Tanya nya lagi.
"Ngga.. Cuma cerita sama lo aja" Ucap aqila.
"Koo shasa tau?" Ucap cia.
"Tau apa?" Tanya qila.
"Soal lo yang udah pernah berhubungan" Ucap cia.
"Cuma cerita sama lo koo sumpah" Ucap qila dengan tatapan meyakinkan.
"Lantas dia tau dari mana?" Tanya cia.
"Dia tau gw berhubungan sama siapa?" Tanya aqila.
"Sama siapanya sih sepertinya dia tidak tahu" Ucap cia yakin.
"Syukurlah" Ucap qila.
"Masa pak Adrian? Gak mungkin kan?" Ucap cia.
"Sepertinya pak Adrian bukan sosok yang seperti itu" Ucap aqila di benarkan oleh cia.
"Masa Felix?" Ucap cia.
"Apa urusannya Felix dengan shasa?,, Felix kan pacar gw" Ucap aqila heran.
"Yaudahlah tak usah di ambil pusing,, shasa juga tak akan memberitahukannya pada siapapun kan" Ucap cia dan di jawab anggukan oleh aqila.
"La,, pak Adrian tuh" Ucap cia kala melihat Adrian berjalan di koridor kampus depan taman dengan stelan kemeja berwarna biru dongker lengan panjang yang ia gulung sebatas siku memperlihatkan jam tangan mahalnya dengan tangan berotot berkulit putih cerah yang di tumbuhi bulu tangan cukup lebat di padukan dengan dasi berwarna hitam dan celana bahan panjang berwarna hitam.. Juga tak lupa kacamata yang selalu bertengger di hidung mancungnya menambah tingkat ketampanan pada dosen muda itu.. Ia berjalan dengan membawa laptop mahal dan beberapa buku di lengannya dengan satu lengannya ia masukan ke saku celananya.. Dosen tampan itu hendak memasuki ruangan tempat ia mengajar saat ini.
"Setampan dan se mahal itu? Lo serius gak tertarik sedikitpun?" Ucap cia menoleh pada aqila.
"Ngga,, sama sekali ngga" Ucap aqila yang menatap lurus ke arah Adrian yang sedang berjalan itu.
"Jalannya saja bak model internasional, tubuhnya yang Atlentis.. Tapi sayang rasa cintanya di sia-siakan oleh bocah seperti aqila" Ledek cia yang merasa mata dan hati aqila benar-benar tertutup oleh perasaannya pada Felix.
"Diam cia" Ucap aqila malas.
"Eh,, kemarin nada menghampiri meja pak Adrian sewaktu pak Adrian mengajar di kelas kita" Ucap cia memberitahu aqila.
"Terus?" Jawab aqila.
"Gw sedikit menguping bahwa orang tua nada ingin bertemu dengan pak Adrian,, menurut lo ada apa?" Tanya cia pada qila.
"Gatau" Jawab aqila cuek.
"Qila.. Sepertinya mulai sekarang lo harus hati-hati sama nada.. Dia sepertinya menyukai pak Adrian" Ucap cia yang memiliki firasat buruk pada nada.
"Lo indigo ya ci?" Tanya qila pada cia,, pasalnya sahabatnya itu selalu mempunyai firasat yang aneh-aneh belakangan ini.
"Gw serius aqila" Ucap cia meyakinkan.
"Dah lah lo aneh banget cia" Ucap qila kemudian beranjak dari duduknya hendak masuk kelas yang sebentar lagi akan di mulai.
"Iihhh qila tunggu" Ucap cia yang berlari kecil mengejar aqila yang berjalan seperti penguin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer My Future
Romance🔴CERITA 21++‼️‼️🔴 HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN❗️ "Kamu bisa gak dengerin omongan saya!" Ucap Adrian "Apasih" Ucap Aqila cuek "Sekarang saya calon suami kamu, Bukan hanya dosen kamu. Dengerin saya!" Ucap Adrian lagi. .-.-.-.-.-.-.-.-.-.- Hay gu...