BAB12

17K 151 3
                                    

"Qila" Panggil cia melambaikan tangannya pada qila yang sedang berjalan di koridor kampus.

"Kenapa wajahmu qila?" Tanya cia melihat wajah aqila yang murung.

"Gak koo Gapapa" Ucap qila lesu.

"Ada masalah sama Felix?" Tanya cia.

"Lebih dari itu" Ucap cia.

"Apa? Cerita aja qila,, sini sini kita duduk di sini" Ucap cia menarik tangan aqila untuk duduk di kursi yang di sediakan di taman kampus.

"Jadi apa?" Tanya cia pada qila.

"Gini., Kemarin kan gw main sama Felix,, pokoknya kita main ke restoran yang dulu biasa gw dateng in sama Felix lu tau kan cia.. Terus di sana kita melakukan hubungan begituan" ucap qila.

"Hah? Lo sama Felix?" Cia membelalakkan matanya terkejut dengan ucapan qila.

"Benar belum selesai.. Lanjut gak?" Ucap qila.

"Ok ok syok gw" Ucap cia.

"Terus waktu gw lagi begituan sama Felix pak adrian tiba-tiba dateng,, gw gatau dia dapet kuncinya dari mana.. Dia liat gw sama Felix terus pergi gitu aja.. Tapi saat itu Felix gatau kalau ada pak adrian.. Akhirnya karena mood gw gak enak gw memutuskan untuk pulang" Ucap aqila sedih.

"Terus?" Ucap cia yang sangat penasaran dengan kelanjutan cerita dari qila.

"Nah sewaktu gw sampai di rumah ternyata pak adrian udah ada di sana,, ngobrol sama mamah,, karena mamah takut kita canggung akhirnya mamah nyuruh gw dan pak adrian untuk mengobrol di kamar.. Nah di kamar itu pak adrian marah dan memaksa gw melakukan hubungan dengannya" Ucap qila.

"What???? Qila?" Cia sangat samgat terkejut di buat qila.

"Lanjut gak?" Ucap qila.. Cia hanya menganggukkan matanya sambil membelalakkan matanya.

"Awalnya gw berontak tapi lama-lama gw ikut terhanyut sama permainan pak adrian, hingga setelah selesai kita berdua tertidur.. Mungkin pada saat tertidur mamah masuk dan melihat gw dan pak adrian akhirnya papah memutuskan untuk mempercepat pernikahan kita di minggu depan" Ucap qila sedih.

"Qila.. Lo begituan sama pak adrian?" Tanya cia, qila menganggukkan kepalanya.

"Lo pertama kali berarti dengan Felix dan pak adrian tau?" Tanya cia lagi.

"Justru.. Pertama kali gw melakukannya dengan pak adrian,, dan Felix tak mengetahuinya" Cicit aqila sedikit berbisik.

"Hah? Gw pingin pingsan qila" Ucap cia.

"Gimana ya,, gw gamau Felix sampe tau cia" Ucap qila dengan matanya yang berkaca.

"Kita sembunyikan ini.. Tapi gak bisa selamanya,, lambat laun Felix pasti tau" Ucap cia.

"Shasa gimana?" Ucap cia.

"Jangan kasih tau shasa.. Cukup kita" Ucap qila.

"Hai kalian berdua.. Gw cari kemana-mana ternyata disini" Ucap shasa menghampiri cia dan qila.

"Qila,, lo di cariin Felix" Ucap shasa.

"Sekarang Felix dimana?" Tanya qila.

"Di kelas.. Yuk kita ke kelas sebentar lagi pak adrian masuk" Ucap shasa. Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas.

"Sayang" Panggil Felix melambaikan tangannya pada qila. Lalu kita menghampiri Felix dan duduk di sebelah meja Felix.

"Pagi pak" Ucap semua orang yang berada di kelas itu ketika adrian masuk. Adrian hanya menganggukkan kepalanya.

"Brengsek" batin adrian ketika melihat qila yang duduk bersampingan dengan Felix. Cia yang melihat wajah marah adrian melirik ke arah aqila.

"Mulai sekarang setiap pelajaran saya laki-laki dan perempuan duduk berjarak.. Perempuan di sebelah kanan dan laki-laki di sebelah kiri" Ucap adrian.

"Maaf pak.. Kita kan mahasiswa bukan siswa smp yang bangkunya harus di atur" Ucap Felix.

"Jika ada yang tidak setuju dengan peraturan saya Silahkan keluar dari kelas saya dan tidak boleh mengikuti kelas ini sampai selesai sks" Ucap adrian tegas. Qila memandang kesal pada adrian dan pastinya adrian mangetahui itu.

"Apa apaan sih dosen itu bikin peraturan gak masuk akal" Ucap qila kesal pada cia dan shasa.

"Pak adrian kan memang suka gitu" Ucap shasa.

"Tapi walaupun begitu dia sangat tampan qila" Ucapnya lagi.

"Cih.. Di hatiku masih tetap Felix!" Decih qila.

Cia dan shasa hanya menggelengkan kepalanya.

Ting..

Adrian : Saya tunggu di mobil.

Pesan dari adrian untuk qila.

"Gw pulang ya" Ucap qila pada cia dan shasa.

"Ok hati-hati ya qilaa" Ucap shasa dan qila hanya melambaikan tangannya sambil berjalan.

Di tengah perjalanan menuju kediaman qila hanya hening yang ada di dalam mobil mewah adrian.

"Ingat ya.. Saya menyetujui pernikahan ini hanya karena orang tua saya bukan karena saya cinta dengan bapak!" Ucap qila kesal pada adrian. Adrian hanya diam mendengarkan ocehan qila.

"Saya tidak cinta dengan bapak!" Ocehnya lagi.

"Dan saya.. Tidak akan putus dengan Felix!" Ucap qila menekankan nada suaranya. Mendengar itu membuat adrian emosi dan meminggirkan mobilnya lalu berhenti. Dengan tangan kanannya adrian menarik dagu aqila lalu ia lumat bibir ranum aqila yang sedari tadi mengoceh padanya. Ciuman adrian terasa sangat menuntut dan kasar.. Ia juga Mr mainnya lidah aqila membelitnya dengan lidahnya sampai aqila kesulitan bernafas. Lalu adrian melepaskan ciumannya.

"Sekali lagi sebut nama bajingan itu di hadapan saya, saya buat kamu tidak bisa berjalan 1 minggu!" Ancam adrian kesal. Aqila yang mendengar ancaman adrian membelalakkan matanya terkejut sekaligus takut dan hanya bisa terdiam.. Kemudian adrian melajukan kembali mobilnya untuk mengantar aqila pulang.

My Lecturer My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang