BAB13

16.2K 142 1
                                    

Sesampinya di kediaman aqilla..

"Duuhh anak mamah udah pulang" Ucap Jihan lalu mengusap usap pucuk kepala qilla. Lalu qila dan Adrian mencium punggung tangan Jihan.

"Duh calon mantu mamah" Ucap Jihan pada adrian, qila yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan menuju kamarnya meninggalkan Jihan dan Adrian di ruang tengah rumahnya.

"Mmm.. Adrian,, bisa kita bicara sebentar" Ucap Jihan.

"Boleh,, ada apa mah?" Tanya Adrian lalu Jihan mengajak Adrian untuk duduk di kursi yang berada di ruangan tersebut dan mulai membuka obrolan.

"Hm jadi gini.. Sepertinya pernikahan kalian akan mundur, namun tidak akan lama.. Perkiraan hanya akan mundur 1 bulan" Ucap Jihan, Adrian mengerutkan dahinya bingung.

"Memangnya kenapa mah?" Tanya Adrian bingung.

"Mamah dan papah ada urusan di luar negeri di kantor cabang. Akan ada beberapa pekerjaan yang harus kami urus disana selama 2 minggu. Kami sudah membicarakan ini pada orang tuamu, dan mereka tak keberatan" Ucap Jihan lagi.

"Mmm.. Baiklah.. Adrian bagaimana baiknya mamah dan papah saja" Ucap Adrian sopan.

"Mamah juga ingin menitipkan aqila padamu Adrian.. Selama kami pergi tolong jaga aqila, kamu tinggal disini selama kami di luar negeri ya" Ucap jihan meminta Adrian untuk tinggal di rumahnya sementara.

"Adrian tidak keberatan mah" Ucap Adrian.

"Terimakasih banyak Adrian.. Mamah dan papah sudah sangat mempercayai aqila padamu.. Pakailah waktu 2 minggu itu untuk mendekati dan memahami aqila ya,, mamah yakin kamu pasti bisa meluluhkan aqila" Ucap Jihan menggenggam tangan Adrian penuh harap.

"Baik mah Adrian tidak akan mengecewakan mamah dan papah" Ucap Adrian tersenyum.

"Lalu kapan mamah dan papah akan berangkat?" Tanya Adrian.

"Besok pagi" Ucap Jihan.

"Qilla sudah tau?" Tanyanya lagi.

"Sudah.. Dan aqila sudah tau kamu akan tinggal sementara disini" Ucap Jihan dan Adrian menganggukkan kepalanya.

Di kamar qila..

"Qila" Panggil Adrian di depan pintu kamar qila. Namun qila tak menjawab.

"Aqila" Panggilnya lagi.. Namun tak juga mendapatkan jawaban.

Ceklek.. Pintu terbuka..

"Kamu gak denger saya manggil?" Tanya Adrian yang melihat qila sedang menatap layar laptopnya sambil mengetikkan sesuatu.

"Sibuk" Jawab aqila ketus. Adrian pun melangkahkan kakinya menuju aqila dan melihat layar laptop aqila yang menampilkan tugas kuliahnya.

"Yang ini salah" Ucap Adrian menunjuk salah satu nomor di jawabannya.

"Ya habisnya susah!" Kesal aqila. Ya,, aqila sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh Adrian saat mengajar tadi.

"Makanya kalau saya jelaskan perhatikan" Ucap Adrian lalu mengambil laptop aqila membawanya ke pangkuannya. Lalu Adrian membantu qilla mengerjakan tugasnya hingga selesai.

"Sama saja saya yang mengerjakan" Ucap Adrian yang melihat aqila malah sibuk dengan hpnya.

Aqila senyum senyum sendiri melihat layar hpnya yang membuat Adrian penasaran aqila sedang apa. Lalu Adrian merebut hp aqila dan melihat layar hp aqila. Setelah melihat layar hp aqila Adrian menatap aqila tajam.

"Apa?" Tanya aqila ketika Adrian menatap aqila dengan tatapan tajamnya.

"Bukannya saya sudah memperingatkan kamu? Kenapa masih berhubungan dengan bajingan itu?" Tanya Adrian.

"Dia Felix pacar saya, jaga mulut bapak!" Kesal aqila ketika Adrian menyebut Felix dengan panggilan bajingan. Tanpa sepatah katapun Adrian mencabut sim card yang berada di hp aqila lalu mematahkannya dan menghapus akun aplikasi chatting di hp aqila.

"Apaan sih keterlaluan tau gak!" Kesal aqila yang kini sangat marah dengan apa yang di lakukan oleh Adrian.

"Kamu milik saya aqila queenza Hermawan!" Ucap Adrian pelan namun menusuk. Aqila hanya menatap kesal pada Adrian.

"Saya pulang" Ucap Adrian lalu pergi dari kamar aqila.

"Cih" Decih aqila kesal lalu membanting tubuhnya pada kasur kamarnya.

Esok hari pun tiba..

"Eh kita kerja kelompok aja gak sih?" Ucap cia yang kini merasa kesulitan mengerjakan tugas dari Adrian.

"Lo udah qila?" Tanya shasa yang melihat qila duduk santai di meja kelasnya.

"Baru satu tugas.. Yang lainnya belum" Jawab qila.

"Gw sih Ayok" Ucap qila menyetujui ajakan cia untuk kerja kelompok.

"Lo gimana?" Tanya cia pada qila. Dan qila hanya menganggukkan kepalanya.

"Di rumah lo ya qil?" Ucap cia.

"Iya boleh kapan?" Tanya qila.

"Siang ini" Ucap cia, dan qila menganggukkan kepalanya setuju.

"Pak devan gak ada jadwal ya hari ini?" Tanya shasa.

"Ngga ada.. Why?" Tanya cia.

"Ngga.. Tanya aja" Jawab shasa.

Selesai matkul terakhir merekapun berangkat menuju kediaman qila.

"Mobil siapa nii qil? Mobil baru?" Tanya cia yang melihat mobil mewah terparkir di garasi rumah qila.

DEG..

Qilla lupa bahwa mulai hari ini Adrian tinggal sementara di rumahnya sampai orang tuanya kembali ke Indonesia.

"Mm.. I-iya.. Baru.. Hehe" Ucap qila beralasan.

"Eh kalian tunggu disini dulu ya sebentar aja ok" Ucap qila kemudian berlari tergesa ke dalam rumahnya.

"Kenapa sih qila aneh banget deh" Ucap cia.

Di dalam rumah ia mencari keberadaan Adrian.. Mencari ke setiap ruangan tapi tak menemukannya,, Hanya ada 1 ruangan yang belum aqila periksa, yaitu kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya.

"Pak Adrian" Panggil qilla saat melihat Adrian sedang tertidur di kamarnya.

"Pak" Panggilnya lagi sambil membangunkan Adrian.

"Mmhh iya?" Ucap Adrian kemudian membuka perlahan matanya.

"Ngapain sih di kamar saya? Kan ada kamar tamu" Kesal qila.

"Ya memang kenapa kalau saya ingin disini?" Ucap Adrian kemudian menyandarkan badannya di kepala ranjang.

"Pindah! Ada temen-temen saya!" Ucap aqila.

"Siapa?" Tanya Adrian.

"Cia sama shasa" Ucap qila kemudian Adrian terpaksa pindah ke kamar tamu dan aqila tak membolehkan Adrian untuk keluar dari kamar itu sampai cia dan shasa pulang.

My Lecturer My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang