BAB9

18.5K 149 1
                                    

Tring.. Bunyi notifikasi pesan masuk pada hp qila

Pak devan : Makan siang dengan saya.

"Cih" Decih qilla kemudian menaruh hp di sakunya.

"Kenapa qil?" Tanya cia.

"Ngga,, hehe.. Gak apa apa ko" Ucap qilla gugup.

"Sayang,, malam ini kamu ada waktu?" Tanya Felix yang duduk di samping aqila sambil merangkul aqila.

"Memangnya kenapa?" Tanya qila.

"Aku ingin membawa kamu ke suatu tempat" Ucapnya lagi.

"Kemana?" Tanya qila penasaran.

"Udaaahh pasti nanti kamu akan senang" Ucap Felix.

"Pulang kampus aja kita langsung berangkat gimana?" Ucap cia senang.. Pasalnya jika ia pulang dulu ke rumah pasti tak akan di beri izin oleh orang tuanya, kecuali jika ia pergi bersama Adrian.

"Boleh" Ucap Felix kemudian memeluk qila erat.

"Kacang.. kacaaang" Ucap shasa melihat kebersamaan Felix dan qila. Lalu di sambut tertawaan oleh qila, Felix, dan cia.

"Eh pak Adrian tuh" Ucap cia ketika melihat Adrian berjalan menuju kantin bersama beberapa dosen lain hendak makan siang.

Qila yang terkejut dengan ucapan cia langsung menoleh ke belakang melihat Adrian. Tak sengaja tatapan mereka berdua bertemu.. Adrian terus melihat ke arah aqila dengan tatapan dinginnya sambil berjalan menuju meja kantin yang memang di khususkan untuk para dosen. Qila yang menyadari itu langsung membalikan tatapannya menatap shasa.. Shasa melebarkan matanya menatap qila memberikan kode. Pasalnya qila kini sedang di rangkul mesra oleh Felix yang duduk di sampingnya.

"Makin hari makin ganteng aja pak Adrian" Ucap cia. Shasa pun menyenggol kaki cia untuk menyadarkannya. Kini shasa dan cia menatap qila memberi kode bahwa Adrian semakin dekat.

Sebenarnya jantung aqila kini bergerak lebih cepat karena gugup dan takut pada Adrian. Ketika Adrian melewati meja qila dan teman-temannya ia memberikan tatapan yang mengancam pada aqila, aqila hanya menelan ludahnya gugup.

Meja dosen berada tak jauh di depan meja aqila dan teman-temannya. Dengan begitu sangat mudah bagi Adrian mengawasi aqila.

"Sayang,, parfum kamu ganti?" Tanya Felix yang mencium aroma parfum di leher aqila.

"Mm I-iya sayang.. hehe" Ucap qila gugup.

"Kamu kenapa sayang? Gak nyaman aku rangkul?" Tanya Felix yang melihat aqila kini terlihat gugup.

"Nya-nyaman ko,, hehe" ucap qila. Adrian yang berada tepat di depan aqila dan Felix pun menahan emosinya melihat calon istrinya di sentuh oleh pria lain.

"Eh kita ke taman yuk" ajak cia yang melihat qila mulai merasa tak nyaman.

"Ngapain? Gw baru aja mau pesen makan" Ucap Felix.

"Kita ngobrol disana aja sambil liat ikan yuk" Timpal shasa yang juga mengerti situasi saat ini.

"Yuk sayang,, aku pengen kasih makan ikan di taman" Ajak qila pada Felix.

"Yaudah ayo deh kalau kamu yang minta" Ucap Felix sambil tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala qila. Kemudian shasa dan cia berjalan terlebih dahulu di ikuti oleh qila yang di rangkul Felix di belakang. Adrian yang melihat qila meninggalkan kantin pun kini hanya mampu menahan emosinya yang sudah menggebu.

Jam pulang kampus pun tiba..

Kini qila dan Felix memasuki mobil mewah milik Felix.. Mereka akan pergi ke suatu tempat.

"Daahhh have fun kaliaaannn" Teriak cia pada qila dan Felix ketika mobil sudah mulai melaju meninggalkan pekarangan kampus mewah tersebut.

"Kalau gw jadi qila sih gw lebih pilih pak Adrian, sudah jelas pekerjaannya, tampan, tajir pula" Ucap shasa.

"Kita gak tau apa yang qila rasain,, jadi biarkan dia memilih pilihannya sendiri" Timpal cia dan di balas anggukan oleh shasa.

"Sayang,, kita mau kemana sih?" Tanya qila pada Felix yang duduk di kursi pengemudi.

"Udah nanti juga kamu tau" Ucap Felix dengan senyuman.

Setelah sampai di tempat tujuan.

"Sudah lama kan kita gak kesini?" Ucap Felix.

"Tapi aku takut ketauan mamah papah" Ucap qila.

"Mereka gak di sini qila" Ucap Felix kemudian membukakan sabuk pengaman qila.

"Yuk" Ajak Felix.

Mereka kini ada di salah satu tempat hiburan elit dan megah bernuansa restoran dan privat. Setiap meja berada di dalam ruangan yang berbeda-beda.

"Silahkan duduk tuan puteri" Ucap felix mempersilahkan qila duduk di sofa ruangan tersebut.

Waktu berlalu merekapun berbincang tentang banyak hal sambil melahap hidangan yang tersedia di meja makan tersebut.

"Qila" Panggil Felix yang duduk di samping aqila sambil merangkul aqila.

"Mmm?" Jawab qila dengan deheman lalu menoleh ke arah Felix. Dengan lembut Felix memajukan wajahnya kemudian bibir merekapun bertemu,, Felix menghisap lembut bibir qila dan di balas lumatan oleh qila.. Mereka berdua terbawa oleh suasana siang itu.

"Mmmhhh" desah qila yang kini ciuman Felix turun ke lehernya dan membuat beberapa kissmark disana.

"Love you qila" Ucap Felix dan membuka kaitan bra yang qila kenakan.

"Love you too" Jawab qila yang menikmati setiap sentuhan yang Felix berikan.

"Mmmhhhh aahhh" Desah qila yang kini payudaranya sedang di hisap oleh Felix.

"Aahhh Felix Oohh" erang qila merasa bergairah.

"Buka sayang" Ucap Felix sambil membuka kemeja yang qila kenakan.

"Aahhhh" desah qila saat Felix menidurkan tubuhnya dan menindih nya.

Felix membuka kancing dan resleting celananya lalu mengeluarkan juniornya. Felix menyibakkan rok pendek yang qila kenakan ke atas kemudian menurunkan cd yang qila pakai, kemudian ia melebarkan paha qila dan mengelus vagina qila dengan jarinya.

"Aahhhh sayang" desah qila. Kini ia sudah benar-benar terbawa suasana dengan Felix kekasihnya.

Felix kemudian menjilati vagina qila dengan lembut yang membuat qila geli di buatnya. Di rasa sudah basah Felix kemudian mensejajarkan juniornya dengan vagina qila.

"Boleh kan sayang?" Tanya Felix pada qila. Qila hanya menganggukkan kepalanya.

"Mungkin akan sedikit sakit kamu boleh meremas pundakku" Ucap Felix pada qila. Tersadar,, qila pun melebarkan matanya.

"Aaarggghhhh" erang Felix yang kini juniornya sudah masuk seluruhnya pada vagina qila. Memang lebih besar punya Adrian daripada Felix tetapi saat itu qila tak menikmatinya sama sekali dengan Adrian karena memang aqila tak menyukai Adrian. Seketika Felix memandang qila yang juga memandangnya dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa-apa" Ucap Felix dengan senyumnya pada qila kemudian mulai memaju mundurkan juniornya pada vagina qila.

"Aahhh aahhh Felix" Desah qila.

"Aarrggghhhh" desah Felix.

Merekapun saling memuaskan satu sama lain.

My Lecturer My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang