"Makasih ya Pak." masih dalam keadaan terdesak, Liara menutup pintu taksi online yang dia pesan dari kota tua ke rumah sakit tempat Liora dirawat.
"Neng, ini kembaliannya?" kata si supir
yang mengantar Liara barusn."Ambil aja, Pak." sahut Liara tanpa sedikitpun menoleh ke belakangnya.
Saat ini, Liara sama sekali tidak memperdulikan soal uang kembalian, atau apapun itu, Liara hanya ingin cepat-cepat sampai pada Liora, lalu memastikan bahwa saat ini Liora dalam keadaan yang baik-baik saja.
Liara berlari- dan terus berlari sepanjang lorong rumah sakit. Sampai tibalah dia tepat di depan ruangan ICU. Sayangnya karena saat ini belum ada jadwal besuk, jadinya Liara hanya bisa mengintip melalui lobang kaca.
Bagi Liara, mengetahui kalau saat ini adiknya baik-baik saja, itu sudah lebih dari cukup. Liara perlahan mengatur kembali nafasnya yang terengah-engah, dadanya yang tadinya terasa sesak, kini mulai normal kembali.
"Lega gue, kalau tau Liora aman-aman
aja. Terus rtinya, sekarang gue lagi diprank sama nomor itu? Sialan!" gerutunya. Barulab Liara menyadari kalau nomor asing itu hanya ingin bermain-main dengan Liara aja.Ting!
Penjahat!
Muka lo cantik banget kalau lagi panik Liara, haha.
18.10Mungkin kali ini gue cuma main-main
aja sama lo, tapi lain kali jangan harap lo sekeluarga bisa selamat dari gue.
18.10Pengecut
18.11Gue gak takut sama pengecut kayak lo
18.11Nantangin lagi?
18.11"Liara ngapain kamu diri di situ?"
Liara yang berniat ingin mengetikkan pesan, jadi terhenti karena Candra yang tiba-tiba saja datang dan menanyainya. Liara mematikan layar ponselnya, kemudian dia taruh di saku seragam sekolahnya.
"Nggak ngapain-ngapain, Pah. Liara cuma mau lihat kondisimya Liora aja." sahutnya.
"Kamu ke rumah sakit masih pake seragam sekolah? Memangnya kamu belum mandi? Atau ganti seragam dulu gitu, di rumah?" Candra bertanya lagi.
Tidak mungkin Liara menjawab jujur, kalau tadi sepulang sekolah, Liara tidak pulang, tapi dia langsung pergi bersama Elza. Liara pun sedikit membohongi Elza. "Aku tadi nggak sempet pulang ke rumah Pah."
"Yaudah mendingan sekarang kamu pulang, terus mandi. Liora-nya kan juga belum bisa dijenguk."
"Okeh Pah." Liara mematuhi apa kata Candra. Dia langsung berpamitan pada Candra, kemudian bergegas pulang ke rumahnya. Liara, Liara, apa nggak gempor tuh kaki.
- - -
K
amar Liara malam ini kedatangan tamu. Yang katanya dia akan menginap semalaman di sini. Tamunya adalah Devina. Liara sendiri yang meminta supaya Devina menemaninya malam ini, untuk membahas soal nomor asing yang kerap kali mengusik hidupnya Liara.
Devina datang di saat Liara baru saja selesai mandi. Jadi tidak heran, kalau saat ini Liara terlihat sedang membungkus rambutnya yang masih basah itu mengenakan handuk. Sementara Devina duduk di tengah-tengah kasur seraya membaca isi chat antara Liara dengan nomor tak dikenal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Li To Love
Teen Fiction[ ON GOING ] ❝Ketika kehadiran mu tidak diinginkan siapapun.❞-nurhmanis in Li To Love Liara Tasandra dan Liora Tasandra, adalah saudari kembar yang memiliki kehidupan berbeda, dan sangat bertolak belaka. Namun, sebisa mungkin Liara akan berusaha men...