38. ( Pembalasan di Mulai! )

13 1 0
                                    

Flashback on.

Beberapa saat yang lalu, sebelum Devina menelepon Liara...

❝Mah, ini aku mau narik uang dulu ya, di
ATM. Kamu tunggu di dalam mobil aja.❞ Candra membuka seat beltnya, dan memarkirkan mobilnya di tepi jalan dekat bank.

❝Iyya Mas, gapapa aku tunggu sin-❞

PRANG!

Suara yang nyaring sekali sampai memikak telinga itu, menahan ucapannya Lily. Sepasang suami istri itu, dikejutkan dengan suara pecahan yang berasal dari kaca belakang mobil.

❝Mas, suara ini, pasti?❞ Lily menerka-nerka.

❝Biar aku cek dulu ya Mah.❞

❝Hati'-hati Mas.❞ imbuh Lily, ia berwaspada sekali. Karena takutnya ini adalah salah satu jebakannya Devina.

Candra memberanikan dirinya keluar, dan memeriksa ke bagian belakang mobil, dia mau memastikan saja, benda apa yang menimpa kaca belakang mobil.

Setelah dia cek, rupanya ada sebongkah batu yang sengaja dilempar oleh orang iseng, mengakibat kaca belakangnya jadi ada retakan sedikit. ❝Hedeuh, kelakuan orang jahil nih, pasti.❞ katanya sambil memungut batu yang tadi dipakai orang iseng tersebut untuk menimpuk mobilnya.

❝Mah, nggak ada apa-apa kok, palingan
cuma kerjaan orang iseng aja.❞ Candra membuang kembali batu tersebut. Dia baru menyadari ada suatu kejanggalan di sana, sejak dia keluar dari dalam mobil, dia tidak mendengar lagi suaranya Lily.

❝Mah, ini aku mau ke ATM-nya ya, kamu
gapapa kan aku tinggal bentar?❞ mencoba memancing Lily lagi, supaya mau mengeluarkan suaranya.

❝Mah, kok nggak jawab?❞ perasaannya langsung tidak enak, karena Lily yang tidak kunjung meresponnya. Alhasil Candra pun tergopoh masuk ke dalam mobilnya.

Saat Candra membuka pintu mobilnya, dia semakin terkesiap, melihat adanya Devina, beserta Papihnya Devina, yaitu Dewana di dalam mobil miliknya, tapi yang membuat dirinya panik adalah Lily, dia tidak sadarkan diri di kursi kiri bagian depan mobil.

❝Suprise. Selamat siang, Om.❞ sapa Devina, berbasa-basi terlebih dahulu, sebelum nantinya saling adu bacot dengan Candra.

❝KALIAN APAKAN LILY, HAH?!❞ sentak
Candra, wajahnya sudah kelihatan garang sekali.

❝Santai aja napa Om! Tante Lily cuma saya
bikin pingsan beberapa menit aja, nggak saya apa-apain! Emangnya saya Om, yang tega ngabisin nyawa orang lain!❞ emang eak? Terus itu Amanda, gimana?

❝Tau tuh! Anak saya juga masih punya hati.❞ Dewana membela, serta mendukung kelakuan jahanamannya Devina. Memamg cinta buta dari orang tua, bisa membuat anak jadi tersesat.

❝Sekarang Om tinggal pilih, Om mau ikutin permainan kita, dan Tante Lily bakal selamat, atau Om mau ngelawan kita, dan kita bakal habisin nyawa wanita malang ini?! Make you choice!❞

Keadaan begitu mendesak Candra untuk mematuhi, serta mengikuti permainannya Devina, karena kalau dia memilih untuk melawannya, bisa-bisa dia akan kehilangan istrinya untuk selama-lamanya.

❝Okeh, saya akan ikutin apa kata kamu.❞ tunduknya, dengan terpaksa sekali, demi keselamatan istri tercinta.

❝Bagus.❞ Devina senang dengan
keputusannya Candra. ❝Papih, sekarang Papih harus suntik Om Candra juga, biar mereka bisa sama-sama tidur. Baru kita bisa mulai deh, plan kita.❞

Li To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang