10. ( CCTV )

8 2 0
                                    


"Lo gapapa, Loly?" Nandira sempat-sempatnya menanyakan hal tersebut. Padahal sudah jelas sekali Loly sedikit mimisan.

"LO MASIH NANYA GUE GAPAPA, HAH?!" Loly pun membentak Nandira, saking emosinya. "CEPET KEJAR LIARA!" titahnya dengan kasar.

"O-okeh, ayo semuanya kejar Liara!"
Nandira mengintruksikan temannya yang masih saja melamun tidak jelas di sana. Mereka mulai berlari kembali mengejar Liara, disusul oleh Loly yang juga ikut mengejar.

- - -

Yang Liara bisa lakukan sekarang hanyalah tetap terus berlari, tanpa berhenti sedikitpun, semoga saja Liara tidak tersandung lagi, karena sampai saat ini, dirinya belum sempat mengikat kembali tali sepatunya.

Dari belakang Liara, Loly dan teman-temannya itu baru muncul kembali, tapi Liara tidak begitu panik, sebab jarak di antara dia dan Loly sudah sedikit jauh. Sedangkan tak jauh di depannya Liara, ada Amanda yang rupanya masih setia menunggu Liara.

"Liara, over here!" seru Amanda, seraya melambai-lambaikan tangannya ke arah Amanda. Dalam hati Amanda, dia merasa sangat lega, karena melihat Liara masih dalam keadaan aman.

Liara tersenyum ke arah Amanda. Sudah Liara duga, kalau Amanda tidak akan mungkin pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Sekarang Liara semakim tambah semangat saja berlari mengarah ke Amanda.

"STOP LIARA!" teriak Loly. Yang membuat Liara menghentikan lajunya. "KALAU SAMPAI LO LARI LAGI KE ARAHNYA AMANDA, GUE BERANI SUMPAH GUE BAKAL CELAKAIN LIORA SEKARANG JUGA!"

Shit. Apa-apaan Loly, pake bawa-bawa nama Liora segala. Sebelum Liara benar-benar mengalah, dan mau menyerahkan dirinya kepada Loly, Loly tetap terus mendesak Liara. "GUE NGGAK MAIN-MAIN SAMA LO, LIARA! KALAU LO TETAP NEKAT KABUR LAGI, GUE BAKAL NYURUH ORANG BUAT ABISIN LIORA SEKARANG JUGA!"

Liara mengepalkan kedua tangannya itu. Ingin rasanya Liara menghajar Loly habis-habisan, tapi sayangnya saat ini mereka masih berada di dalam lingkungan sekolah. Tapi masa bodoh, kalau Loly saja bisa melakukan kejahatan serta kekerasan di sekolah, lantas mengapa Liara tidak?

Liara dengan penuh keberaniannya lagi, membalikkan badannya ke arah Loly. Ia berkata secara lantangnya. "GUE JUGA BERANI SUMPAH YA SAMA LO, LOLY! SELAMA GUE MASIH HIDUP, LIORA NGGAK BAKAL KENAPA-NAPA!"

"DAN KALAU LO EMANG PENGEN BANGET HABISIN GUE, YAUDAH, GUE TANTANG LO BUAT DUEL SAMA GUE!" sebuah tantangan sudah diberikan oleh Liara, dan mustahil bagi seorang Loly udah menolaknya.

Liara yang awalnya ingin menghampiri Amanda di depan sana, kini dia justru malah berbelok ke arah barat. Liara berlari kembali, tapi bukan untuk kabur, melainkan untuk mengajak Loly duel di suatu tempat yang cukup aman dari jangkauan siswa-siswi sekolah ini.

"Liara? Kok dia malah ke sana sih?!"
Amanda keheranan. Firasatnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan nalurinya menuntun Amanda supaya mengikuti Liara saat ini.

- - -

Tempat yang cukup sepi, dan jarang diakses warga sekolah, adalah taman yang ada di belakang sekolah mereka. Taman ini, hanya menampilkan beberapa tanaman yang sengaja di taman pihak sekolah, dan pepohonan, tapi ada juga kolam ikan di sini.

"Mau lari ke mana lagi, lo?" cibir Loly. Tampaknya Loly sudh tidak sabaran untuk mengeroyok Liara. Padahal Liara hanya menantang Loly saja untuk diajak duel, bukan semua temennya Loly. Tapi tidak mungkin bagi seorang Loly tidak bermain curang.

Li To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang