12. ( As Friend )

5 2 0
                                    

“Elza, pertama-tama gue mau minta maaf
sama lo.” lirih Liara. Mau dirinya salah atau tidak, mau Elza memaafkannya atau tidak, yang paling penting Liara sudah meminta maaf.

“Gue nggak marah sama lo, Liara.” papar Elza. Liara menatap ke matanya Elza. Liara menjadi sedikit lega setelah tahu, Elza tidak marah padanya. “Karena buat apa juga gue marah sama lo. Kan itu hidup lo, seterah lo mau ngelakuin apa aja yang lo suka.”

“Kalau nggak marah, kenapa tadi—”

Elza menyambar omongannya Liara. “Gue nggak ngejauhin lo karena marah, tapi karena lo bukan pacar gue, Liora.” nyesek, tapi kan emang bener yang dibilang Elza.

Liara tersenyum getir. “Thanks ya Elza. If
you want to tell me, kapan lo taunya kalau gue ini Liara? Dan gimana caranya lo tau?”

Elza memberitahu segalanya kepada Liara. “Waktu kita jogging hari Minggu. Hari itu, gue emang sengaja ngajak lo jogging, buat ngebuktiin kalau dugaan gue itu bener, atau salah.”

“Lo pikir, gue waktu itu nggak tau lo ambil hape gue? Gue tau Liara, dan bahkan gue juga sengaja ngebiarin lo ngecek hape gue.” Elza blak-blakan memberitahu semuanya kepada Liara.

So, lo nemu sesuatu nggak, di hape
gue?”

Seketika Liara jadi teringat kembali, dengan sebuah chat yang sedikit mencurigakan dari ponselnya Elza. Tapi karena masalahnya dengan Loly akhir-akhir, membuat penyelidikan Liara jadi terhambat.

“Nggak, gue nggak nemu apa-apa.” Liara berbohong. Tidak mungkin bagi Liara untuk menjawab jujur. “Gue minta maaf ya Elza, karena yang pertama gue udah nyamar jadi Liora, dan ngebohongin lo, yang kedus gue udah lancang buka hape lo.”

“Nggak masalah. Gue nggak marah.” Elza menanggapi. “Gue tau, lo lakuin itu semua demi Liora, kan? Lo mau tau siapa orang yang udah nyerang fisik, dan sikisnya Liara? Gue tau niat lo baik, Liara.”

Thankyou for once again.” Liara semakin tersenjung saja dengan Elza.

“Gue cuma mau yakinin lo sesuatu. Kalau gue, gue nggak mungkin ngejahatin Liora,
Ra! Jadi kalau lo curiga sama gue, lo salah besar.”

Liara mengangguk. “I know. Cinta lo buat Liora itu pure tulus, kan? Gue tau kok, lo nggak bakal nyakitin Liora.” meskipun sebenarnya di lubuk hati Liara, masih terpupuk benih-benih kecurigaan kepada Elza, walau hanya sekecil biji saja.

“Kalau gitu, gue janji sama lo, gue bakal bantuin lo di dalam misi lo itu. As your friend.” Elza menawarkan bantuannya untuk Liara. Ini semua hanya demi Liora saja.

So, we can be friend?”  Elza mengulurkan tangannya kepada Liara. Hari itu ia menawarkan persahabatannya kepada Liara.

Friend.” Liara menerima tawaran persahabatan dari Elza, dengan membalas uluran tangan dari Elza.

Seperkian detik setelah mereka saling berjabatan tangan, tiba-tiba saja Elza mendekatkan wajahnya ke arah Liara. Tangannya Elza meraih sesuatu di rambutnya Liara. “S-orry, ini di rambut lo ada kayak bekas mie gitu.”

“Oh okeh makasih.” pasti ini bekas kejadian di kantin tadi, di mana Liara di lempari sampah-sampah, dan disiram air oleh para siswa. Tampaknya habis ini, Liara harus keramas sebanyak tujuh kali.

- - -

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan tadi Amanda menyuruh Liara supaya pulang duluan, karena Amanda masih mempunyai urusan di toilet. Rasain Amanda, ini pasti gara-gara tadi dia makan banyak di kantin.

Li To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang