-06

851 55 6
                                    




*******


Suhu kamar itu mulai turun lagi setelah sepasang kekasih selesai saling membakar satu sama lain.

Chanyeol menarik selimut lebih naik, dia tidak bisa membiarkan tubuh Wendy terpapar angin AC yang semakin dingin.

"Terima kasih" Bisik Wendy, ia menggerakan tubuhnya untuk semakin dekat pada pria yang berhasil membuatnya melupakan tekanan batin yang sejak tadi membuat dia marah. Tangan kanan Wendy mengelus pundak Chanyeol, menyetuh kulit pria itu dengan lembut. "Aku berhutang banyak padamu"Ujarnya lagi.

"Tidurlah" Chanyeol mengusap pucuk kepala Wendy pelan lalu mengecupnya. "Aku mungkin tidak bisa menahannya lebih lama kalau kau masih tersadar seperti ini"

Mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk saling menyetuh dan memuaskan. Chanyeol berhenti juga karena dia merasa tidak tega melihat Wendy yang sepertinya sudah kehabisan tenaga walaupun wanita itu tidak mengatakan apapun. Bahkan dia sempat menolak dengan alasan tidak ingin membuat Chanyeol kecewa.

"Jangan berhenti kalau begitu" Wendy tertawa, lalu dengan jahilnya, dia mengecup dada Chanyeol yang terpampang jelas di depan wajahnya.

"Wendy hentikan"Chanyeol memejamkan matanya, berusaha menahan gelombang panas yang sepertinya akan datang lagi. "Untuk saat ini sudah cukup. Aku ingin membuat hari pernikahan kita lebih spesial"

Baiklah, Wendy akan berhenti. Ternyata mengganggu Chanyeol sangat menyenangkan.

"Chanyeol, aku cukup penasaran akan satu hal..."

"Apa?"

Wendy mengadahkan kepalanya keatas untuk melihat raut wajah Chanyeol, "Kenapa kau ingin menikah denganku? Aku sangat terkejut waktu itu"

"Kenapa kau ingin tahu? Pada akhirnya, kau sendiri yang menyerahkan diri dan kita bercinta saat itu juga" Chanyeol meletakkan dagunya pada ujung kepala Wendy dan mengencangkan pelukannya. "Aku yang lebih terkejut disini"

"Kau menyebalkan" Wendy menggerutu pelan, begini ternyata rasanya ketika pertanyanmu tidak dijawab dengan baik.

"Aku bercanda, sayang" Chanyeol memberikan jarak agar ia bisa melihat wajah kekasihnya lebih jelas, dia tersenyum. Dia bisa dengan jelas tanda kepemilikan yang sudah ia buat di hampir seluruh bagian leher dan dada Wendy, bisa dibilang Chanyeol cukup bangga akan hal itu. Karena hal ini salah satu cita-citanya sejak lama.

Chanyeol mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir Wendy cepat, "Karena kau milikku, Son Seungwan"bisiknya.

Apa Wendy tidak salah dengar? Barusan Chanyeol menyebut nama lahirnya? Kedua mata Wendy langsung membulat sempurna. "K-au..."

"Kenapa?" Chanyeol kembali tertawa melihat wajah bingung Wendy. Ia mengusap punggung wanita itu, mengelus kulit lembut yang sangat memabukkan. "Kau pikir aku lupa?"

"Kau ingat?"

"Tentu saja, sayang. Bagaimana bisa aku melupakannya disaat kau sangat hebat malam itu. Kau pikir aku akan melupakan wajah cantik ini? dan ya walaupun kau merubah penampilanmu sekalipun, gaya bercintamu masih sama. Buru-buru dan berisik. Aku pasti akan langsung mengenalimu"

Gemas. Chanyeol tertawa pelan, melihat wajah kaget Wendy memang secandu itu. Pria itu mengecup punggung kiri Wendy dalam, bibirnya bergerak ke kanan sampai pada pangkal leher lalu naik ke rahang wanita itu. "Aku menyesal tidak segera mencarimu saat itu. Jika saja aku lebih cepat, aku rasa kita sudah menikah saat ini" ucapnya lalu mencium Wendy dalam dan kembali menghisap bibir wanita itu.

Kali ini Chanyeol ingin membuat Wendy tahu kalau dirinya serius dengan pernikahan mereka. Laki-laki itu ingin membuang rasa takutnya kalau tiba-tiba dia buang dan hanya dibuat sebagai bahan percobaan.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang