-07 ⚠️

936 51 10
                                    






********


Wendy menggerutu sepanjang perjalanan dan sampai di depan rumah Chanyeol pun, dia masih mengumpat kesal.

"Pria brengsek."Gerutunya lagi.

Dia mengakui kalau keputusan implusifnya yang menyeret Chanyeol dalam masalahnya adalah salah satu keputusan yang kurang matang. Saat itu, dalam otak Wendy hanya nama pria itu yang terpikir, karena Chanyeol dari awal sudah mendapatkan restu orang tuanya dan juga sudah menunjukkan keinginan untuk menikah dengannya. Memang siapa lagi yang bisa membantu dan mewujudkan rencananya kalau tidak pria itu. Wendy pikir semuanya akan berjalan dengan lancar tapi sampai beberapa kemungkinan muncul, dia mulai khawatir.

Benar kata Baekhyun yang akan terbakar disini itu Wendy atau Naeun. Dan entah kenapa sampe detik ini, Wendy belum punya firasat yang bagus untuk kedepannya. Sejujurnya, Wendy tidak masalah kalau memang Naeun yang akan mendapatkan seluruh harta itu, dia bukan wanita gila harta. Yang dia perjuangkan disini adalah nama baik Kakek dan Keluarganya, dia tidak terima kalau semua kerja keras orang yang tersayangnya jatuh ke pada wanita Ular seperti Naeun.

Tujuan yang di pikirkan Wendy dari pernikahan ini hanya sampai memiliki anak dan menyelamatkan keluarganya, sudah selesai sampai disana. Yang wanita lewatkan adalah, bagaimana dengan Chanyeol? Dia juga punya kehidupan, apa mungkin Wendy menjadi wanita kejam dan berhati dingin yang meninggalkan pria itu setelah mendapatkan semua yang dia inginkan.

Dia merenung selama dua hari ini, bagaimana hubungan yang dirinya akan jalan dengan Chanyeol setelah mereka menikah. Apa Wendy rela menyerahkan seluruh hidupnya pada pria itu? Perkataan Baekhyun yang mengatakan kalau Chanyeol mungkin menaruh perasaan padanya membuat Wendy hampir gila, dia kembali menyesal dan merasa bersalah karena membuat pria itu terseret ke dalam masalahnya. Terlepas dari masa lalu mereka berdua, Wendy sadar Chanyeol sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan masalahnya sekarang. Yang salah disini adalah dirinya bukan pria itu.

Tapi ketika Chanyeol mengajaknya bertemu malam ini dengan semua kata-kata Vulgarnya, semua rasa bersalah dan menyesal itu sirna seketika. Bukankah terlihat dengan jelas, kalau pria itu sama sekali tidak memiliki cinta atau kasih sayang, Chanyeol hanya memandang pernikahan ini sebagai wadah menyalurkan hasrat pria itu kepada Wendy.

Wendy tahu benar pria macam apa Chanyeol itu.

Maka dengan hatinya yang keras, Wendy akan melanjutkan peperangan ini sampai selesai. Presetanan dengan perasaan pria itu. Dia tidak akan peduli. Karena tidak hanya dirinya yang akan di utungkan, Wendy yakin Chanyeol juga. Karena pria itu hanya pria brengsek yang suka bercinta.

Wendy menekan bel rumah besar itu dua kali dan tak sampai dua menit, pintunya terbuka.

"Selamat datang, Nyonya Muda" Ucap seorang pelayan yang Wendy tebak, umurnya sudah cukup tua.Wanita itu membungkuk hormat dan tersenyum pada Wendy, "Silakan, Nyonya"

"Terima Kasih, Bibi..."

"Bibi Yoon, anda bisa memanggil saya seperti itu"

"Ah, Bibi Yoon. Apa Chanyeol sudah di Rumah?"

"Tuan Muda sedang ada di ruang kerjanya, Nyonya. Mari, Saya antarkan"

Wendy mengikuti Bibi Yoon. Rumah Chanyeol memang besar, jadi perlu waktu untuk sampai ke ruang kerja yang di sebut oleh Bibi Yoon.

"Makan malam akan selesai tepat jam 7 malam, Nyonya. Saya izin pamit untuk menyiapkannya" Bibi Yoon membungkuk sekali lagi, lalu mundur untuk pergi kembali bekerja.

Ada pintu besar berwarna cokelat yang di hadapan Wendy. Sebelum mengetuk pintu itu, wanita itu memperbaiki penampilannya, memastikan tidak ada yang berantakan. Wendy menggunakan kaos crop top berwarna cokelat dan rok berbentuk A line. Rambut pendeknya ia biarkan tergerai.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang