-09⚠️

794 49 4
                                    






*******



Pagi ini, Wendy di kejutkan akan satu hal. Kemunculan Chanyeol di meja makan. Pria itu terlihat sudah sangat rapi, menggunakan kemeja abu-abu dan celana hitam. Berbanding terbalik dengan dirinya yang masih menggunakan pakaian kemarin.

"Kau sudah bangun?"Tanya pria itu dengan senyuman.

Apa lagi ini? Bukan hanya di mimpi pria itu bersikap sangat bersahabat? Apa Wendy masih bermimpi?

"Nyonya, silakan duduk" Bibi Yoon menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Chanyeol.

"Oh ya. Terima kasih bi"

Wendy menyelipkan rambut ke belakang telinga, matanya berkedip beberapa kali. Apa karena dia terlalu lama tidur jadi khayalannya semakin menjadi-jadi?

Tapi Kenapa mimpinya terasa begitu nyata? Atau? Jangan-jangan kalau semua itu bukan mimpi?

Dengan pikiran yang berkecamuk, Wendy menaikkan wajahnya, menatap Chanyeol yang masih memperhatikannya. "Hm, Chanyeol..."Panggilnya ragu.

"Ya? Ada yang mengganggumu?"

"Jam berapa kau pulang semalam?"Tanya Wendy pelan. Alis kanannya terangkat.

"Pukul 5 . Sebelum kau pulang. Kenapa?"Chanyeol bingung. "Ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?"

Wendy diam. Jadi semua kejadian yang dia pikir itu mimpi ternyata benar terjadi. Kalau memang benar terjadi, jadi Chanyeol sudah tidak marah lagi padanya?

"Wendy? Kau baik-baik saja?"

"Ya aku baik-baik saja" Wendy akhirnya tersenyum, dia menghebuskan nafas pelan, akhirnya perperangan itu berakhir?

Beberapa detik kemudian. Bibi Yoon datang membawa beberapa makanan dan minuman sebagai menu sarapan pagi itu.

"Terima kasih bibi"Ucap Wendy ramah. Dia sangat menyukai wanita tua itu. Menurutnya, Bibi Yoon sangat baik, ramah dan pekerja keras. Dia juga yang menemani Wendy selama Chanyeol tidak ada di rumah. Intinya Bibi Yoon adalah penyelamat Wendy.

Menu pagi itu, ada Sandwich Tuna, salad sayur dan susu.

"Apa kau punya kelas hari ini?" Tanya Chanyeol.

"Tidak. Aku hanya punya tugas" Wendy meminum susunya. "Kenapa?"

"Bukan apa-apa. Aku hanya bertanya"

Chanyeol tidak memakan sarapannya, dia hanya memperhatikan Wendy. Pria itu tampak tenang, tidak seperti beberapa hari yang lalu.

"Wendy"

"Ya?"

Chanyeol tersenyum lebar."Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

******

Seumur hidup Wendy, dia tidak pernah pergi dengan sebuah jet pribadi seperti ini. Dia tidak sekaya itu sampai bisa dengan mudah membeli jet pribadi seperti ini.

Jadi pertanyaannya disini, seberapa kaya seorang Park Chanyeol?

Seberapa kaya pria itu sampai bisa membeli sebuah jet pribadi? Wendy bahkan tak sanggup membayangkannya.

Rumah besar dan mobil mewah, itu sudah tidak akan membuat dia heran lagi, karena itu semua kebutuhan pokok tapi ini. Wendy tidak tahu kalau suaminya se-low profile ini.

"Kau tidak pernah mengatakan tempat yang ingin kau datangi untuk berbulan madu, jadi aku hanya bisa mengajakmu ke Pulau Jeju. Selain menghemat waktu karena kau pasti sibuk belajar, Aku baru membeli sebuah ressort disana. Aku ingin kau melihat dan bertanya pendapatmu"Ucap Chanyeol sambil tersenyum dan semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Wendy.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang