-13

465 44 30
                                    




******

"Kau merasa tersakiti karena Naeun merebut Taemin darimu. Tapi sekarang, kau merebut Sehun dariku, Wendy"

"Seulgi, dengarkan aku!"

"Kau pikir kau pantas mengatakannya? Apapun alasanmu, kau tetap bersalah. Hiduplah bersama karma yang akan Tuhan berikan padamu"

"Seulgi! Jangan tinggalkan aku! Maafkan aku"

Wendy membuka matanya. Dia mendesis pelan, "Astaga.." keringat meluncur dari keningnya. Mimpi ini lagi. Sudah dua hari dirinya bermimpi hal yang sama. Kilas balik itu terus menghantuinya.

"Mimpi buruk lagi?"Ucap Sehun masuk kedalam kamar.

Matahari sudah terbit dan sudah saatnya Wendy harus menjalankan hidupnya yang semakin rumit ini. Gadis itu menurukan kakinya ke lantai, duduk di atas kasur sambil memperhatikan Sehun yang menarik kursi ke hadapannya dan duduk disana.

Wajah gadis itu berubah garang, "Kau belum sehat. Kenapa sudah berjalan kemari"

"Tubuhku adalah milikku, Wendy. Yang paling tahu kondisiku itu aku sendiri" Sehun tersenyum tipis, lalu mengambil sarapan yang dibawanya. "Sekarang buka mulutmu. Aku tahu kau belum makan apapun sejak kemarin. Kenapa kau yang jadinya seperti orang sakit"

"Aku tidak mau" Kedua alis Wendy menyatu, dia merasa mual melihat makanan yang dibawah Sehun. "Apa tidak ada menu yang lain?" bibirnya terasa kering, sepertinya dehidrasi.

"Tidak ada" Ucap Sehun tegas, menyedokkan satu suap bubur lalu menyodorkannya ke depan mulut Wendy, "Buka mulutmu"

Berdebat dengan Sehun dipagi hari bukan sesuatu yang menyenangkan, pria itu keras kepala dan cerewet. Jadi terpaksa Wendy harus membuka mulutnya.

"Pulanglah. Chanyeol pasti mencarimu"Sehun mengaduk bubur itu perlahan, kepalanya tertunduk lesu. "Aku sudah merasa lebih baik"

"Tidak.Aku harus memastikan kau sudah benar-benar membaik" ucap Wendy sembari menelan makanannya susah payah. Perutnya bergejolak namun harus ia tahan. Karena kalau tidak, kemungkinan dia masuk rumah sakit semakin besar.

"Wendy" Panggil Sehun pelan, pria itu menatap Wendy dalam, "Maafkan aku. Seharusnya aku tidak melakukan itu padamu, kita sudah sepakat untuk-"

"Ambilkan aku minum"Potong gadis itu cepat, wajahnya berubah malas.

Dan karena itu, Sehun tertawa kecil. Gadis ini tetaplah Son Wendy yang menyebalkan. Dia memangku buburnya lalu mengambil segelas air dan memberikanya pada Wendy.

Dia memperhatikan gadis itu menegak airnya. Entah apa yang akan terjadi kalau Wendy tidak datang ke Club waktu itu. Mungkin saat ini dirinya sudah ada di dalam tanah bersama cacing-cacing yang memakan tubuhnya.

"Chanyeol hyung tahu kau ada disini? Aku yakin dia tidak akan menyukainya" Tanyanya dan meraih gelas kosong yang Wendy sodorkan padanya.

Sehun merasa ada yang terjadi karena Wendy langsung mengalihkan wajahnya dan terdiam saat dia menyinggung suami wanita itu. "Ada apa? Kalian bertengkar?"

"Sudahlah. Aku sedang tidak ingin membahasnya" Wendy mengelap keringat dikening dengan punggung tangannya. "Aku sudah kenyang"

"Wendy. Jawab aku, kalian bertengkar lagi?" Nada bicara Sehun berubah menuntut. "Ada apa kali ini?" Raut wajahnya tampak khawatir.

Wendy sudah dua hari kabur dari rumah Chanyeol. Dan memilih tinggal di rumah Sehun untuk merawat pria itu yang sedang sakit. Dia pergi karena ingin menghindari semua hal mengenai pria itu, sekarang Sehun membahasnya, dia tidak punya cukup energi untuk memikirkan hubungannya dengan Chanyeol.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang