-08

574 47 7
                                    






*******

Wendy menghebuskan nafas beberapa kali. Dia gugup setengah mati. Matanya bergerak ke kanan-kiri, kemana saja asal tidak ke pria di sampingnya, yang sedang menyetir.

Sejak Chanyeol menjemputnya, pria itu tidak ada mengatakan apapun, hanya diam. Bahkan tidak ada sapaan ataupun senyuman. Firasat Wendy semakin buruk. Apa yang harus ia lakukan?

Wanita itu melirik sedikit. Chanyeol itu tampan dari sudut manapun, dan sepertinya dia baru memotong rambutnya menjadi lebih pendek. Hal itu membuat aura pria itu semakin kuat. Tanpa sadar, Wendy memegang dadanya. Ada apa ini? Kenapa jantunganya berdebar?

"Besok Bibi Yoon akan menjemputmu, untuk barang-barangmu bisa menyusul"

"Ha?" Wendy menoleh ke samping. Wajah bingungnya tak bisa di sembunyikan.

"Lusa pernikahan kita. Kau lupa?"Ucap Chanyeol dengan tatapan lurus ke depan. "Atau kau ingin membantalkannya. Masih ada kesempatan kalau kau-"

"Tidak. A-ku. Maksudku. Aku akan mempersiapkan diri" Wendy meruntuki semua ke bodohannya. Dia mengigit bibir bawahnya. "Chanyeol... Aku-"

"Makan malam kali ini, aku harap kau tidak mengacaukannya. Ayahku menyiapkannya dengan sepenuh hati"

Ucapan Chanyeol seperti palu besar yang menyadarkan Wendy akan semua tindakan yang sudah pernah ia lakukan. Wanita itu terdiam dan menundukkan kepalanya. Tidak ada kalimat yang dia pikir bisa membenarkan semua perilakunya.

Keterdiaman itu terus mengantarkan mereka berdua ke dalam ruangan yang sudah terisi meja penuh makanan dan sambutan hangat dari Park Junho- Ayah Chanyeol.

"Cantik sekali calon menatuku ini" Junho memeluk dengan sangat hangat. Pria itu menepuk punggung Wendy pelan, "Terima kasih sayang, karena sudah menerima Chanyeol"Ucapnya tulus.

"Paman-"

"Oh tidak. Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Kau akan segera menjadi menatuku yang paling cantik, panggil aku Ayah"Junho tersenyum lebar, "Ayo duduklah"

Bahkan sampai mereka makan bersama, Chanyeol masih diam. Pria itu hanya makan dengan tenang tanpa peduli dengan ocehan Ayahnya.

"Aku tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi juga. Saat pertama kali kami melihatmu saat masih bayi, Yoona langsung mengatakan kalau kau harus menjadi menatu kami, dan ternyata hal itu benar-benar akan menjadi kenyataan. Saya sekali, Ibu Chanyeol tidak bisa menyaksikannya"

Wendy hanya bisa tersenyum tipis melirik Chanyeol yang duduk di sebelahnya, pria itu tidak bereaksi apapun.

"Paman- ah bukan. Ayah, terima kasih untuk makan malamnya"Ucap Wendy ramah. Lalu memakan steiknya pelan.

"Besok Ayah dan Ibumu sudah kembali kan?"

"Benar Ayah"

"Baguslah. Setelah acara pernikahan kalian, kita semua harus makan malam bersama lagi"

Tidak ada pembahasan apapun lagi sampai mereka bertiga selesai makan bersama. Chanyeol pergi ke luar sebentar, katanya ada panggilan dari rekan bisnisnya. Sedangkan Park Junho juga sibuk dengan ponselnya. Ayah dan anak itu benar-benar pekerja keras.

"Hm. Wendy sayang, Sepertinya aku harus pergi lebih dulu. Ada panggilan darurat"Ucap Junho dengan raut wajah menyesalnya.

"Ah. tidak apa-apa. Ayah pergilah"

Wendy tersenyum mengantarkan ke pergian Junho. Setelah pria tua itu pergi, Wendy menghela nafas panjang. "Astaga"Ujarnya pelan. Dia seperti berhasil keluar dari dalam laut dalam yang kadar oksigennya terbatas.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang