🌸1🌸

3.6K 162 4
                                    

"Tadaimaaa..." pekik seorang gadis usia 22 tahun Beasiswa di Universitas Konoha jurusan kedokteran Umum 👉 Haruno Sakura.

Sakura mengerutkan dahinya karena tidak ada jawaban dari dalam, ia menghelah nafasnya pelan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. "mengapa tidak ada yang menjawab salamku" tuntutnya melihat ayah, ibu dan kakaknya yang lagi santai menonton tv.

"kenapa jam segini baru pulang, ada kelas tambahan?" tanya mebuki ibu sakura.

Sakura tersenyum lebar ia duduk disamping ibunya dan bersandar dibahunya "tadi singgah kerumah sakit bu.. ".

Kizashi selaku ayah sakura hanya menggelengkan kepalanya melihat putri bungsu kesayangannya ini.

Sakura melirik ke kakaknya "kak rin tidak lembur malam ini?" sakura bertanya pada kakaknya 👉 Haruno Karin.

Karin menggelengkan kepalanya "tidak, kakak pulang cepat tadi"

"baiklah.. sakura mau ke kamar" sakura bangkit dari tempat duduknya ia mencium pipi ibunya terus pipi ayahnya dan ke pipi kakaknya.

Mebuki melihat sakura sudah masuk ke kamarnya ia duduk di samping suaminya dengan raut wajah sedih.

Karin menghelah nafasnya pelan "sepertinya kita harus memberitahunya bu, bagaimana pun sakura sudah dewasa" ucap karin melihat ibunya dengan serius.

"tidak! Sakura tidak boleh tau kalau ayah sakit, lagian ini hanya sakit sedikit tidak seperti yang kalian bayangkan" selah kizashi berbicara ia bangkit pergi kekamarnya.

"karin.. ayahmu tidak mau sakura tau penyakitnya, kita harus tetap bungkam padanya" jawab mebuki yang tau suaminya tidak mau membuat sakura khawatir.

"tapi bu jika sakura tau kebenarannya kita tidak memberitahu dia, sakura akan semakin marah bu" ucap karin yang tau sifat dan watak adiknya apalagi ini menyangkut tentang ayah mereka.

"sudahlah.. kita fokus saja pada pengobatan ayahmu, besok setelah sakura pergi kuliah ibu akan membawa ayahmu kerumah sakit" mebuki bangkit ingin pergi.

"tunggu bu, ini.. " karin memberikan sejumlah uang di dalam amplop pada ibunya.

"ini?" tanya mebuki melihat uang yang ada di tangannya.

"tadi karin meminjam uang pada suigetsu-sama bu untuk biaya berobat ayah" ucap karin tersenyum pada ibunya.

Mebuki merasa sedih, dua bulan ini karin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kizashi sudah lepas dari pekerjaan 2 bulan ini karena masalah kesehatannya ia diagnosis penyakit jantung.

Mebuki menganggukan kepalanya ia memegang bahu karin dengan lembut, mebuki pun kembali ke kamar.

"belum tidur?" tanya karin pada sakura yang masih terduduk di kursi belajarnya.

"sebentar lagi kak" jawab sakura yang masih fokus mengerjakan tugas.

Sebelum pergi tidur karin meletakan uang di hadapan sakura, sakura melihat ke uang itu lalu berbalik melihat karin "uang apa kak?"

"untuk keperluan kuliah, hmm.. ini dari ayah " ucap karin mengusap-usap lembut rambut panjang sakura.

Sakura mengangguk ia mengambil uang itu dan menyimpannya ditas. Karin tersenyum lalu ia pergi tidur.

Sakura melirik karin yang sudah tidur ia mengambil uang itu kembali, sakura menarik laci mejanya ia mengambil buku hariannya.

Sakura menyimpan uang itu bersama uang yang sebelum-sebelumnya di beri ayahnya selama ini.

Keesokan paginya sakura dan karin pamit pergi, mereka berdua setiap harinya pergi bersama naik bus.

Kepergian kedua putrinya membuat mebuki bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit.

Sampai dirumah sakit mebuki menunggu pemeriksaan pada suaminya.

20 menit berlalu akhirnya perawat memanggil mebuki untuk masuk keruangan. Kizashi sudah duduk di depan dokter menunggu istrinya masuk.

Mebuki merasa takut ia meremas kedua tangannya untuk mengurangi rasa takutnya, ia duduk disamping suaminya menunggu dokter berbicara.

Perawat memberi amplop besar ke dokter, dokter membukanya ia mengambil hasil USG jantung kizashi.

Ekspresi dokter melihat hasil itu ia melihat ke mebuki.

Mebuki yang tak sabar ia pun bertanya "ada apa dok?" tanyanya dengan panas dingin ditubuhnya merasa takut akan hasil pemeriksaan.

Dokter menghelah nafasnya pelan ia menunjukkan hasil rontgen jantung pada mebuki dan kizahsi. " tuan kizashi mengidap penyakit jantung koroner "

Mebuki dan Kizashi terperangah, air mata mebuki seketika keluar tanpa bisa di tahan lagi. Kizashi mendengar itu ia pasrah dan hanya bisa tersenyum walaupun kedua kakinya gemetaran.

Dokter melihat pasangan suami istri ini yang sedang bersedih ia tak sanggup untuk mengatakan lagi dokter menuliskan apa yang harus dilakukan untuk kizashi.

Mebuki menerima surat itu ia dan Kizashi pulang dengan keadaan tanpa bicara apa-apa sepanjang perjalanan.

Sesampainya dirumah mebuki menyuruh agar suaminya istirahat di dalam kamar.

Mebuki keluar ia duduk di depan tv membaca surat yang masih ditangannya ia terkejut, mebuki menangis menutup mulutnya agar suaminya dikamar tidak mendengar kesedihannya. "uang sebanyak itu dari mana aku mendapatkannya.. " ucapnya pelan.

Mebuki memegang dahinya ia merasa sedikit pusing. "ibu... " panggil karin yang baru pulang kerja.

Karin melihat ibunya bermata sembab ia langsung berlari ke tempat mebuki "ada apa bu?" tanya karin ikut sedih melihat raut wajah ibunya.

Mebuki tidak mengatakan apa-apa, karin melihat surat yang ada di tangan ibunya ia langsung mengambil dan membacanya.

Karin menutup mulutnya agar tidak berteriak "jantung koroner?" karin melihat ibunya.

"karin akan meminjam uang pada suigetsu-sama bu.." ucap karin serius pada ibunya.

"300 juta bukan uang yang sikit karin, tidak mungkin kita meminjam padanya, semalam kau juga sudah meminjam pada tuan suigetsu dan ini kita akan bilang meminjam sebanyak itu.." sahut mebuki menggelengkan kepalanya.

"hiks.. jadi bagaimana kita akan menyelamatkan ayah bu hiks.. hiks.. " karin sudah habis berpikir ia pun terisak tangis memegang tangan ibunya.

"rumah kita jika digadaikan pun tidak akan bisa sebanyak itu jumlahnya.. " tutur mebuki.

"biarkan saja penyakitku ini, tidak ada kata menggadaikan rumah atau pinjam kesana dan kesini!" sahut kizashi yang sedari tadi mendengar percakapan mereka.

"ayah.. " ucap karin segera menghapus air matanya.

Kizashi berjalan ke hadapan mereka ia mengambil surat itu melihat jumlah biaya operasi, kizashi mengoyak kertas itu hingga kecil.

"Anggap saja tidak terjadi apa-apa dirumah ini" perintah kizashi untuk mebuki dan karin.

Pengantin Pengganti ✔✔ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang