🌸2🌸

1.9K 148 2
                                    

Sakura melihat ayah, ibu dan kakaknya mengapa suasana di meja makan ini terasa sepi sekali, bahkan suara sendok tidak ada. Makanan di atas meja hanya sakura yang mengambilnya.

"kalian tidak makan?" tanyanya.

Kizashi tersenyum ia mengusap-usap kepala sakura menyodorkan piringnya. Sakura balas tersenyum ia mengambil piring kosong itu dan mengisi nasi sedikit banyak untuk ayahnya "untuk pria tersayang yang lelah bekerja.. aku hadiahkan banyak nasi" ucap sakura tersenyum ceria.

"terimakasih putri ayah, bagaimana tadi kuliahnya? " tanya basa basi kizahsi memecahkan keheningan.

"sama seperti biasa, tidak ada yang spesial" jawab sakura menyendokkan nasi kemulutnya.

Karin mendengar itu ia mengambil piring ibunya mengambilkan nasi, mebuki melihat karin, karin mengangguk menyodorkan piring itu ke depan ibunya.

Sakura merasa tidak adil jika hanya ayahnya yang dihadiahkan ia mengambil lauk untuk dipiring ibunya "ini juga hadiah untuk ibuku tersayang" ucapnya. Mereka pun berempat makan dengan tenang.

Selesai makan kizashi dan keluarga duduk di ruang tv mereka berkumpul dan sakura banyak bercerita tentang teman sekelasnya yang lucu dan berbagai macam sampai larut malam.
"sudahlah ayo kita tidur, besok kau akan kuliah ceritanya kita sambung besok lagi" ajak karin menarik tangan sakura.

Sakura melepaskan tangan karin ia mencium pipi ayah dan ibunya lalu pipi Karin "ayoo" ajak sakura pada karin yang sudah selesai melakukan kegiatan rutin sebelum tidurnya.

Kizashi tersenyum bahagia melihat kedua putrinya ia ingin bangkit tetapi rasa linu didadanya semakin terasa, mebuki memegang lengan kizashi membantunya menuntun kekamar.

***

"Dimana ayah?" tanya sakura tak melihat ayahnya di meja makan.

"ayahmu sedang tidak enak badan, jadi ia masih istirahat di dalam kamar" jawab mebuki menyiapkan sarapan putrinya sebelum berangkat kuliah dan kerja.

Sakura mengambilkan makan ia berjalan kekamar ayahnya,

Tok... Tok... Tok...

"ayah ini sakura.. " ucapnya membuka pintu kamar.

Kizashi bersandar di dinding kasurnya tersenyum melihat putrinya yang membawa piring.

"ayah kelelahan bekerja ya.. " tanya sakura dengan raut wajah sedih.

Kizashi tersenyum mencubit pipi tembam sakura dengan lembut "hanya kecapekan sebentar" jawab ayahnya.

"ini.. " sakura menyuapi sendok persendok nasi ke mulut kizashi.

.

.

.

"ayah sakit lagi bu?" tanya karin di meja makan.

Mebuki menganggukan kepalanya "ayahmu semakin parah, jika kita tidak segera mengoprasinya itu akan berakibat fatal" sahut mebuki terduduk lemas.

Karin memegang dahinya ia berpikir dan terus berpikir dari mana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

Mebuki melihat karin, karin yang bingung ia bertanya "ada apa bu?"

"teman ayahmu, Ya..  Kau masih ingat tuan fugaku teman seangkatan ayahmu karin?" tanya mebuki serius.

"teman seangkatan ayah?" guman karin mengingat dulu dia masih menginjak SMP ayahnya sering mengajaknya dan karin ingat nama itu adalah orang terkaya nomor 1.

Karin mengangguk ia melihat ibunya serius "ibu.. mau meminjam uang padanya bu?"

"kita harus mencobanya" sahut mebuki.

"tapi, apa ayah mau bu? Ayah sudah bilang ia tidak mau meminjam uang pada siapapun" karin tau watak ayahnya yang keras kepala.

"ibu akan bilang pada ayahmu, setelah sakura pergi kuliah" jawab mebuki.

*

"kau tidak makan sakura?" tanya ibunya melihat sakura baru keluar dari kamar ayahnya.

"sakura bawa ke kampus aja bu" jawab sakura menyiapkan bekalnya.

"kakak tidak pergi kerja?" tanya sakura melihat karin masih santai di meja makan.

"hari ini kakak cuti, lagian di kantor tidak ada kerjaan" jawab karin ramah.

"baiklah sakura pergi dulu" sakura mencium pipi ibu dan kakaknya.

Karin mengikuti sakura sampai pintu depan, ia melambaikan tangannya "daa... ". Setelah karin melihat sakura sudah pergi ia buru-buru masuk.

Mebuki sudah mengatakan pada kizashi tapi benar kizashi menolaknya.

"ayah.. " panggil karin memegang lengan kizashi.

"suamiku.. " ucap mebuki dengan sedih.

Kizashi mengalihkan pandangannya ia berkalut dengan pikirannya, uang sebanyak itu mana mungkin temannya akan meminjaminya, lagian mereka juga tau kizahsi bukanlah orang kaya bagaimana bisa membayarnya nanti.

Kizashi memegang dadanya yang berdenyut sakit, "baiklah kita akan pergi mencobanya nanti malam" jawab kizashi melihat mebuki dan karin.

"tetapi jangan bilang ke sakura tentang masalah ini" titah kizashi. Mebuki dan karin pun mengangguk.

***

Mebuki dan kizashi mendongak melihat mansion besar ini. "besar sekali?" mebuki terperangah melihat ini.

Tok... Tok... Tok...

Maid membuka pintu, Kizashi melangkah masuk diikuti istrinya.

"tunggu disini tuan, saya akan memanggil tuan fugaku dan nyonya mikoto" ucap maid meninggalkan kizashi dan istrinya di ruang tamu.

"kizashi.. " panggil suara tegas dari belakang.

Kizashi berdiri ia berbalik badan "hmm.. Fugaku.."

Fugaku memeluk kizashi "sudah lama ya kita tidak bertemu.. " ucap fugaku ramah.

"hmm.. " kizashi mengangguk. Fugaku dan mikoto menyilahkan duduk pada kizashi.

Kizashi melihat mebuki, ia bingung mau mulai bicara dari mana sampai fugaku yang bertanya duluan.

Kizashi akhirnya berbicara maksud kedatangannya kesini untuk apa, fugaku dan mikoto saling memandang mereka bukan tidak ada uang sebanyak itu tapi...

Mebuki melihat ekspresi fugaku dan mikoto membuatnya sedih, "kami tau jumlah uang yang kami pinjam nominalnya sangat besar tuan, tetapi kami sangat membutuhkan uang itu jika tidak dengan tuan, kami tidak tau mau kemana lagi mencari uang sebanyak itu.." mebuki putus asa ia sampai duduk dibawah sambil memohon.

Mikoto tak tega ia segera menarik bahu mebuki agar tidak seperti itu. "baiklah.. kami akan memberikannya" ucap mikoto untuk kizashi dan mebuki.

Mikoto segera mengambil cek di kamar ia menuliskan nominal yang di sebut Kizashi.

"terimakasih nyonya, terimakasih. Kami janji akan segera membayarnya" ucap mebuki menerima itu, ia melihat ke kizashi tersenyum senang akhirnya orang baik ini menolong mereka.

Pengantin Pengganti ✔✔ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang