Bab-2

919 74 1
                                    

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote. Jangan lupa juga baca ceritaku yang lainnya.

Happy Reading

"Bang!" masih pagi dan baru saja mulai, Fang sudah teriak layaknya emak-emak.

"Apaan sih, Dek? Masih pagi buta juga, udah teriak-teriak kayak toa di masjid," sahut Kaizo dengan lesu karena baru bangun tidur. Itu pun, bangun karena teriakan Fang yang menggelegar.

"Pagi buta mata, lo. Udah siang ini, njirr!" ketus Fang.

"Oh, udah siang? Baru tau." Kaizo menggeleng dan manggut-manggut menatap Fang dengan air muka yang tenang. Fang yang melihat semakin dibuat mendidih akan tatapan santai itu.

"Santai banget ya, jadi manusia?Yaudah, nih, beli tepung sana." Fang memberikan uang kepada Kaizo membuatnya mengerutkan dahi. Sebelah alisnya menukik saat menatap uang yang Fang berikan.

"Cuma segini, doang?"

"Iya."

"Yakin?"

"Yakin."

"Gak kurang?"

"Enggak."

"Masa cu–"

"Udahlah, sana. Jangan banyak nanya kenapa, sih? Tinggal beli, doang!" sarkasnya. Fang menjadi kesal karena Kaizo sangat banyak bertanya.

"Tapi..., ya, kali cuma dua ribu!"
gantian Kaizo yang ngegas. Menatap nanar pada Fang, menggelengkan kepalanya tak percaya. Tidurnya terganggu hanya gara-gara disuruh beli tepung seharga dua ribu.

"Ya, emang kenapa? Harga tepungnya cuma segitu. Udah beli, sana! Ngapain masih disini!" titah Fang dengan ketus.

✯Kaifang✯

Sekarang, disinilah Kaizo. Di dalam rumah, tepatnya didepan Fang yang sedang berkacak pinggang. Wajah manis sang Adik tengah menatap dirinya dengan ekspresi yang sepet.

"Apa ini?"

"Tepung," jawab Kaizo.

"Iya, tau kalo ini tepung."

"Ya, terus? Ngapain nanya kalo udah tau? Punya adek kok tolol, ya."

"Maksudnya itu... KENAPA TEPUNGNYA BANYAK BANGET, ANJING?! GUA SURUH BELI CUMA DUA REBU, NAPA LO BELI SERATUS REBU!" teriakan menggelegar itu keluar dengan nyaring. Mengamuk sudah si Fang yang galak dan pemarah ini.

"Hehe... Abang malu Dek kalo beli cuma dua ribu. Yaudah, sekalian aja beli seratus ribu," ucap Kaizo dengan cengiran yang minta ditabok. Pipinya juga merah padam karena malu.

"Dah, lah. Capek gua ama lo, Bang. Udah disuruh beli cuma di warung dekat sini. Eh, hampir setahun baru balik. Itu beli tepung atau kondangan?" Fang yang kesal dengan Kaizo, beranjak pergi meninggalkan dirinya dan tidak jadi memasak. Bodoh amat kalau kelaparan. Semua ini juga berkat Kaizo  hanya karena; tak ingin malu.

TBC.

Jangan lupa vote dan komennya ya:v

Tulisan sudah di perbaiki, agar kalian nyaman dalam membaca.^

Jangan lupa buat baca:

•Bos Kecilnya Kaizo
•Topeng Sandiwara
•Posesif Brother
•Transmigrasi Fang M or A
•Fang, kembalilah!

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang