Bab-16

431 49 17
                                    

N : Sedang di revisi. Untuk alur cerita tetap sama, yang berbeda hanya bertambah jumlah kata dan beberapa penempatan titik dan koma.

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading



Kaizo sedari tadi tak henti-hentinya menangis dan meminta maaf pada Fang. Ini semua salahnya karena asal lempar dan tak memperhatikan sekitar. Mereka juga sekarang ada di rumah sakit.

"Hiks.. Maafin abang, dek. Abang salah.." Isaknya dengan lirih. Fang menatap prihatin pada Kaizo, apalagi melihat wajahnya yang kusut seperti gembel.

"Udah lah bang. Gue udah maafin lo, tau. Lagian kan, lo gak sengaja, lo juga gak tau kalo gue ada disitu." Fang mengelus rambut lepek Kaizo yang ada di lengannya. Kepala bersurai biru tua itu tengah menumpu di lengannya sembari terus bergumam maaf.

"Maafin, abang.."

"Ck, bang. Udah puluhan kalinya lo bilang maaf. Udah lah, lagian gak sakit juga." Lerai Fang.

"Iya, gak sakit. Gue yang sakitnya bangsat," celetuk sosok lain. Sontak, Kaizo dan Fang mengalihkan pandangan mereka ke arah kasur rumah sakit. Fang hanya cengengesan tak jelas saat menatap orang itu.

"Lo juga, Kai. Yang kena siapa yang diminta maafin siapa. Abang sama adek, sama aja! Sama-sama buat emosi!" ketus nya menatap Kaizo dan Fang.

Oke, mari kita Flashback dulu, ya.

Flashback on

"PANG," teriak Kaizo saat pintu terbuka.

"Argghhh.. Sakit," pekiknya sembari memegang keningnya dengan kuat. Matanya memejam sembari menahan sakit di kening itu. Darah segar perlahan mengalir begitu saja.

Pusing di kepalanya pun tak terelakkan. Kaizo dibuat panik karena nya. Dia meringis kesakitan dan perlahan pingsan karena tak kuat menahan sakit yang mendera. Lemparan Kaizo memang tak main-main. Apalagi, gadgetnya itu tebal dan menghantam tepat di kening bagian pelipisnya. Ketika terkena pastinya akan sangat pusing.

"BANG RAMEN," teriak Fang saat melihat tubuh bongsor itu meluruh ke lantai dan pingsan. Fang berjalan dengan cepat dan melihat apa yang terjadi.

"Bang! Ada apa ini? Kenapa bang Ramen pingsan?!" panik Fang tak kunjung reda. Apalagi melihat keningnya itu ternyata bocor.

"Nanti abang jelasin, dek. Sekarang, kita bawa dulu dia kerumah sakit!" Kaizo semakin panik ketika melihat sahabatnya pingsan dengan darah mengucur keluar. Mereka gotong royong mengangkat Ramen Man dan membawanya ke dalam mobil. Kaizo yang menjadi supir memicu laju kendaraan beroda empat itu.

Dalam hati Kaizo ada rasa syukur yang dalam ketika bukan adiknya yang terkena. Melainkan Ramen Man yang ada temu janji dengan nya, untuk membahas perihal presentasi.

Flashback off

Kaizo hanya menyengir saat mengingat kejadian beberapa jam lalu. Apalagi saat Ramen Man sadar, dia bukannya meminta maaf pada Ramen Man, melainkan pada Fang.

Ramen Man kesal dan merajuk di ranjang sana. Kesal sekali melihat dua bersaudara ini.

"Sorry, Ramen. Gue beneran gak sengaja dan gue gak tau kalo lo nongol tiba-tiba." Kaizo mendekat dan ingin menjabat tangan Ramen Man. Ramen Man membalas jabatan itu dan tersenyum memaklumi satu angkatan nya ini.

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang