Bab-4

734 57 0
                                    

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading

Hari minggu adalah hari dimana waktunya untuk berlibur bagi para manusia dari aktivitas yang sangat melelahkan. Itu semua akan dipakai untuk berlibur bersama keluarga, atau hanya sekedar untuk menemani keluarga sebagai gantinya, karena tak ada waktu bersama mereka.

Hari ini juga, tepatnya pukul sembilan pagi. Fang dan kawan–kawan, sedang berjalan-jalan ditaman kota. Seperti biasa, hanya untuk sekedar mencuci mata. Mencuci mata kali ini sangat berbeda.

Soalnya kalo ditaman jam segini,  banyak cowok ganteng dan cewek cantik yang lewat, atau hanya sekedar mampir untuk duduk dan bermain.

Dari arah belakang mereka, terdapat sesosok manusia yang sedang mengikuti mereka dengan tujuan yang tidak diketahui. Ketika mereka berhenti melangkah, pasti langkah orang itu juga ikut terhenti. Itu semua semata-mata karena memang orang itu mengikuti mereka. Jika mengikuti Megawati pastinya orang itu akan mengkhayal dulu sampai tua.

Sosok dengan netra merah menyala yang tajam, siapa pun yang melihatnya pasti akan ketakutan. Akan tetapi, itu hanya untuk orang-orang yang belum atau bahkan tidak mengenal dirinya.

"Duduk dulu, yok. Capek gue jalan terus tapi gak bermutu," gerutu seseorang yang bertubuh tinggi namun gempal secara bersamaan, Gopal Kumar.

"Lo, ya! Baru jalan bentar aja udah mau tepar. Kemarin kan gue bilang diet, Gopal!" sarkas seorang laki-laki yang selalu memakai topi dino kemana pun dia pergi, yaitu Boboiboy Dahlan.

"Betul apa yang dibilang, Boboiboy. Seharunya lo itu diet, bukan makan terus, kerjanya,"
timpal seorang lagi yang berkerudung pink yaitu Yaya,
si ketua kelas yang galak dan tegas.

"Hayya ... Lu Olang Gopal, halus diet lho," imbuh seorang lagi yang selalu pakai kaca mata berlensa biru yang bernama, Ying. Si wakil ketua kelas.

"Kalo Gopal disuruh diet, terus dia jadi kurus, kan gak bisa dijadikan buat qurban dihari Raya Idul Adha. Dia itu aset pengganti kambing atau lembu-lembu nantinya. Makanya pak Kumar selalu kasih dia makan banyak,"
ucap Fang dengan pedasnya. Selain pemarah, Fang juga terkenal dengan ucapan nyelekit, bahkan melebihi perempuan kalau me-rosthing orang.

"Sungguh anjing, Adeknya Kaizo, ini." Wajah Gopal yang tadinya sangat penat sekarang berubah jadi masam. Sakit hati Gopal, walau tidak terlalu ditunjukkan karena dia tahu kalau Fang, hanya bercanda.

"Hahahaha!" mereka berempat tertawa karena ucapan Fang barusan. "Sejauh ini, ini yang paling jauh. Ngeri lo, Fang," kelakar BoBoiBoy.

"Diam kalian. Gak lucu, ya!" Nah, mulai kesallah Gopal karena Mereka Berempat terus tertawa.

"Haha ... sorry–sorry, Gopal. Lucu soalnya," ucap Boboiboy lagi.

"Iya, maaflah kalo buat lu sakit hati, gua kira lu gak punya hati makanya gak bisa sakit hati," tambah Fang yang sudah berhenti tertawa.

"Huhu ... Pengen deh hidupnya seperti di Indosiar, setelah dihina langsung kaya raya. Lah, dunia realnya? banyak yang dihina trus ditindas lagi ... Huhu." Gopal pudung dan memojokkan diri di samping pohon, berjongkok agar semakin yakin kalo dia teraniaya.

Mereka langsung menatap malas ke arah Gopal. "Mulai lah, dramanya. bubar yok bubar," ucap Ying.

Mereka semua langsung pergi meninggalkan Gopal yang masih berjongkok dibalik pohon.
Sedangkan dari balik pohon yang lain, orang itu terus mengikuti dan mendengar semua perbincangan mereka.

"Masih dipantau belum di santet. Kurang ajar juga tuh bocah, gendut," ucap orang itu dan lanjut jalan mengikuti Boboiboy, Fang, Yaya dan Ying yang pergi meninggalkan Gopal.




TBC.


Segini dulu ya, besok di usahain panjang chapter nya. Hari ini pendek dulu soalnya saya gak sempat buat nulis banyak-banyak. See you all.

Jangan lupa vote dan komen ya, karena komen dan vote kalian bisa membuat saya terus semangat buat lanjutin cerita ini:v

Oh, iya. Jangan lupa baca juga cerita saya yg satu lagi nya, ya. Bisa cek di profil saya.

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang