Bab-6

694 66 2
                                    

N : Sedang di revisi. Untuk alur cerita tetap sama, yang berbeda hanya bertambah jumlah kata dan beberapa penempatan titik dan koma.

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading






P

agi hari tiba dengan udara yang sungguh sejuk dan cocok untuk berjemur di bawah matahari yang tak terlalu panas di lagi ini. Namun, tidak dengan seorang Remaja yang sedari tadi berwajah masam.

Bibirnya maju beberapa centi kedepan, mata yang menatap sepet pada sosok lain. Ia masih kesal dan marah akan kejadian tadi malam yang mengakibatkan dirinya habis di gigit nyamuk serta badan yang pegal-pegal.

Di depannya juga sedari tadi sosok Pria dewasa yang tampan rupawan sedang berusaha meminta maaf padanya.

"Dek.. maafin Abang, yaa? Plis, maafin Abang. Abang khilaf, Pang juga sih yang salah, minta izin cuma main eh, malah godain tuh cewek!" sekarang keadaan menjadi terbalik, yang tadinya Fang yang kesal sekarang giliran Kaizo yang menjadi kesal. Apalagi, ketika mengingat kejadian kemarin malam.

"Ya emang kenapa? Wajar kan kalo anak seusia gue itu pdkt atau pacaran? Lo sih jomblo berkarat," Ucap Fang dengan pedasnya.

Jlebb

"Nusuk bener ucapan lo, dek."
Dengan dramatis, Kaizo memegang dadanya dan meremasnya kuat. Kelopak matanya terpejam dengan satu tangan lagi yang di tempelkan di kening.

"Tch, mulai lagi.." Fang mengerlingkan bola matanya dengan malas. Kaizo yang melihat itu, terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Fang.

"Maaf ya, karena Abang, kamu jadi kaya gini." Kaizo menatap Fang dengan teduh sembari tersenyum dengan lembut.

Ia merasa bersalah karena dirinya lah, tubuh sang adik menjadi ruam merah-merah dengan sedikit bengkak.

Fang yang menyaksikan itu, seketika tertegun. Sangat jarang Fang melihat Kaizo seperti itu. Jika Kaizo terus Seperti itu, aura ke-Abangannya terus keluar, bukan Kaizo yang menyebalkan dan penuh drama.

"I-iya gak apa-apa, bang." seketika, Fang gugup karena tidak kuat melihat dan merasakan Afeksi manis dari Kaizo, karena saking jarangnya Kaizo seperti ini.

"Yes, berhasil! Tinggal pasang tampang kayak gini, udah dapetin maaf dari Pang, hehe." Batin Kaizo. Jika Fang dapat mendengar isi pikiran orang lain, pasti dia akan menyesal sudah memuji Abang nya.

✯Kaifang✯

Siang hari dengan matahari yang sangat terik, membuat seorang Pria dewasa itu terus mengeluh kepanasan. Dia masuk ke dalam rumah dan mendapati adiknya yang lagi duduk dengan santai di sofa.

Dengan berjalan gontai, Kaizo mendekat pada Fang dan menjatuhkan diri nya di sofa sembari menjadikan paha Adiknya sebagai bantalnya. Fang yang mendapatkan hal tersebut terkejut dan refleks menjatuhkan Kaizo dari sofa.

Brukk

"Aduh.. sakit dek! Bisa gak sih, Sehari aja gak usah main kasar?perasaan, dari awal mulainya Bab ini, gue dapat kdrt Mulu dari, lo!" sungut Kaizo dengan gerutuan panjang, sembari terus mengusap bokongnya yang sakit akibat bertemu dengan dinginnya marmer lantai.

"Kdrt.. kdrt, lo kira gua istri lo, apa? Salah lo juga bang, tiba-tiba datang dan narik-narik paha gue." Fang juga ikutan kesal. Ia juga tidak peduli jika Kaizo terus menahan sakit pada bokongnya.
Memilih abai dan memposisikan dirinya untuk tidur di sofa.

"Ck, tega amat. Nanti kalo abang nikah, pasti lo juga yang nangis kejer," ledek Kaizo sembari berdiri.

"Ogah gue nangisin lo bang, masih banyak kerjaan gue yang lain dari pada nangisin lo." Acuh Fang. Kaizo kesal mendapatkan jawaban acuh dari adiknya, kenapa Fang tidak seperti anak orang lain yang jika salah satu keluarga nya menikah pasti akan menangis tersedu-sedu.

"Ck, gue mati baru lo nangis, kejer."

Karena kesal, Kaizo berjalan mendekat pada Fang yang tiduran di sofa dan mengukung tubuh Fang dengan kedua tangan serta di tahan menggunakan tubuhnya.

"A-apa sih bang? Gerah tau gak?! Ini lagi panas banget!" Ucap Fang sembari terus berusaha menyingkirkan Kaizo dari atas tubuhnya. Kaizo cemberut tidak mau melakukan perintah dari adiknya.

Karena kesal usahanya yang sia-sia, akhirnya Fang menyerah dan bertanya kepada Kaizo.
"Iya dah gue, nyerah. Apa mau lo, cepat bilang bang.. gerah ini!"

Kaizo terkekeh dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Fang. Fang terkejut akan hal tersebut, bukan terkejut karena Kaizo memeluknya dengan erat, tetapi terkejut karena suhu tubuh Kaizo yang sangat, panas. Satu lah yang dia tanggap dari hal itu, Kaizo sedang sakit.

"Bang, badan Lo panas banget!"
Ucap Fang dengan tangan yang ditempelkan di kening, Kaizo.

"Hah? Oh, hehe." Lihat lah, bahkan jawaban Kaizo saja tidak jelas. Kaizo juga sakit karena tidak tahan akan cuaca yang sangat panas ini. Gimana tidak tahan akan panasnya, jika Kaizo saja berada diluar rumah sedari tadi pagi.

"Lepas dulu bang.. gue mau ambil air hangat ini. Biar lo di kompres agar panas lo, turun." Kaizo menggeleng dengan brutal, dia terus memeluk tubuh Fang yang baginya dingin. Jadi, sangat nyaman ketika dipeluk saat dia merasa kepanasan.

"Abang Kaizo yang ganteng dan baik hati.. tolong kerja samanya, ya." Fang melembutkan nada suaranya agar Kaizo mau menuruti apa yang dia katakan. Karena jika Kaizo sedang sakit, sifat keras kepalanya pasti akan bertambah dua kali lipat. Itu juga membuat Fang sangat kesal jika Kaizo sakit, antara kesal dan kasihan.

"Gak mau.. Abang mau peluk adek, Abang aja.. Pang dingin, jadi enak dipeluk." Rengekan Kaizo terus keluar sembari mencari posisi agar nyaman untuk tidur.

"Iya, Pang tau, Abang. tapi.. ya gak di atas tubuh gue! lo berat, Cok!" percuma juga dilembutkan suaranya, jika orang yang di lembutkan saja, sifat nya keras kepala mirip dengan setan.

Kaizo sedikit tersentak karena teriakan kuat dari Fang namun, yang namanya keras kepala, ya pasti tidak mau mendengarkan.
Apalagi, Kaizo sudah menemukan posisi yang nyaman untuk dirinya, tidur. Memilih abai dan membenamkan seluruh wajahnya di ceruk leher Fang serta tangan yang terus memeluk erat tubuh kecil Fang. Sungguh, tubuh yang mungil itu sangat pas untuk dia peluk.

"Astaga.. tidur dia." Karena sudah menemukan posisi yang nyaman, Kaizo langsung tertidur dengan pulas. Jadi diposisi Fang memang serba salah, jika bangun gak tega melihat abangnya kebangun dan jika tidak bangun, siap-siap saja badannya akan mati rasa nantinya.





TBC.

Hai WhatsApp gyus!
Maaf baru di up lagi.
Jangan lupa vote dan komen ya..
Jadi makin sayang deh sama para readers yang nunggu cerita dari aku huhu

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang