Bab-14

461 49 20
                                    

N : Sedang di revisi. Untuk alur cerita tetap sama, yang berbeda hanya bertambah jumlah kata dan beberapa penempatan titik dan koma.

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading



"Dek," Kaizo memanggil adiknya yang lagi merebahkan tubuhnya di lantai dingin itu.

"Apaan?" Tanya yang lebih muda.

"Guru mu chat, abang." Fang langsung duduk dan menatap serius pada Kaizo.

"Ngapain lagi? Perasaan gue gak ada bolos hari ini." Kening nya mengerut.

"Mana abang tau," imbuh nya. Kaizo mengedikkan bahu nya pertanda tak tahu.

"Chat, apa emang?"

"Wa'alaikumsalam, gitu," Jawab Kaizo. Fang mengerutkan keningnya kemudian bertanya, "kok bisa?"

"Bisa, soalnya abang yang chat deluan," ujar Kaizo dengan entengnya. Bibir Fang sudah bergumam nama-nama hewan di kebun binatang. Abangnya ini memang hobi sekali membuatnya cepat tua.

"Bang, merah atau kuning?" Kaizo menatap adiknya dengan heran. Apa maksudnya?

"Maksudnya?" Fang menjawab, "udah, pilih aja. Merah atau kuning?"

"Kuning macam warna taik, yaudah, abang pilih merah. Biar macam banteng merah trus teriak menyala abang ku!" Seru Kaizo.

Bughh

Hantaman keras mendarat
dikepala Kaizo pun tak terelakkan. Kaizo menjadi pusing, seperti ada angsa yang berkeliling di kepalanya dengan tertawa mengejeknya. Fang puas karena abangnya tepar. Dia pergi begitu saja meninggalkan abangnya.

Kaifang✯

"Kaizo, lo tau gak?" Ramen Man datang ke rumah Kaizo disiang hari yang terik, ini. Dia, dengan tidak sopannya menggedor dan membuka asal pintu rumah Kaizo. Dalam hati, Kaizo mengumpat terus menerus, dia bertekad akan mengganti pintunya menjadi pintu besi.

"Gak tau," jawabnya. Ya, karena dia memang tak tahu bukan tak peduli.

"Sama, gue juga gak tau," Balas Ramen Man dengan polosnya. Kaizo hampir saja mengamuk pada Ramen Man yang panas-panas begini malah ingin membangkitkan emosi didalam dirinya. sudah lah mengganggu tidur nyenyaknya, ditambah dia ditinggal adiknya.

"Mati aja lo, keriting! Gak guna manusia kek lo hidup," hardik Kaizo. Lepas sudah kesabarannya, malah pintunya rusak lagi.
Ramen Man hanya cengengesan tak jelas.

"Jadi tuh gini.. Cerita nya panjang."

"Pendekkan," sahut nya.

"Gak bisa! Ini mah umur, mana bisa pendek. Yang ada, malah makin tinggi," Tukas Ramen Man.
Kaizo menatap selidik pada sahabat seper-zigotnya ini.

"Jangan bilang, lo habis nabrak anak orang." Matanya nya semakin menyipit saat melihat Ramen Man kikuk ditempat.

"B-bukan, lah! Lo tau kan berita yang viral itu. Yang rumah pak Retaka kebanjiran?" Tanya Ramen Man.

"Tau lah. Siapa sih yang gak tau berita tentang dosen killer itu."

"Nah itu. Rumahnya kan kebanjiran itu. Hampir tenggelam."

"Jangan bilang, lo bantuin nguras airnya?"

"Enggak,"

"Terus?"

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang