Part 21

2.7K 350 74
                                    

Gelap! Seperti itulah kondisi saat Haechan hanya duduk di diam, tanpa beralaskan apapun ia duduk di lantai dingin dorm Ilichil yang lama. Kenapa Haechan memilih menenangkan diri kemari?.

Karena hanya tempat ini yang tersisa dari masa lalunya, dorm dream sudah tidak ada. Seraya menatap sinar lampu dari luar ruangan Haechan menghisap rokoknya.

Rokok?

Ya ini kebiasaannya dulu sebelum ia lupa ingatan, saat pikirannya tengah kalut ia selalu seperti ini. Menghisap rokok dan menegak minuman keras, langkah kaki yang terdengar membuatnya menyeringai.

Cklek/Brak

Namun saat pintu itu terbuka, entah kenapa malah terbanting dan tertutup kembali. "Bukan hyungdeul" batin Haechan. Ia lalu berdiri dan dengan langkah sempoyongan mendekati pintu.

Cklek

Mata Haechan menatap pada Xiaojun yang juga tengah menatapnya, disamping Xiaojun ada Yuta yang sudah melihat pada Haechan dengan pandangan tajam. Yuta dengan cepat merampas rokok yang ada di tangan Haechan sebelum ia mematikannya dan membuang puntung rokok di tempat sampah.

"Hyung pernah bilang bukan, rokok tidak menyelesaikan masalah Lee Haechan" ujar Yuta dengan nada tajam.

Haechan mengabaikan Yuta sebelum berbalik dan berjalan pergi, langkah sempoyongannya membuat Xiaojun khawatir. "Kau bahkan minum" sahut Yuta lagi.

"Ssst, kepalaku pusing" ujar Haechan seraya menatap pada Yuta dengan pandangan sinis.

Hap

Tiba-tiba tubuh Haechan terangkat dan ia sudah dalam gendongan Yuta, "kamar paling ujung masih ada kasurnya, istirahat saja disana" ujar Yuta.

"Hm" jawab Haechan menyetujui.

Xiaojun mengikuti dari belakang dengan menyalakan  lampu di setiap ruangan, ia juga memilih membersihkan dorm lama Ilichil melihat cukup banyak debu disana.

Sedangkan Yuta melihat kondisi kamar itu masih cukup bersih, dengan hati-hati ia baringkan Haechan disana. Haechan sendiri memilih memejamkan matanya saat ia sudah terbaring di ranjang.

Senyum lembut muncul di bibir Yuta, jika boleh jujur ia sangat rindu dengan sikap memberontak Haechan. Meski menjadi lelaki lemah lembut dan penurut itu juga baik, namun sikap-sikap Haechan yang begini yang selalu membuatnya jatuh cinta.

"Hyung tahu suasana hatimu sedang tidak baik" ujar Yuta seraya mengusap lembut kepala Haechan, "tapi sayang, kau hanya harus bangkit dan menghadapi masalahmu" lanjut Yuta yang membuat Haechan langsung membuka matanya.

Matanya tampak berkaca-kaca, "aku melupakan putraku cukup lama, apa kau pikir aku sekuat itu hyung?" Tanya Haechan lirih.

Yuta tersenyum seraya meraih Haechan dan membuatnya dalam posisi duduk, dengan lembut Yuta memeluk Haechan membawa kepala kekasihnya dalam dadanya. "Kau tidak perlu menjadi kuat untuk menghadapi masalahmu, tapi rela Haechan dan terima semuanya" ujar Yuta yang membuat air mata Haechan jatuh begitu saja.

"Maafkan dirimu sayang, baru setelah itu balas orang-orang yang menyakiti dan mengecewakan mu, termasuk hyung yang tidak bisa menjaga mu dengan baik" ucap Yuta sembari mencium pundak Haechan.

"Hanya dengan begitu kau bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya" lanjut Yuta.

"Kalian adalah kekuatan ku hyung, maafkan aku" bisik Haechan pelan sembari melepas pelukan Yuta.

"Dua kali hyung gagal, tapi setelah ini hyung akan buktikan tidak akan pernah mengecewakan mu lagi" ujar Yuta yang membuat Haechan tersenyum. "Ini kesempatan terakhir kalian" bisik Haechan yang membuat Yuta tersenyum.

Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang