Part 20

2.6K 350 28
                                    

Haechan terbangun di rumah sakit Jepang, hal yang begitu aneh mengingat ia pingsan di rooftop gedung SM. Ada  Giselle di sampingnya yang tengah menangis menggenggam tangannya, "Giselle" panggil Haechan pelan membuat adik perempuannya langsung menatap padanya.

"Hiks-oppa kau sudah bangun" ujar Giselle seraya menatap Haechan dengan ekspresi ketakutan.

"Kenapa aku disini?" Tanya Haechan bingung.

"Kau tidak ingat oppa, kecelakaan yang terjadi padamu dan ...." Giselle tidak mampu menyebutkan nama keponakannya yang bahkan sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Kecelakaan apa?" Tanya Haechan bingung sembari berpikir dengan keras.

"Hiks oppa maaf, aku tidak bermaksud melakukan hal itu tapi sungguh aku dan Jaemin oppa tidak ada apa-apa, semua itu hanya settingan agensi semata" ujar Giselle seraya memegang tangan Haechan.

"Giselle kau ini berbicara apa? Aku tidak mengerti maksud mu" sahut Haechan yang semakin merasa kebingungan.

"Harabeoji bilang..." Giselle baru mengatakan Harabeoji namun Haechan dengan cepat menatapnya dengan tajam. "Kau cemburu hingga ingin pergi ke Korea karena foto-foto yang beredar di dunia maya tentang aku dan Jaemin oppa, tapi oppa sungguh..."

"Jion dimana?" Tanya Haechan memotong ucapan Giselle yang langsung menatap pada Haechan dengan ekspresi sedih.

"Kenapa kau malah dian Giselle, aku bertanya dimana Jion?" Tanya Haechan tidak sabar.

Giselle melepaskan pegangannya pada tangan Haechan, "Itu...." Ragu itu yang tengah Giselle rasakan sekarang, ia takut mengatakan kebenaran tentang Jion yang Haechan tanyakan.

"Dimana, bawa kemari! oppa ingin melihatnya" perintah Haechan namun Giselle hanya diam saja di tempat dan tidak pergi kemanapun.

"GISELLE, OPPA BILANG BAWA JION KEMARI" teriak Haechan keras saat adiknya tidak mau melakukan perintahnya.

"Oppa" panggil Giselle dengan nada memohon.

"KENAPA SIH KAU INI" teriakan Haechan semakin keras sebelum ia dengan kasar mencabut jarum infus yang menancap di tangannya.

"OPPA" jerit Giselle keras seraya mencegah perbuatan Haechan, namun terlambat Haechan sudah melepaskan jarum itu dan kini punggung tangannya tengah mengalir darah segar.

"Biar oppa sendiri yang mencari Jion" sahut Haechan dengan nada dingin, "Dimana ruang rawat Jion?" Tanya Haechan sembari melihat pada Giselle yang bingung harus menjawab apa.

"GISELLE" panggil Haechan tidak sabar, karena Giselle pada akhirnya hanya diam maka Haechan memutuskan untuk berjalan keluar dari kamar.

"Oppa" panggil Giselle yang mengikuti Haechan di belakangnya.

"Permisi suster putraku dirawat dimana?" Tanya Haechan pada salah seorang perawat yang menatapnya dengan bingung.

"My son, where is he? What room is he being treated in?" Tanya Haechan namun perawat itu malah menatap pada Giselle yang ada di belakangnya.

"Sorry" ujar Giselle sebelum merangkul bahu Haechan, "oppa, ikut dengan ku" ujar Giselle mengajak Haechan pergi.

"Kenapa perawat itu tidak tahu dimana Jion dirawat? Giselle katakan padaku dimana Jion" ujar Haechan dengan nada meminta.

"Oppa, tabahkan hatimu ya" bisik Giselle seraya memeluk Haechan dengan erat, "relakan dia oppa, dia sekarang sudah ada di surga" lanjut Giselle.

Haechan dengan kuat mendorong Giselle, "kau ini berkata apa, GISELLE ITU BUKAN HAL BAIK" teriak Haechan marah pada akhirnya.

Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang