Part 37

1.7K 261 17
                                    

BRAK/BRAK/BRAK

Yoojin berjengit dan menatap horor pada Haechan yang sibuk membanting barang dimana-mana. "Yoojin oppa, kita harus bagaimana?" Tanya salah seorang staf yang menatap takut pada Haechan.

"Biarkan saja, kalian mau apa memang" sahut Yoojin malas, "menegurnya sama saja mencari masalah dengan 19 orang sinting" lanjut Yoojin.

Prang

Yoojin berjengit saat melihat gelas kaca yang terjatuh, "AH, APA LAGI SIH INI, DASAR GELAS BODOH TIDAK PUNYA MATA" bentak Haechan pada setiap gelas yang sudah berubah menjadi pecahan kaca.

"Tinggalkan saja Haechan, tinggalkan" ujar Yoojin menenangkan Haechan.

"Tapi kaca-kaca itu...." ujar Haechan.

"Tidak apa" jawab Yoojin sembari tersenyum.

Haechan mengangguk sembari mengambil kunci mobil milik Jaemin, "bilang pada Jaemin kalau aku akan membawa pulang mobilnya" ujar Haechan dan Yoojin pun mengangguk.

Brak

Hanya lima menit setelah kepergian Haechan, seluruh member dream dan Ilichil masuk ke dalam ruang tunggu. "HAECHAN MANA" teriak Renjun saat ia tidak melihat kekasihnya di manapun.

"Pulang duluan" sahut Yoojin.

"MWO, DENGAN SIAPA?" tanya Jisung.

"Sendiri, ia membawa mobil Jaemin juga" jawab Yoojin.

"Aish"

"Ganti setiap pakaian dulu sebelum pergi menyusulnya" ucap Yoojin mengingatkan. Setelah itu satu persatu membuka baju dan mengganti pakaian mereka dengan cepat.

"Kami akan pulang sendiri" ujar Taeyong sebelum berlari keluar bersama dengan yang lain. Yoojin nampak tidak peduli, dilarang juga percuma bukan. Lagipula memang enak mereka semua mendapat amukan seperti ini, biar sadar kalau sudah berbuat salah.

*

Sedangkan Haechan tengah memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, ada satu tempat yang ingin ia datangi segera. Rumahnya, untuk bertemu dengan putra dan putrinya. Awalnya tadi ia masih berpikir untuk pergi melihat dua orang staff yang tadi menghinanya, kedua orang itu tentu tidak akan Haechan lepaskan dengan mudah. Orang-orang Giselle telah Haechan perintahkan untuk memberikan mereka pelajaran, namun belum juga ia mengunjungi orang-orang itu ia malah mendapat pesan yang membuatnya terkejut.

Ckiiit / Brak

Haechan langsung berlari cepat menuju rumahnya, dan ia harus tercengang dengan para pelayan yang dalam kondisi tidak sadar. Hanya meski mereka tidak sadar, Haechan yakin kalau para pelayannya baik-baik saja.

"AKIKO-HIKARI" teriak Haechan keras memanggil kedua anaknya, namun meski ia sambil menyusuri setiap ruangan di rumahnya. Ia tetap tidak menemukan kedua anaknya,

"AKIKO-HIKARI" teriak Haechan lagi namun tetap saja ia tidak mendapatkan jawaban, Haechan mengusak rambutnya yang dengan kasar. Ia memang tahu tidak akan menemukan kedua anaknya di rumah, sebuah foto yang dikirimkan dimana disana ada putra dan putrinya tengah tertidur dalam posisi duduk.

Ting

Unknown
Sudah kau pastikan mereka?

Haechan
Siapa kau?
Apa maumu?

Balasan Haechan tidak kunjung dijawab, Haechan hampir saja berpikir untuk melacak nomor tersebut sebelum balasan yang ia terima membuatnya tertegun.

Unknown
Oppa, kau lupa padaku

UnknownOppa, kau lupa padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang