Part 33

2K 246 31
                                    

Lee Soo Man tersenyum amat sangat senang dengan berita yang ia dengar, akhirnya ia bisa kembali ke perusahaan. Tempat dimana selama ini ia mengabdikan hidupnya. Saham miliknya telah dikembalikan oleh Jiwoo padanya.

Soo Man lalu mengalihkan pandangannya dan memandang seorang wanita yang tampak pucat di hadapannya. "Saudari mu hebat sekali karena berhasil mempengaruhi keponakan ku" ujar Soo Man pada Karina yang hanya diam, seolah ia tidak tertarik dengan apa yang dikatakan oleh pria di depannya.

"Karina" panggil Soo Man namun Karina memilih untuk tetap diam tanpa mau membalas apapun.

"Sayang sekali hidup mu sudah tidak akan lama, bagaimana patah hatinya saudara mu nanti kalau tahu kau akan segera mati" ujar Soo Man.

Karina menatap pada Soo Man dengan wajah yang tersenyum dingin, "anda akan pergi bersamaku" ujar Karina.

Plak

Soo Man menampar Karina dengan begitu keras membuat wanita itu langsung terjatuh, "beraninya kau menyumpahi ku" ujar Soo Man. "Siapapun yang diluar bawa dia pergi" perintah Soo Man pada anak buahnya.

Seorang pengawalnya masuk dan langsung membawa Karina pergi, namun sebelum Karina benar-benar pergi ia sempat menoleh kebelakang hanya untuk menatap pada Soo Man untuk terakhir kalinya. "Aku bersumpah akan membalas semua ini suatu hari nanti" batinnya penuh tekad.

******

Sepanjang perjalanan pulang Haechan masih belum terbangun, bukan karena ia belum sadar. Namun saat tadi dokter memeriksanya, dikatakan bahwa Haechan hanya tidur.

"Astaga, sepertinya lamaran kita ini tidak terlalu membahagiakan untuknya" ujar Hendery seraya menatap pada wajah terlelap Haechan.

"Kenapa?" Tanya Yangyang.

"Lihat dia, mana ada orang baru dilamar itu tidur" ujar Hendery gemas, ia benar-benar ingin menoel-noel pipi Haechan, atau sekalian ia gigit saja.

"Maklumi dia lelah" ujar Jaehyun.

"BENAR" sahut Doyoung dengan nada berteriak, membuat Hendery sempat berjengit kaget. "DIA BERLATIH DANCE HAMPIR 8 JAM, LALU TIBA-TIBA HARUS BERLARI KE LANTAI PALING ATAS DARI LANTAI 3" Doyoung sepertinya masih kesal dengan insiden lift perusahaan yang tiba-tiba tidak bisa digunakan. "UNTUNG TIDAK TERJADI APA-APA DENGANNYA" lanjut Doyoung.

"Iya-iya" sahut Hendery dengan nada mengalah.

"Sudah bawa Haechan ke kamar, aku mau memeriksa anak-anak dulu" ujar Ten. Perlu di ketahui mereka tadi memang berdebat di depan pintu, sembari Jaemin masih menggendong Haechan.

Untuk Jaemin, bukan hal sulit membawa Haechan yang berat badannya tidak seberapa. Mereka semua akhirnya membuka pintu dan terlihat bingung dengan ruang tamu yang begitu gelap.

"Tumben gelap sekali" bisik Chenle seraya akan berjalan menuju saklar lampu, namun terhenti ketika lampu tiba-tiba menyala.

"ASTAGA/EOMMA/HALELUYA/SETAN"

Teriakan bermacam-macam terdengar saat tiba-tiba ada dua makhluk kecil, salah kedua anak mereka yang belum tidur dengan penampilan memakai baju tidur berwarna putih berdiri di depan mereka.

"HIKARI, AKIKO belum tidur?" Tanya Taeil sembari mendekati keduanya.

"Papa Taeyong, memanggil kami setan?" Tanya Akiko dengan sorot mata tajam membuat Taeyong langsung memukul mulutnya sendiri.

"Bukan papa hanya kaget, jadi salah bicara" ujar Taeyong mencoba menjelaskan.

"Alasan" sahut Hikari dengan nada sinis membuat Taeyong langsung menatap mereka dengan wajah memohon.

Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang