Part 24

2.3K 296 15
                                    

Jeno awalnya ingin mencari Haechan dan Jisung untuk mengajak mereka makan, namun ia malah melihat putri kecilnya tengah duduk sendiri di tepi kolam ikan. Kaki Jeno langsung melangkah mendekati Akiko, "kenapa disini sendiri?" Tanya Jeno.

Akiko hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "hanya memberi makan ikan soalnya Akiko sedang bosan" jawab gadis kecil itu.

Jeno duduk di samping Akiko sebelum ia mengangkat gadis kecil itu ke pangkuannya, "memangnya memberi makan tidak bosan? Kan Akiko juga hanya melihat ikan berenang?" Tanya Jeno penasaran.

"Itu yang papa tidak tahu, kalau memberi makan ikan itu juga termasuk terapi" jawab Akiko yang membuat Jeno menatap pada Akiko dengan wajah penasaran.

"Yang pertama itu dapat membuat rileks, karena saat kita melihat ikan berenang kesana kemari itu membuat kita fokus menatap pada gerakan , warna dan komponen lain yang ada di kolam" ujar Akiko yang membuat Jeno mengangguk sebelum ia menatap pada kumpulan ikan yang berenang.

"Lalu yang kedua, dapat mengendalikan emosi apalagi saat kita duduk dengan tenang" ucapan Akiko membuat Jeno menatap pada Akiko dengan pandangan dalam.

"Dan terakhir adalah melatih tanggung jawab. Memelihara ikan, di mana kita harus memberi makan, mengganti air, maupun memeriksakan kesehatan ikan. Hal ini ternyata punya dampak untuk perkembangan kita yaitu menjadi lebih bertanggungjawab karena kita ingin ikan ini tetap hidup dan menikmati alamnya meski di dalam kolam" lanjut Akiko yang membuat Jeno tersenyum dan menatap gadis kecil itu dengan bangga.

"Kau begitu pintar, sama seperti mama mu" puji Jeno.

"Benarkah?" Tanya Akiko dengan nada senang.

"Hm, papa" panggil Akiko pelan.

"Ya" jawab Jeno seraya memandang Akiko.

"Apa papa dan mama belum menikah?" Tanya Akiko yang membuat Jeno tertegun.

"Kenapa Akiko tiba-tiba bertanya?" Tanya Jeno.

"Saat paman Sunjong mencelakai Hikari Nii ia menyebut bahwa Hikari nii adalah anak haram" jawab Akiko, "dan saat Akiko mencari artinya di internet, itu menyebutkan bahwa anak haram adalah anak yang lahir diluar pernikahan, jadi itu tandanya mama dan papa belum menikah bukan?" Tanya Akiko lagi yang membuat Jeno langsung mencium kening Akiko dengan sayang.

"Maafkan kami ya sayang" bisik Jeno merasa bersalah. "Pernikahan pasti terjadi, tapi banyak kejadian akhir-akhir ini yang membuat kami tidak sempat memikirkannya lagi" ujar Jeno mencoba menjelaskan, ia tahu Akiko anak yang pintar dan ia pasti akan mengerti apa maksud ucapan Jeno.

"Tapi, secepatnya hal itu akan terjadi" ucapan Jeno membuat senyum terbit di bibir anak manis ini.

*****

Haechan menyandarkan kepalanya di jendela mobil, pembicaraannya bersama dengan Jisung telah membuatnya berpikir banyak hal. Jaemin yang melihat hal itu langsung memegang tangan Haechan dengan lembut, membuat Haechan tersentak dan menatap pada Jaemin yang meliriknya lalu tersenyum.

"Ada yang menganggu pikiran mu?" Tanya Jaemin seraya tetap berkonsentrasi menyetir.

Haechan menggelengkan kepalanya, "tidak ada" jawab Haechan.

Jaemin tersenyum lembut, ia tahu Jisung pasti sudah mengungkapkan keinginan mereka pada Haechan. Yang juga menjadi keinginan mereka semua, dan perasaan bingung yang Haechan rasakan sekarang itu adalah hal yang wajar.

"Tapi Jaemin apa tidak apa kau mengantarkan ku, aku bisa pergi sendiri kok tadinya" ujar Haechan.

"Tidak apa-apa, lagipula aku juga tidak bisa membiarkan mu pergi seorang diri begitu saja" jawab Jaemin yang membuat Haechan tersenyum kecil.

Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang