Part 25

2K 220 17
                                    

Haechan memandang datar pada Sunjong yang juga membalasnya dengan tatapan dingin. "Pelacur sialan, semua ini karena mu" teriak Sunjong emosi yang membuat Haechan malah tertawa.

Buakh

Ten menendang kepala Sunjong hingga lelaki itu sampai terbaring tidak berdaya, "jaga ucapanmu" tegur Ten namun Sunjong hanya memandangnya dengan acuh.

"Sunjong hyung, kau memang lelaki bajingan sejak dulu ya" ujar Haechan seraya duduk di pangkuan Xiaojun. "Tapi karma selalu menemukan jalannya, kau lihat keadaan kita sekarang" lanjut Haechan dengan nada sombong.

"Kau hanya menjadi tahanan yang bahkan sudah kehilangan satu jari tanganmu, sedangkan aku setelah kehilangan satu lelaki gila seperti mu aku mendapatkan 19 pria yang seratus kali lebih baik darimu" Haechan jelas menghina Sunjong dengan kata-katanya.

"SEMUA INI KARENA SIAPA BRENGSEK, INI KARENA MU KEPARAT" teriak Sunjong marah.

"Aku?" Tanya Haechan, "masak iya?" Tanya Haechan lagi dengan nada manja pada Xiaojun yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Kau pemuda manis yang baik hati, jadi kau tidak mungkin menyakiti orang" jawab Xiaojun yang membuat Sunjong berdecih sedangkan Haechan malah tersenyum puas akan jawaban Xiaojun.

"Kau dengar" sahut Haechan pada Sunjong.

"Ck, tapi aku juga tidak berniat turun tangan itu hanya mengotori tangan ku saja" sahut Haechan yang membuat Sunjong menatapnya dengan sinis, "tapi bisakah kita lakukan seperti yang sedang viral sekarang?" Tanya Haechan menatap pada Xiaojun.

"Memang apa maumu sayang?" Tanya Ten.

"Aku ingin tubuhnya dipotong-potong menjadi banyak bagian lalu merebusnya menjadi makanan berkhasiat dengan ginseng sebelum kita suguhkan pada ayahnya" jawab Haechan dengan nada suara bingung, bersikap sok polos seolah-olah yang ia katakan hanya sebuah permainan anak kecil.

"KURANG AJAR KAU LEE HAECHAN" teriak Sunjong marah.

"Sssst, jangan buang-buang tenaga sekarang toh eksekusi belum dimulai" tegur Haechan, "tapi jangan membunuhnya langsung ya, rebus dulu sampai ia setengah mati sebelum kalian goreng dia" tambah Haechan yang membuat Kun sedikit bergidik ngeri membayangkannya.

"Kalau begitu kami perlu panci dan wajan super besar" ujar Jaemin.

Haechan mengangguk setuju, "beli saja, uang kalian kan banyak" jawab Haechan santai. Ia berjalan mendekati Sunjong sebelum ia injak dengan kuat tangan Sunjong sampai terdengar bunyi.

Krek

"AAAKKKHH" teriak Sunjong kesakitan namun ia sama sekali tidak dapat memegang tangannya guna meredakan rasa sakitnya. "Ini uang muka yang harus kau bayarkan padaku karena telah berani mendorong dan menyakiti anakku dengan tanganmu ini" ujar Haechan.

"Kuberi kau suatu nasehat, jangan pernah memancing amarah orang sabar apalagi jika itu berkaitan dengan orang yang mereka sayang" setelah berkata Haechan langsung berjalan pergi diikuti oleh Jaemin dan Hendery.

Saat sampai diluar Haechan langsung memuntahkan seluruh isi perutnya, "keparat brengsek kenapa dia bau sekali" bisik Haechan pelan.

"Huek-huek" Hendery dengan cepat memijat tengkuk Haechan, sedangkan Jaemin hanya berdiri di samping seraya menatap Haechan saat Haechan selesai dengan sigap ia mengeluarkan sapu tangannya dan menyeka bibir Haechan.

"Aku mau pulang" bisik Haechan dan Jaemin dengan sigap langsung menggendong Haechan ala bridal style .

"Aku bisa jalan sendiri" ujar Haechan.

"Kau sedang tidak sehat" jawab Jaemin tanpa bersedia menurunkan Haechan. "Kami pulang dulu" pamit Jaemin dan Hendery pun mengangguk.

Cup

Our Light S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang