ᴅᴜᴀ ᴘᴜʟᴜʜ ᴅᴜᴀ

135 18 5
                                    

Bulir air dingin menglir di wajah America. Ia menatap cermin kumuh di depannya dan berulang kali menghela napas panjang, remang-remang lampu kuning memperjelas raut kasar wajahnya yang begitu lelah. America menggengam ujung wastafel dengan keras sementara memori singkat yang terbentuk setelah kejadian sore tadi berputar singkat di kepalanya. Napasnya sedikit memburu ketika wajah acuh tak acuh milik Mexico muncul di dalam benaknya. America melempar kacamata hitamnya ke cermin hingga kedua benda itu retak dan pecah. "Bajingan sialan!"

Suaranya terdengar parau begitu juga dengan kerongkongannya yang sedikit perih. America memandang kacamatanya yang terbelah dua dengan salah satu kacanya terlepas dari gagang. Ia mengambil barang yang dirusaknya itu, melipatnya pelan dan memasukkannya kedalam kantong celananya. Ia menciprat air sekali lagi ke wajahnya sebelum keluar dari kamar mandi.

Texas yang baru saja akan melahap burger hangat langsung gelagapan saat melihat atasannya muncul dari balik pintu kamar mandi dengan wajah basah. Ia perlahan meletakkan roti yang baru saja ia hangatkan itu kembali ke dalam lemari tanpa melepas pandangannya dari America yang mengerutkan kening kepadanya. "Malam, Pak.."

"Apa yang kau lakukan?" America mengabaikan Texas yang bereaksi seolah tertangkap basah melakukan hal tak senonoh, ia membuka lemari di samping bawahannya itu dan meminum sebotol air putih dengan kemasan usang. "Berhenti menatapku seperti itu, jika kau ingin memakan itu lakukan saja. Aku tidak akan meminta."

"Ah, maaf, Pak-Maksudku, bukannya aku tidak ingin berbagi," Texas bergerak tak nyaman. Ia mencoba untuk menyusun kata dengan perlahan dan hati-hati dan menyerah. "Lupakan saja. Kumohon jangan bilang kepada siapa-siapa. Maaf mengganggu, Pak. Selamat malam."

America hanya menggeleng kepala melihat Texas pergi dengan terburu-buru. Ia melirik lemari tempat Texas menyimpan roti yang terlihat masih segar, lemari itu dibukanya dan aroma yang menggiurkan langsung mengudara. America mengendikkan bahu dan melahap burger tersebut tanpa pikir panjang, rasa yang lama hilang terasa menari-nari di atas lidahnya. Ia begitu menikmati hingga tak sadar sesosok berdiri di belakangnya hingga roti yang ia nikmati direbut dan ditarik ke atas kepala. America tersentak dan sontak berbalik, Germanny dibelakangnya menatap heran ke America. "orang-orangmu kelaparan dan kau menikmati stok makanan yang tak seberapa tanpa acuh." America mendesis tak suka pada Germanny.

America memutar bola matanya. "Jangan berpikir aku bisa membantu mereka dengan perut kosong. Itupun jika mereka masih menganggapku sebagai pemimpin mereka." Ia merebut roti dari tangan Germanny dan langsung memakannya cepat, awas-awas bila pria jerman itu akan menyita burgernya jika dia telat sepersekian detik saja menelan makanan cepat saji itu.

Germanny membuka sebuah rak dan mengambil sebuah botol kaca berwarna cokelat bening. Dia menarik kursi rapuh dengan kasar dan mendudukinya, botol kaca tersebut dibuka dengan kasar. America melihat Germanny dengan tatapan aneh, "Dasar pemabuk, semua kertas kerjamu pasti sudah habis terbakar. Apalagi yang kau pusingkan."

"Pikiranmu pendek sekali." Germanny kembali menenggak alkoholnya. "Akan lebih baik jika aku kembali mengurusi setumpuk kertas di meja kerjaku saja, setidaknya aku tidak perlu menguras tenaga dan otakku sendiri untuk mengurusi orang-orang yang bahkan tidak berbagi bahasa yang sama denganku."

Merasa tersinggung, America mencoba merebut alkohol itu tapi tangan Germanny mengambil cepat dan meminum habis satu botol itu. America berdecak, "Mungkin kau perlu memeriksa otakmu itu. Semua akohol itu pasti sudah merusak sel otakmu hingga tidak bisa bersimpati."

Kepalanya bersandar di kursi, lengan diwajahny menghalangi temaram lampu redup. Germanny hanya terdiam, orang-orang yang melihat pasti akan berpikir bahwa dia sudah dibawah pengaruh alkohol. Germanny pun berharap begitu tapi sayangnya dia tidak akan semudah itu mabuk. Tidak setelah dia menjadi pemabuk selama dua dekade lebih. Akan membutuhkan lebih dari tiga botol untuk membuat Germanny mulai merasakan efeknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴋᴇɴᴏᴘsɪᴀ | countryhumansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang