Sebelum baca lebih lanjut aku ingin kalian tau kalo tokoh cerita ini tidak hanya CountryHuman dan StatesHuman, akan ada human-human biasa sejenis kita.
Matahari tenggelam berganti malam. America tak henti-hentinya menatap sekitar, perasaan was-was tak kunjung hilang mulai dari ia mengambil alih kemudi. Kadang ia berbicara sendiri untuk menenangkan diri. Jarinya terus mengetuk stir pelan diikuti senandung lagu asal yang ia gumamkan pelan. Jalanan panjang masih terlihat ke depan.
"Ya ampun, tidak ada ujungnya," celetuk America sembari menyipit. "Holy mother! Jangan sekarang!" Paniknya ketika laju mobil mulai terhambat. Kakinya terus-menerus menginjak pedal gas, tetapi mobil tetap memelan hingga berhenti sepenuhnya dengan cahaya lampu yang ikut mati.
"Siapa?!" "Ada apa?!"
Russia dan Canada tiba-tiba muncul dengan masing-masing senjata. Wajah yang belum sepenuhnya terbangun dihiasi ekspresi panik mereka. Mata yang setengah terbuka memperlihatkan kewaspadaan yang terlalu.
"Hiss, apaan! Yang ada malah kalian memancing musuh!" desis America setengah berteriak, mengambil bungkus snack kosong dan melemparnya ke mereka. "Mobil ini kehabisan bahan bakar." Ia menunjuk angka tangki bensin yang sudah mencapai nominal merah.
"Ck, kukira apa. Tunggu, Aku akan memeriksa bagasi. Mungkin ada cadangan." Russia berbalik membuka pintu mobil yang sudah hilang kacanya, kini hanya ditutupi kain agar udara dingin tak masuk. "Hati-hati," sahut America memperingatkan yang hanya dibalas gumaman oleh Russia.
Canada berdiri kebingungan, tangannya menggaruk tengkuk yang tak gatal. Ia berbisik kecil, "Memangnya karavan punya bagasi?"
America menepuk dahi.
Tak selang lama Russia kembali dengan muka dongkol, terlebih ketika keduanya menatapnya. Russia mendengus kasar, "jangan berkomentar."
America menahan tawa sementara Canada menopang tangannya menutup wajah yang berekspresi geli. Hanya mendesah kasar, Russia merotasikan netra hijaunya kesal.
"Terserahlah. Kita akan melanjutkan perjalanan besok." ia berjalan menuju ke belakang namun tawa America yang lolos menghentikannya.
"Dan jangan ada yang mengungkit tentang tadi!"
"Bagaimana Kita akan membawa semua ini?" Canada menggaruk kepala.
America melongo sementara Russia sibuk berpikir. Selanjutnya America tersenyum sumringah, "kenapa tidak Kau saja yang bawa? Badanmu 'kan besar!" Celetuknya memukul bahu Russia. Yang dipukul seketika meringis dan menatap tajam America.
"Oh, shxt. Sorry!" panik America seketika.
"Heh, bodoh. Senang sekali ya Kau memancing emosiku," balas Russia tak terima, kemudian memukul balik America, namun lebih keras hingga dirinya sampai terdorong ke depan sedikit.
Sedang Canada berdiri masih sibuk melihat barang-barang yang ditemukan di seluruh sudut karavan. Lima helai pakaian, tiga paket minuman soda, dua kotak medis, serta sekotak makanan kaleng. Sisanya alat-alat yang paling mereka butuhkan; dua buah senter, sebilah pisau, dan beberapa alat mekanik. Sementara mereka hanya mendapatkan dua tas ransel ditambah satu tas miliknya sendiri. Miliknya memang tak terlalu banyak isi sebelumnya, tapi tetap tak akan cukup untuk membawa semuanya. Sementara hampir seluruh barang yang ada sangat mereka butuhkan.
"Ya ampun. Bisakah Kita mencari bahan bakar saja. Aku tidak tega melihat stok makanan ini ditinggal sendiri," seru America lalu menjatuhkan dirinya ke lutut dengan dramatis. Menggelikan, Russia berjengit di tempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/220169727-288-k553697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋᴇɴᴏᴘsɪᴀ | countryhumans
Fanfic[𝐀merica fanfiction, ft. 𝑺tateHumans] Amerika terbangun dan menemukan dirinya berada di sebuah kamar tak berwarna. Ketika dirinya keluar, ia langsung dikejutkan dengan kenyataan bahwa dunia tengah dimangsa oleh para mayat hidup yang terinfeksi vir...