ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

266 47 23
                                    

Suasana senyap dimulai setelah Canada mendaratkan bokongnya di samping Mexico. "Ada yang mau memulai pembicaraan?"

Pertanyaannya tak mendapatkan jawaban. America mengetuk-ngetuk jari ke atas meja dengan raut wajah bosan, sedang di depannya Mexico menatap tajam setiap gerik yang ia buat. Disampingnya, Russia mengunci pandang ke Canada. Seolah memintanya memulai konversasi terlebih dahulu.

"Kalian seperti anak kecil," Canada mengusap wajah sembari menghela napas kasar.

"Bukankah seharusnya salah satu dari kalian yang bicara?" balas Russia mengangkat satu alis.

"Langsung ke inti saja, kita harus pergi dari sini." ucap Mexico seraya melempar pandang ke Canada. "Kenapa?"

"Aku tidak tau kemana tujuan yang kau maksud, dan bagaimana dengan transportasinya?"

Mexico berpindah mata ke America. "Kau lupa, ya. Kami punya transportasi."

Russia tak langsung terima dengan itu. "Kenapa kami harus ikut denganmu? Dan kenapa Kau menyetujuinya?" ia melempar tanya pada Mexico dan Canada bergantian.

"Begini, aku sudah berbicara dengan Mexico. Dia tau sebuah zona aman yang berada disekitar sini, aku membuat kesepakatan dengannya. Kita bisa bergabung ke tempat itu,"

America menaikkan alis penasaran, "dan?"

Mexico menyambung, "persediaan makanan kalian menjadi milikku."

"Tunggu, apa?!"

"Kau serius?"

Baik America maupun Russia sama-sama melempar tatapan tak percaya pada Canada. "Hei, dengar dulu. Kau juga! Jangan memainkan fakta!" Canada menjitaki kepala Mexico. Yang lanjut membuat empu memberi tatapan tak senang.

"Begini, disana ada banyak para pengungsi. Dan Mexico serta beberapa orang tadi mendapat giliran keluar untuk mencari bahan makanan. Jadi kalian mengerti bukan? Harganya sama dengan keuntungan bergabung disana."

America nampaknya masih tak ingin percaya dengan penukasan Canada. Namun kendati menolak, rasanya hal itu tak buruk juga. Hingga pandangan kembali mendarat di Mexico membuatnya sedikit sebal. Mungkin ini buruk.

"Baiklah," America menghela napas pada akhirnya. Sedari awal memang berpikir untuk bergabung dengan para survivor, "kapan kita akan berangkat?"

Tak butuh waktu lama untuk Mexico berpikir dan lanjut jawab, "malam ini,"

"zombie itu lebih lemah di waktu malam. Mereka menggunakan energi cahaya matahari untuk beraktivitas lebih leluasa." Lanjutnya tak memberi kesempatan salah satu dari mereka menjawab.

"Seberapa jauh tempat itu?" Tanya Russia.

"Entahlah, aku tidak ingat. Tapi aku ingat jalan pulang." Mexico mengendikkan bahu tak acuh.

"Kau tidak berbohong tentang semua ini bukan?" Russia memberi tatapan selidik.

America memecah keduanya, membuat hening sesaat terngganggu dengan suaranya. "Oke! Jadi malam ini 'kan?"

"Kalau begitu kita harus bersiap."
 
 
 
  Matahari mulai menampakkan presensinya lewat sinar jingga yang menghalau gelap langit. Bintang-bintang memudar bersamaan bulan yang sudah berlalu melewati timur.

"Ampun, aku sama sekali tidak tidur," Canada menggerutu seraya mengucek matanya. Tak hanya ia, kantung mata terlihat bersarang di seluruh mata mereka.

America tak berkutik. Ia yang biasanya bermulut besar tak menanggapi keluhan saudaranya. Memilih bungkam dan sembunyi di balik kacamata hitam kemudian menggenggam senjatanya erat. Sikap America yang agak berbeda sesaat membuat Canada berasumsi bahwa jiwanya terinfeksi sifat dingin Russia. Tapi seingatnya tadi malam ia baik-baik saja,

ᴋᴇɴᴏᴘsɪᴀ | countryhumansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang