12. Baik - kan

43 2 0
                                    

Haloo halooo semuaaa, beberapa hari ini author lagi bingung banget alurnya ;) apalagi draf nya juga udah habis. Jadi, bab ini pendek banget hehe..

HAPPY READING

Di sebuah kamar bernuansa hitam, seorang gadis dengan rambut panjangnya duduk di kursi belajarnya sedang menunggu seseorang.

Tok
Tok
Tok

Ceklek

"Hai, She."

Gadis itu memutar kursinya, menatap 'partner' nya yang ia tunggu berdiri di ambang pintu. Gadis itu menaikkan satu alisnya, "Gimana?"

"Berhasil, Shaka udah mulai cuek sama Arshilla." Ucap orang itu.

Gadis itu tersenyum misterius, "Bagus, nggak sia sia gue bayar lo mahal."

Orang itu terkekeh, "Iya dong, seorang gue selalu bisa diandalin."

"Awasin mereka terus, sampai gue sendiri yang turun tangan ngehancurin semuanya."

Orang itu mengangguk, "Oke, jangan lupa transfer."

"Hm, kabarin lagi apapun tentang mereka."

Orang itu kembali mengangguk lalu keluar dari kamar gadis itu yang tengah menyeringai.

"Shaka aku nggak bakal lepasin kamu gitu aja."



Dikediaman Wijaya. Arshilla, Shaka, Nadien dan Dewa tengah berkumpul di ruang keluarga sembari menonton TV.

Mereka menonton dengan tenang dan tidak ada yang bersuara. Hingga, suara dari Dewa memecah keheningan.

"Gimana sekolah kalian?" Tanyanya pada anak dan menantunya.

Arshilla tersenyum, "Baik, yah."

"Shilla senang kan tinggal sama Shaka."

Senyum Arshilla sedikit luntur, ia melirik Shaka yang hanya diam. "Se-senang, yah."

"Kalau Shaka kasarin kamu, bilang aja sama ayah."

Arshilla mengangguk kaku, ia takut salah menjawab dan berakhir di marahi oleh Shaka.

Nadien mengelus pipi Arshilla lembut, "Minggu depan kalian akan pindah ke rumah kalian, Arshilla udah bisa kan kalau tinggal berdua sama Shaka?"

Mata Arshilla membelak, "Kenapa nggak di sini aja, bun?"

"Kalian kan udah suami istri, sudah sepatutnya punya privasi sendiri." Jelas Nadien.

Arshilla meremas ujung bajunya kuat, kenapa harus sekarang? Di saat hubungan Arshilla dan Shaka sedang tidak baik baik saja, mereka seolah di paksa untuk berdamai.

"Arshilla nggak papa kan, nak?"

Arshilla mengangguk, "Nggak papa, Bun. Arshilla udah nih ngantuk banget, mau tidur duluan, yah bun." Ucapnya sambil pura pura menguap.

Dewa dan Nadien hanya mengangguk, lalu Arshilla pergi menuju ke kamarnya. Sedangkan Arshaka laki laki itu hanya diam dan tak menimpali obrolan mereka.

"Kamu kenapa, Shaka?" Tanya Nadien yang sadar jika Shaka ternyata melamun.

Shaka menggeleng, "Shaka nggak papa."

Dewa menghela nafas lelah, "Sudah ayah bilang, kalau ada masalah bicarakan baik baik. Jangan hanya saling diam dan seberat apapun masalah kalian, kamu jangan pernah kasarin Arshilla."

DOUBLE A (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang