Hari itu sudah telat malam.
[Name] bingung mengapa Sae tidak pulang². Untuk mengisi kejenuhannya. Ia merajut boneka mungil.[Name] juga menyetel film horor sembari menunggu Sae pulang. Namun setelah filmnya selesai ia belom kunjung pulang.. Akhirnya [Name] memutuskan untuk jalan² keluar malam itu.
Di lapangan, ia melihat lapangan sepak bola. Biasanya saat SMA [Name] selalu mengamati cara gerak para pemainnya untuk di jadikan referensi anatomi gambarannya. Namun kehadiran Sae membuatnya di permudah karena ia bertemu dengannya setiap hari.
Lalu Sae saat itu... Juga populer. Bahkan [Name] sendiri saja iri.
"Mengapa ia ingin bersama orang aneh sepertiku?"
Gumam [Name] dalam pikirannya.
Saat ia melintasi bulan purnama. Semua hal itu mengingatkannya pada saat ia melakukan konser di tengah malam. Sebagai lantunan musik belakang para penari² yang ada.Lalu diam² juga melihat Sae yang sedang duduk di barisan paling belakang. Semua ingatan itu membekas di memori [Name].
"Aku kangen dengan guru musisiku.."
Ucap [Name] saat ia menyentuh biola dan gitar yang ada di toko, tidak jauh dari lapangan sepak bola tadi."Kamera?" [Name] menemukan kamera.
"Kalau tidak salah, dulu Sae sering mengatakan kalau ia memiliki banyak fto dengan adiknya..
Apa ku beli saja ya? Aku juga ingin berfoto bersamanya" Dalam pikiran [Name].Namun sesaat ia meletakkannya kembali, ia lupa dengan kamera yang tadi di pegang dan segera melihat barang² lainnya. [Name] menatap pakaian² yang terpajang mewah di pinggir sebelah rak tempat kamera tadi.
"Ibuku sering mengatakan.. sebagai perempuan harusnya berdandan cantik dan mendapatkan suami yang kaya... Heh- seperti aku bakal melakukannya." Dalam pikiran [Name] sembari menatap dengan rasa jengkel."Memiliki Sae sudah cukup, aku tidak perlu hal² bodoh yang lainnya, kan?" Tanya [Name] kepada dirinya sendiri.
Ia keluar dari toko yang bisa di bilang tertutup itu... Ia bingung mengapa ia tidak menyadari keberadaan tokonya walau sering lewat.[Name] melanjuti perjalanannya sebelum jam 12 malam, dan kembali tepat di tengah malam hari itu.
"Fufu~ aku juga ingin memiliki kucing yang gemas seperti ini." Omong [Name] sembari memegang kucing hitam yang ada di depan apartemennya.
"Tapi Sae alergi.." Ujarnya dengan cemberut.Saat [Name] menghadap ke atas. Sae menatapnya dengan sorotan yang tajam.
"[Name]... Kemana saja kau ini.."
Tanya Sae dengan nada yang marah.
[Name] hanya tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere Sae X Cegil (Y/N)
عاطفيةSae dan [Name] sudah berpacaran selama 3 tahun. Namun tingkah laku Sae yang pemalu dan pemarah(aka tsundere) membuat [Name] selalu ingin menggodanya [Name] suka menggoda Sae dan membuatnya marah karena baginya lucu. kira" gimana ya reaksi Sae kalo d...