CHAPTER 5

1.5K 100 0
                                    

Tidak terasa sudah 1 bulan, Hana berada di dunia novel ini. Bahkan Hana sama sekali tidak mendapatkan ingatan Jeon Hana yang sebelumnya. Hana juga tidak tahu sampai kapan dia di novel ini, apakah selamanya, tidak ada yang tahu. Hana juga menjalani hari seperti biasa tidak ada perbedaan seperti kehidupan sebelumnya, yaitu hidup dan kerja. Ia bersyukur karena bidangnya di sini juga sama seperti sebelumnya. Hana juga cukup bisa beradaptasi dengan kehidupannya saat ini. 

Masih segar di ingatan Hana hari pertama dia masuk kerja di dunia ini, Nara membantu Hana. Mungkin karena saat itu Nara berpikir Hana masih hilang ingatan dan habis kecelakaan juga. Beruntungnya Nara satu divisi dengannya, jadi Hana cukup terbantu. Nara menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan. Saat itu, Hana merasa seperti kembali menjadi anak magang. 

Saat ini, Hana sedang menyelesaikan beberapa laporan karena manajer meminta untuk team finance mengumpulkan laporan bulanan perusahaan. Akhir bulan, tentu saja sangat sibuk bahkan Hana sudah pernah merasakan pahit manis nya menjadi finance di dunia sebelumnya. Bergelut dengan angka dan uang bukan hal baru baginya. Fokus Hana teralihkan saat mendengar Nara memanggilnya. 

"Hann, ayo makan dulu ya. Nanti baru dilanjut lagi,"

"Bentar Nar, nanggung nih"

"HANN, MAKAN SEKARANG !!"

Nara yang sudah bicara dengan nada seperti itu membuat Hana tidak bisa berkutik lagi, udah siap siaga satu. Hana memang sering sekali lupa  jika sudah fokus untuk mengerjakan sesuatu, padahal sudah tahu sendiri ia juga punya gerd di novel ini. Entah kebetulan atau bagaimana, Hana juga tidak tahu. Hana bangkit dari kursi nya lalu bergegas menyusul Nara untuk mencari kedai terdekat. Pilihan mereka jatuh pada satu kedai yang tidak jauh dari kantor tapi tidak terlalu ramai juga di jam sekarang. Memang mereka sengaja tidak mencari kedai yang ramai karena mereka juga harus kembali ke kantor.

"Hann, kamu pesen apa ? Kayak makan sup gitu enak deh, biar hangat"

"Bebas deh Nar, aku ikut kamu aja. Nar, aku pengen kopi hitam boleh gak ? Tiba-tiba pingin nih"

"Kopi Hitam ? lagi ? tadi pagi udah loh, gak sadar diri banget"

"Udah lah jangan banyak cing cong, ayo pesan keburu antri nanti, aku jaga tempat duduk nya aja, badan ku capek banget nih"

"Oke lah, tunggu ya jangan kemana mana"

Nara meninggalkan Hana untuk memesan beberapa makanan dan minuman pesanan Hana. Nara juga memesan minuman selain kopi hitam, karena gak mungkin Hana minum kopi terus. Nara juga heran Hana adalah orang yang sama sekali tidak pernah minum kopi hitam biasa nya sekedar cuman cappucino atau minuman lainnya. Akhir akhir ini dia cukup sering meminumnya. Nara hanya khawatir jika terus minum kopi hitam seperti itu gerd nya bagaimana.

Setelah memesan Nara kembali ke meja mereka. Namun tiba-tiba Hana merasa akan mual seperti tidak enak badan.

"HANN, Woii mau kemana ?"

Hana tidak menghiraukan Nara bergegas menuju toilet. Setelah memuntahkan isi perut nya Hana merasa lemas tapi sekaligus lega. Ditengah kelegaan nya, ia kembali merasa mual lagi. Hana cukup malu karena ada seorang nenek yang juga berada di toilet tersebut.

"Nak.. apakah kamu sering mual begini ?"

"Cukup sering Nek, biasa nya di pagi hari. Mungkin karena akhir ini aku ada lembur di kantor, jadi sedikit drop"

"Apa tidak sebaiknya kamu periksa ke dokter ? Kok nenek kira kamu hamil ya. Jangan salah paham nenek hanya ada feeling saja"

"Hahhh, hamil"

"Iya, kamu coba periksa ya ke dokter takutnya memang hamil atau gejala penyakit lain. Kan lebih cepat di obati lebih baik"

"Ohh iya Nek, terima kasih sarannya"

Nenek itu meninggalkan Hana, sedangkan pikiran Hana berkecamuk. Hamil, adalah hal yang paling Hana takutkan saat ini. Ia benar benar tidak berpikir sampai ke arah sana. Semua gejala yang dialami nya ini, ia kira hanya karena tubuhnya lelah akibat lembur. Hana lantas mengingat kembali, apakah Hana sudah mendapatkan siklus bulanannya ya, jawaban TIDAK. Ia tahu bahwa siklus bulanan memang tidak pasti tapi Hana sedikit was was dengan perkataan Nenek tadi. Apalagi Hana kembali mengingat kejadian saat ia pertama kali ada di sini.

Hana merapikan sedikit penampilannya, lalu kembali ke Nara. Ia melihat Nara sedang menunggu dengan makanan yang sudah ada di meja.

"Han, lama sekali di toilet, panggilan alam ya ?"

"Narr, kayak hari ini aku ijin gak lembur dulu ya, kayak nya badanku kurang fit nih, tadi bolak balik toilet"

"Iya Han, aku ijinin ke manajer nim ya ? Tapi nanti pulang aku ke apart mu ya ? Takutnya kamu kenapa napa lagi"

"Jangan dulu deh Nar, besok aja ya"

"Ya udah deh, yuk makan keburu dingin nih"

Hana dan Nara makan dengan lahap karena memang selapar itu. Setelah makan Nara dan Hana kembali ke kantor. Hana bergegas menyelesaikan kerjaan nya, lalu saat jam menunjukkan pulang ia membereskan meja nya, lalu pamit ke Nara.

"Nar, balik dulu ya. Aman kan ijin nya ?"

"Aman Han, manajer nim udah approve kok, udah ku chat tadi dan bales"

"Oke deh, bye bye"

"Oke, hati hati Han"

Hana mengambil sepeda nya, fyi Hana memang berangkat pulang kerja menggunakan sepeda lipat nya. Karena Hana pikir akan hemat ongkos sekaligus olahraga mungkin, jarak nya pun tidak terlalu jauh mungkin memakan waktu 20 - 25 menit. Hana juga senang kalau pagi bersepeda hawa nya sejuk sejuk gimana gitu.

Sambil mengayuh sepeda nya Hana singgah ke apotek untuk membeli hal yang Hana perlukan saat ini, testpack. Seumur hidup Hana belum pernah beli benda ini,jadi sesdikit canggung. Hana ingin benar benar memastikan apakah ia benar hamil atau tidak. Jujur ia takut, karena belum pernah terjadi sebelumnya Hana mengalami kejadian seperti ini.

Setelah sampai di apartnya, ia beberes sebentar lalu menyiapkan makanan. Sambil menunggu nasi matang, Hana ke toilet untuk menggunakan alat tadi. Jujur Hana takut, ia melihat dengan seksama hasil yang ia dapat, cukup lambat namun perlahan menunjukkan kejelasan. Sejenak nafas Hana merasa tertahan, ia cukup yakin dengan hasil yang di dapat alat ini karena ia juga membeli tidak hanya satu tapi lima dengan merek yang berbeda, semua menunjukkan hasil yang sama, yaitu menunjukkan GARIS DUA.

"Astaga, hasilnya positif, apa yang harus aku lakukan ?"

Seketika lututnya melemas, ia benar tidak bisa berpikir apa-apa sambil menyangga perutya . Dalam waktu satu bulan banyak kejadian tidak terduga yang ia alami. Hana tidak boleh jatuh dulu, ada kehidupan lain yang Hana bawa saat ini. Panik, takut, lelah tentu saja ada, Hana manusia biasa juga. Hana harus berpikir kedepannya, apakah ia harus bagaimana meminta tanggung jawab pria itu tentu saja tidak bisa, jujur wajah nya Hana tidak tahu. Ia harus mendiskusikan ini dengan Nara, yap dengan Nara hanya dia keluarga yang dia punya. Hana mengambil ponsel nya, mengetik sesuatu menekan tombol send dan tak lama ada bunyi pesan masuk

'Narr, besok datang ke apart ku ya'

'Oke Han'

Hana beranjak dari sana, ia harus makan tubuh Hana rasanya melemas setelah tadi. Beruntungnya Hana masih memiliki kewarasan sehingga ia tidak langsung stress atau banting banting barang mungkin. Hana berusaha makan walaupun makanan nya sulit diterima tubuhnya. Pantas saja akhir ini nafsu makan nya tidak stabil, ia juga sering ingin sesuatu yang tiba-tiba, mual di pagi hari dan banyak gejala tidak biasa lainnya.

'Kenapa aku tidak menyadarinya ya ?' batin Hana

.

.

.

.

.

.

Terima kasih sudah membaca ;)

ONLY YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang