Sudah beberapa menit yang lalu, Hana sadar. Masih jelas di ingatan nya, saat ia sadar Junseo sangat senang hendak memeluk namun ia urungkan karena mungkin takut menyakiti Hana karena tubuhnya yang lemah. Junseo juga langsung memanggil dokter. Dokter mengatakan tubuh nya sudah perlahan pulih, mungkin dua hari kedepan ia sudah di perbolehkan untuk pulang.
Setelah dokter pergi ruangan nya kembali hening, Junseo hanya sesekali menatap Hana atau melakukan aktivitas lain untuk memecah kecanggungan. Tadi Hana sempat meminta Junseo untuk membeli makanan karena seperti nya ia cukup lapar, ia hanya bisa di perbolehkan makan makanan yang lembut mengingat sudah 3 hari ia tidak sadar. Hana juga melihat ada box bayi yang tidak jauh dari tempat tidur nya. Niat Hana ingin bangun dan melihat anak nya, jadi ia coba menurunkan kaki nya perlahan. Namun saat kaki nya menapak, ternyata kaki nya masih belum sanggup untuk menopang badan nya. Alhasil ia hampir jatuh, beruntung Junseo yang baru datang sigap membantu menopang agar Hana tidak jadi terjatuh.
"Kamu mau kemana ?" tanya Junseo
"Aku mau melihat anak ku, tapi ternyata aku belum sanggup untuk berjalan"
"Tunggu di sini, biar aku yang bawa ke sini"
"Mmm"
Hana melihat Junseo meletakkan makanan nya ke meja, lalu pergi menuju box bayi nya. Tak lama Junseo kembali dengan bayi yang berada di gendongannya. Junseo dengan perlahan menyerahkan anak nya ke Hana. Hana pun dengan hati-hati menerima dan menggendong nya, walaupun ia jarang menggendong bayi atau bahkan tidak pernah namun seperti nya naluri keibuan nya muncul saat anak nya sudah berada di dekapannya. Fyi, disini Hana sudah tahu jika laki-laki yang 'tidur' dengan nya malam itu adalah Junseo. Hana ucapkan terima kasih pada 'Jeon Hana' yang menepati janji nya saat di alam bawah sadar nya waktu itu.
"Uhhh, lucu sekali sih anak mama. Btw sudah diberi nama atau belum ya ?" tanya Hana
"Belum, Han"
"Ohh, aku keburu pingsan rasa nya. Padahal aku sudah sedikit menggumamkan nama nya waktu itu. Mungkin papa gak dengar"
"Ahh begitu. Jadi mau kamu kasi nama apa ?"
"Jeon Hanjun"
"Mmm bagus bukan ?"
"Bagus aku juga suka. Han ... aku ... mmm"
"Kenapa Jun ?"
"Aku minta maaf Han atas perbuatan ku malam itu. Aku benar - benar ketakutan saat kamu di nyatakan dokter tidak sadar. Aku minta maaf atas semua perbuatan ku yang sudah bikin kamu susah, aku dengar dari Nara kamu sempat kecelakaan dan hilang ingatan"
"Mmm, itu benar. Mungkin saat itu aku yang panik dan takut jadi sedikit ceroboh"
"Lalu, aku ingin bertanggung jawab"
"Bertanggung jawab bagaimana ? menikah dengan ku begitu ?"
"Iya"
"Jawaban ku tidak, Jun"
"Tapi aku sungguh ingin bertanggung jawab"
"Tapi tidak menikah juga, Jun. Kamu tetap bisa memenuhi tanggung jawab mu dengan Hanjun kok tanpa harus menikah dengan ku. Kamu juga berhak atas Hanjun, kamu bisa menemui nya kapan pun, manafkahi nya atau apapun itu. Yang penting jangan pisah kan aku dengan anak ku"
"Lalu bagaimana dengan mu ? apa aku setega itu mengabaikan mu. Kamu sudah melahirkan anak ku, apalagi kamu sampai tidak sadar 3 hari. Lalu apa kata orang lain tentang mu, anggapan tentang kamu yang melahirkan anak di luar nikah. Aku tidak mau kamu di cap yang tidak tidak. Jadi dengan kamu menikah dengan ku, kamu berada dalam perlindungan ku. Mereka tidak akan macam-macam dengan mu" kata Junseo menjelaskan
"Lalu, Kamu tahu gak sih, kamu udah bikin aku hampir gak waras. Aku sudah kehilangan Anna dan Dohyun, aku gak mau kehilangan kamu juga" lanjut Junseo dengan nada yang sedikit frustasi sampai tidak sadar mengungkap kebenaran mengenai Anna dan Dohyun yang sudah tiada.
"Maksud mu kehilangan Anna dan Dohyun bagaimana ?" tanya Hana dengan menyelidik
"Akan aku ceritakan nanti, kamu masih tahap pemulihan. Aku tidak mau menambah beban pikiran mu"
"Lalu aku harus menunggu sampai kapan ? ceritakan sekarang" kata Hana dengan tidak sabar.
"Anna dan Dohyun sudah tiada, mereka meninggal karena kecelakaan saat di Jeju"
"APAAA, lalu bayi nya Anna bagaimana ? apakah selamat ?" teriak Hana karena cukup kaget mendengar berita tersebut. Pantas saja ia menghubungi Anna waktu itu tidak ada balasan.
"Hann, pelan-pelan Hanjun kaget nanti. Bayi nya selamat, aku juga secara legal mengangkat nya menjadi anak ku. Karena Anna menitipkan nya pada ku"
"Astaga kejadian apa saja yang aku lewatkan selama 3 hari ini. Bayi nya laki - laki atau perempuan ?" tanya Hana, ia juga baru ingat jika ia masih menggendong Hanjun
"Bayi laki-laki. Nama nya Lee Jinseok mungkin akan ku pertemukan dengan mu jika kamu sudah pulih. Aku juga mau Hanjun punya marga Lee bukan Jeon. Apakah kamu keberatan ?"
"Tidak, aku justru senang karena kamu dengan sukarela mengijinkan Hanjun pakai marga mu"
"Tentu saja Han, aku mengijinkan, sampai kapan pun juga akan seperti itu. Bahkan jika seandainya aku menemukan fakta diri mu dan Hanjun 5 atau 10 tahun lagi. Aku akan tetap memberikan marga ku. Dia juga berhak bahkan sangat berhak. Lalu, apa kamu benar-benar tidak memikirkan lagi dengan menikah denganku ?"
"Tidak perlu menikah Jun. Aku juga tidak sepeduli itu dengan anggapan orang lain. Kita tidak bisa menutup mulut mereka, maka kita lah yang menutup telinga diri sendiri. Lagi pula kita bisa merawat Hanjun bersama, kamu sesuaikan saja dengan jadwal dan kebutuhan mu. Aku akan menyesuaikan" kata Hana dengan keputusan yang bulat
Memang dengan menikah dengan Junseo semua akan menjadi lebih mudah namun bukan ini yang di inginkan Hana. Menikah adalah proses yang sakral di hidupnya. Ia tidak mau menikah dengan orang yang salah dan bahkan menikah dengan nya hanya berdasar rasa kasihan dan tanggung jawab. Hana tidak mau hidup dalam kepura-puraan seumur hidup nya.
.
.
.
.
.
.
Terima kasih sudah membaca ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU (END)
FanfictionElizabeth Hana, karyawan swasta yang hobi baca novel serta review novel temannya. Sampai suatu hari temannya minta untuk di review sebuah novel, yang entah mengapa membuat Hana terjebak di dalam novel tersebut. Junseo, si second male lead yang berad...