I. Pagi

50 2 0
                                    

Suasana pagi itu cukup cerah seperti biasanya, banyak orang yang sudah mulai memulai aktivitasnya baik orang tua, anak-anak, dan yang lainnya. Hal tersebut dilakukan juga oleh beberapa pemuda tampan yang tengah mengobrol di salah satu tenda bubur ayam, yang lumayan banyak pembeli pada pagi itu karna bisa dibilang tenda bubur disini enak. Banyaknya pembeli yang tengah mengantri ataupun sedang menikmati buburnya, tidak menyurutkan semangat mereka akan pembicaraan yang sedang berlangsung, mereka terlihat asik dengan dunia mereka tanpa peduli dengan sekitar. Para pemuda tersebut berkumpul disitu untuk mengisi perut mereka sebelum memulai aktivitas. Satu persatu para pemuda itu sudah menyelesaikan bubur mereka, akan tetapi mereka masih berdiam diri disana untuk sekedar mengobrol sebentar sambil menurunkan makanan gitulah pokoknya.

Sesudahnya mereka membayar buburnya mereka pun satu persatu menaiki kendaraan masing-masing ada yang menaiki mobil, ataupun motor untuk menuju tempat kerja mereka, yang memang satu tempat. Sesampainya mereka di tempat yang mereka maksud satu persatu dari mereka mulai turun dari kendaraan masing-masing dan bersiap untuk memulai pekerjaan mereka. Satu persatu dari mereka memasuki rumah sakit yang merupakan tempat kerja mereka, yap mereka pemuda tampan yang daritadi di ceritakan memang sekumpulan dokter muda yang sedang sarapan bersama di salah satu tendaan bubur ayam dan berangkat bersama menuju rumah sakit setelahnya. Para dokter muda itupun satu persatu masuk setelah selesai saling pamitan pada satu sama lain, mereka memasuki ruang kerjanya masing-masing. Saat para dokter muda itu berjalan menuju tempat praktek, mereka seringkali di sapa dan mereka sapa balik dengan senyuman, dan mereka kembali berjalan sambil sesekali bercanda hingga menuju tempat praktek masing-masing. Para dokter muda tersebut seringkali menjadi perbincangan para warga rumah sakit yang melihatnya karena wajah mereka yang tampan juga keramahan mereka yang banyak dari pasien ibu-ibu yang memiliki anak perempuan ingin menjadikan para dokter muda itu menjadi menantu mereka, para dokter muda itu juga memiliki julukan dokter idaman para mertua, walaupun hanya sedikit orang yang tau di balik sikap yang terlihat dari mereka penuh wibawa, karisma juga ramah tersimpan jiwa lawak, receh, dan random yang hanya segelintir orang saja mengetahui jiwa tersimpan mereka itu, karna di umum mereka menunjukkan sikap seperti dokter pada umumnya.

Mari kita intip salah satu kegiatan dokter muda tersebut, setelah dokter yaitu dokter dalvin yang merupakan dokter ahli penyakit dalam yang memang umurnya masih muda akan tetapi dia bisa mendapatkan gelar spesialis nya di usia muda itu, jangan ragukan kemampuan dokter dalvin yang memang terlihat muda dibanding kebanyakan dokter spesialis semestinya akan tetapi kemampuan dokter dalvin ini sama seperti dokter spesialis pada umumnya, beliau ini juga banyak disukai para pasiennya karna sikapnya yang ramah juga seru para pasien betah berlama-lama mengobrol dengannya. Kita lanjutkan setelah memasuki ruang praktek seperti biasanya dokter dalvin mulai menyiapkan apa-apa saja yang diperlukan untuk memulai prakteknya, setelah selesai dengan urusan nyiap menyiapkan perawat pun masuk ke ruangannya untuk menyerahkan data pasien yang harus di periksa hari ini dan juga perawat bertanya apakah sudah bisa di panggil satu persatu atau belum pasiennya, dalvin selaku dokterpun langsung melihat berapa banyak pasien yang ada ternyata lumayan banyak juga pasiennya hari ini akan tetapi dia akan menghadapinya dengan senyuman agar tidak terlalu lelah, dalvin pun mulai mempersilahkan satu persatu pasien di panggil lalu memulai jam prakteknya dia.

















Segitu dulu buat chapter ini maaf kalau aneh ataupun agak gimana hehe nyari ide dan niatnya berbulan-bulan susah bangett jadi maafin yaa baru up lagi hehehe.


Jangan lupa votement nya yaa bye bye

13 Berlian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang