IV. Bahagia itu sederhana

44 4 3
                                    

Setelah kemarin sedikit kecelakaan menimpa si bungsu dari 13 orang tersebut, hari ini mereka kembali beraktivitas seperti biasa kembali walaupun sekarang si bungsu kondisi kakinya masih belum baik-baik seperti semula sekarang agak mendingan setelah kemarin Davin sepulangnya dari rumah sakit tempat bekerja dia benar-benar pergi memijat kakinya ke tukang pijat terdekat dari rumahnya, seperti yang dikatakan bang Mahesa kemarin bahwa dia akan mampir sepulangnya dari luar kota dan itu benar dilakukannya sesuai janjinya pada Davin. Memang abang-abangnya Davin tuh kalau udah ada janji sesuatu sama si bungsu atau janji sama salah satu dari mereka bertiga belas pasti di tepati sesuai yang diucapkan, kunjungan dalam rangka menjenguk itu Mahesa tentu saja tidak datang hanya dengan tangan kosong pasti membawa buah tangan seperti menjenguk orang sakit pada umumnya, hal itu membuat Davin merasa tidak enak pada abangnya itu karna abangnya saja sudah se effort itu untuk mengunjunginya walaupun baru dari luar kota di tambah lagi dengan abangnya itu tidak datang dengan tangan kosong akan tetapi membawa sesuatu, hal itu membuat Davin menyambut abangnya dengan berkata "abang ngerepotin banget harus dateng ke rumah gue padahal baru pulang dari luar kota, gue yakin pasti lo belum pulang ke rumah dulu tapi langsung kesini kan?" ucap Davin merasa tidak enak pada abangnya "mana ada lo pernah ngerepotin gue, gak ngerasa di repotin kok gue, dan iya gue emang belum sempet pulang ke rumah dulu karna biar sekalian aja aktivitas diluarnya di selesain dulu biar gak bolak balik gitu lho maksud gue tuh dek bukan sengaja" ucap Mahesa memberi tahu juga menjelaskan agar Davin tidak merasa tidak enak padanya, "oh gitu toh bang, terus kenapa juga ini lo repot-repot harus bawa buah kaya gue sakit parah dan dirawat di rumah sakit aja padahal kan cuman kecelakaan kecil juga, keseleo dikit doang besok juga gue masih kerja dan lo bisa ketemu gue di rumah sakit gak usah repot-repot kesini segala" jelas Davin dengan membuat muka sebal pada abangnya, "ini tuh gue kasih ya anggap aja oleh-oleh gitu jangan anggap sebagai buah tangan buat orang yang sakit, dan untuk masalah kita masih bisa ketemu di rumah sakit besok emang benar adanya tapi ya gue kepengen aja gitu jenguk sekalian ke rumah lo karna gue juga kayanya udah lama gak ke rumah lo gitu lho adek Davinku sayang" jelas Mahesa sambil mengacak-acak rambut Davin, dan Davin yang mendapat perlakuan seperti itu memanyunkan bibirnya ala-ala ngambek plus sebel gitu lho kaya anak kecil yang gak dituruti buat beli balon sama ibunya persis kaya gitu ekspresinya. Setelah berbincang kurang lebih satu jam Mahesa pun memutuskan untuk pulang dari rumah Davin karna jam yang menunjukkan semakin malam  merasa tidak enak takut menganggu istirahatnya keluarga Davin kalau terlalu malam.

Keesokan paginya mereka bertiga belas sepertinya akan melewatkan sarapan pagi bersama di tukang bubur langganan karna kondisi si bungsu yang tidak memungkinkan, padahal Davin sendiri juga merasa tidak apa-apa jika mereka sarapan di tempat bubur biasa abang-abangnya saja yang terlalu overprotektif padanya jadi berlebihan, tapi Davin yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari para abangnya merasa senang jhga tidak enak karena dirinya mereka jadi tidak bisa berkumpul di tempat bubur biasanya. Ternyata walaupun mereka tidak berkumpul di tempat bubur biasanya para abangnya berencana akan sarapan bubur juga tapi tempatnya saja yang berbeda yaitu di ruangan praktek Davin agar memudahkan si bungsu yang tidak harus berjalan kesana kemari hanya tinggal duduk-sarapan-lalu lanjut bekerja, segitu perhatian para abang pada Davin, dan agenda sarapan bersama di ruangan itu benar terlaksana dengan bang Sean dan bang Vernon yang membelikan buburnya lalu membawanya ke ruangan Davin dan sarapan bersama, sarapan di ruangan Davin itu tidak kalah seru seperti biasanya di tempat bubur langganan malahan makin seru karna tidak banyak orang lain memperhatikan mereka jikalau mereka terlalu berlebihan saat bercanda atau tertawa tidak terlalu khawatir menganggu pembeli lain akan tetapi mereka juga tidak lupa kalau mereka sedanv berada di area rumah sakit yang jangan terlalu berisik takut-takut menganggu pasien yang sedang di rawat disana, banyak tawa canda mengiringi sarapan mereka pagi ini seperti biasanya tidak ada yang berbeda hanya berbeda tempat saja tapi tidak terlalu menganggu ke khidmatan agenda sarapan bersama mereka, karna dimanapun itu asalkan mereka bersama  tidak akan terlalu berpengaruh pada lawakan, gosip, juga tawa mereka. Setelah selesainya agenda sarapan bersama itu mereka bertiga belas yang pagi ini semuanya lengkap tidak kurang satupun, mereka mulai membersihkan bekas makan mereka, lalu masih bersantai-santai sebentar sebelum akan kembali ke ruang kerja mereka masing-masing, setelah di rasa jam sudah akan menunjukkan pukul 8 mereka satu persatu beranjak dari ruangan Davin menuju ruangan masing-masing, dan tinggallah Davin di ruangannya sendiri setelah para abang meninggalkan ruangannya, Davin pun bersiap melihat-lihat berkas pasiennya untuk hari ini dan bersiap membuka jam prakteknya.
Tidak perlu hal mahal, mewah, elit, ber AC, atau Fancy, mereka bertiga belas tuh orangnya gak neko-neko gak perlu yang mahal iya sih emang mereka pasti sangat sanggup makan di tempat yang sudah di sebutkan di atas akan tetapi, yang mereka cari dari makan bersama itu bukan tempat juga makanannya akan tetapi 'kebersamaannya' karna sulit sekali ada waktu untuk berkumpul bersama teman juga sahabat saat sudah dewasa juga punya pekerjaan dan urusan masing-masing, makanya mereka akan senang mau makan dimana pun itu yang penting bersama saja itu sudah sangat cukup untuk mereka, canda tawa juga kebahagiaan akan menyebar kemana-mana saat mereka bersama se simpel itu bahagia mereka, karna secara tidak sadar saat dewasa kita akan merasa waktu untuk sahabat juga teman tuh makin sulit sekali di cari makanya jika ada kesempatan juga waktu saat ini untuk bersama teman jangan di lewatkan karna saat dewasa kita akan merindukan momen-momen seperti itu lagi.













Maaf lama updatenya hehehe semoga aja masih pada mau nungguin, dan maafin juga kalau banyak narasi dibandingkan dialognya karna jujur aku masih kaku kalau buat dialog maafin yaa.

Jangan lupa votement nya bye-bye.

13 Berlian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang