II. Melepas penat

56 2 0
                                    

Sore hampir malam hari itu para dokter muda yang telah selesai bekerja, berkumpul kembali di taman rumah sakit dan sedikit mengobrolkan beberapa hal, orang pertama yang sampai di taman rumah sakit itu adalah Sean yang memang jam prakteknya sedikit senggang dibandingkan dokter yang lain, dan juga pasien Sean yang memang para pasien cilik sangat amat mudah di ajak kerjasama saat pemeriksaan maka dari itu mungkin pilihan yang baik Sean memilih menjadi dokter anak. Setelah sampainya Sean di taman rumah sakit itu, dia mendudukkan dirinya sambil memainkan handphone, sambil menunggu temannya yang lain yang belum ada di taman itu, setelah menunggu beberapa saat datang juga satu dokter muda lagi yaitu Devian sahabat perlawakan dia bersama Mahesa, setelah datangnya Devian, Sean berhenti memainkan handphone, lalu mulai mengobrol dengan Devian "gimana kabar bang?" Ucap Sean basa-basi, Devian yang memang sedang membuka handphone pun mulai memfokuskan diri pada Sean yang mengajaknya mengobrol, "ya gini-gini aja sih hidup gue mah, gimana kabar Lo sama keluarga?" Ucap Devian dengan keramahan. Obrolan pun terus berlanjut hingga satu persatu dari mereka mulai berdatangan ke taman rumah sakit tersebut, setelah semua berkumpul mereka pun merencanakan untuk sekedar melepas penat seperti biasanya dengan nongkrong bersama mau itu di warmindo, warkop ataupun cafe sekalipun mereka tidak masalah asalkan mereka bisa berbincang sambil mengisi perut, setelah memutuskan tempat nongkrong mereka yaitu di salah satu cafe terdekat dari rumah sakit merekapun bergegas kesana dengan kendaraan masing-masing. Sesampainya mereka di cafe yang dimaksud merekapun mulai mencari tempat duduk lalu mulai memesan makanan juga minuman yang mereka inginkan, kebanyakan dari mereka memesan kopi karna untuk melepas ngantuk yang melanda selepas mengerjakan pekerjaan di rumah sakit juga bertemu pasien yang lumayan melelahkan, sambil menunggu pesanan mereka tiba merekapun mulai mengobrolkan banyak hal dari Mahesa, Devian, juga Sean yang melawak dan yang lainnya hanya melihat sambil sesekali menimpali lalu tertawa setelahnya karna lawakan mereka bertiga. Agenda nongkrong di cafe itu berjalan seperti biasanya hingga mereka mulai kembali ke rumah masing-masing setelah selesai dengan agenda nongkrong tersebut, mereka selesai dari cafe tersebut jam 9 malam yang juga merupakan jam cafe tersebut tutup, entah akan berapa lama lagi mereka diam disitu jika memang cafenya tidak akan tutup, tapi dikarenakan cafenya akan tutup mereka terpaksa menyudahi acara nongkrong tersebut, agenda nongkrong mereka tuh kalau gak ada satu dan lain hal yang membuat mereka berhenti tidak akan ada yang akan berhenti dan juga mereka jika sudah bertemu suka lupa waktu saking asiknya mengobrol.

Agenda melepas penat berkedok nongkrong ini tuh bakal jadi agenda seminggu sekali ataupun dua kali mereka setiap minggunya, mereka pasti akan mengagendakan untuk acara nongkrong ini sudah seperti menjadi kebiasaan untuk mereka yang jika bertemu tidak akan ada habis obrolan, acara nongkrong ini pun tidak melulu harus di tempat fancy atau elite, mereka bisa aja nganggep agenda nongkrong ini jika terjadi di warkop kecil dekat rumah sakit agenda nongkrong ini memang bukan untuk acara gengsi-gengsian tetapi hanya untuk ajang mereka membicarakan hari mereka kepada teman sejawat mereka juga, atau bisa disebut agenda nongkrong ini terjadi agar adanya tempat bercerita juga untuk melepas kepenatan yang melanda.

Sebenarnya jika dipikir-pikir obrolan mereka ketika berkumpul tuh palingan kalau gak serius ya ngomongin sedotan yang lubangnya ada 2 atau 1 atau juga ngomongin ayam apa telur obrolan mereka tuh emang sesederhana itu tapi hal itu seperti mencharge energi mereka yang seharian sudah habis dengan berkumpul bersama, saling melempar candaan, melawak, tertawa, juga akan ada yang pastinya sesi deeptalk sesama lelaki pada umumnya. Entah bagaimana bisa hubungan persahabatan mereka yang tidak sedarah ini terasa seperti sebuah keluarga yang sudah lama tidak bertemu kembali di pertemukan, sehingga tidak ada kecanggungan sama sekali ketika bertemu juga bercengkrama satu sama lain











Segitu dulu aja buat chapter ini, aku bakal buat 5 chapter pertama full narasi untuk menceritakan kisah persahabatan mereka dulu, baru setelah itu aku mulai bikin dialog buat para cast nya. Aku bakal updatenya gak menentu segimana ide sama moodnya ada aja yaa ini juga kalau ada yang nungguin cerita aku mau minta maaf gak bisa nentu updatenya.



Thank you jangan lupa votement bye bye.

13 Berlian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang