Keesokan harinya setelah kemarin mereka berkumpul saat pagi juga saat sore, hari ini pun mereka memulai hari seperti kemarin dengan sarapan bersama, lalu dilanjutkan berangkat kerja bersama dan mengakhiri hari mereka juga bersama. Entah bagaimana tapi hampir banyak hal yang mereka selalu lalui bersama mau itu hal kecil ataupun hal besar, kaya gak terpisahkan mereka tuh. Namun pagi itu ada kejadian yang lumayan bikin gempar, kejadiannya tuh bisa dibilang memalukan, dan juga lucu kalau dipikir-pikir lagi setelah kejadiannya, pagi itu entah kesialan apa yang menimpa si bungsu Davin yang pagi itu, akan berangkat ke rumah sakit seperti biasanya akan tetapi sesuatu terjadi saat perjalanan itu yaitu entah bagaimana bisa banyak anak ayam yang lewat untuk menyebrang pagi itu akan tetapi nasib naas menimpa Davin yang mungkin sedikit melamun dia tidak menyadari banyak ayam yang sedang menyebrang dan terjadilah Davin yang panik juga berusaha membanting stang motor agar tidak menabrak ayam-ayam itu tapi alam tidak berpihak pada Davin yang membuat beberapa ayam tertabrak Davin lalu Davin pun yang banting stir motor menabrak sebuah pohon di dekat lokasi itu dan Davin pun tertimpa motornya karna kurangnya keseimbangan, lalu karna panik setelah dirinya terjatuh dan menabrak ayam Davin pun menelpon salah satu Abang di rumah sakitnya, Davin pun memikirkan Abang yang mana jam segini udah mau berangkat dan lokasinya terdekat dari lokasi dia, dan Davin pun terpikirkan bang Sean yang memang rumahnya lumayan dekat dengan dirinya, setelah mencoba 2 kali menelpon dan tidak diangkat tapi pada panggilan ketiga akhirnya diangkat "halo bang" suara Davin agak sedikit bergetar karna panik juga merintih sedikit kesakitan hal itu membuat sean yang memang baru saja selesai bersiap-siap dan akan berangkat lumayan panik karna jarang-jarang Davin meneleponnya juga dengan suara Davin yang terdengar seperti kesakitan juga tidak baik-baik saja "iya vin, kenapa Lo?" Ucap Sean sedikit khawatir juga panik pada Davin, "Lo udah berangkat ke rumah sakit belum bang?" Ucap Davin memastikan dulu sebelum selanjutnya dia akan meminta tolong kalau memang sean belum berangkat, "belum ni gue baru aja mau berangkat, Lo kenapa Vin kok Lo kedengaran kaya lagi kesakitan gitu" ucap Sean yang makin khawatir, "gini bang gue kena musibah barusan aja pas mau berangkat ke rumah sakit, Lo bisa tolongin gue dulu gak nanti kalau Lo udah disini gue ceritain ke seluruhan ceritanya deh asli, gue ada di perempatan sebelum jalan besar Deket rumah gue" ucap Davin buru-buru karna sepertinya pemilik ayam-ayam tadi sudah menyadari ayamnya ada yang tertabrak dans sedang mencari orang yang menabrak ayamnya maka dari itu Davin, "ok Vin, gue kesitu tunggu bentar" ucap Sean sedikit terdengar terburu-buru karna khawatir juga panik pada si bungsu. Setelah menunggu kurang lebih 10 menit, Sean pun tiba di lokasi yang disebutkan Davin lalu nengok kanan kiri untuk mencari keberadaan Davin, setelah menemukan Davin yang sedang berusaha memijat-mijat kakinya di dekat sebuah pohon, Sean pun berjalan mendekati pohon itu, dan menolong Davin untuk berdiri dan duduk di bawah pohon yang kebetulan memiliki sebuah bangku, setelah memapah Davin menuju kursi tersebut, Sean pun bertanya pada Davin "kenapa bisa gini sih Vin Lo tuh bikin gue khawatir beneran ini mah" ucap Sean sedikit mengomel sebab dirinya khawatir, "bang jangan ngomelin gue dulu ya plis tolongin gue dulu bilang ke bapak yang punya ayam-ayam itu kalau gue yang nabrak ayamnya dan bakalan ganti rugi kok" ucap Davin sambil menunjuk bapak-bapak yang seperti sedang mencari sesuatu "ok gue samperin bapak-bapak itu dulu" ucap Sean segera menghampiri bapak-bapak itu, setelah davin lihat bapak itu melihat dirinya setelah Sean menunjuk dirinya Davin pun memberikan gestur meminta maaf kepada bapaknya yang terlihat sedikit marah itu, setelah itu Sean pun kembali berbicara kepada bapak itu kemudian memberikan berapa lembar uang kepada si bapak lalu, Sean pun kembali menghampiri Davin setelah selesai berbicara dengan si bapak. "Kenapa Lo bisa gini ceritain sejelas-jelasnya gak boleh kurang sedikitpun" ucap Sean dengan nada mengomel lagi, "gini bang sebenernya gue tuh tadi mau berangkat ke rumah sakit seperti biasanya, cuman gue emang sedikit ngelamun pas ngelajuin motornya, dan gue gak nyadar ada ayam-ayam yang nyebrang, pas gue nyadar gue udah nabrak beberapa ayam dan berusaha buat banting setir biar ayamnya gak ada yang ketabrak lagi, lalu dan inilah gue sekarang setelah banting setir tadi hehe" ucap Davin sedikit tidak enak dan merasa bersalah pada Sean yang akan berangkat ke rumah sakit malah harus di repotkan oleh dirinya seperti ini, "ada aja cerita hidup Lo tuh, tapi ini kaki Lo gimana malah hehe lagi kaki Lo aman?" Ucap Sean sambil mengecek kaki Davin yang terlihat ada beberapa memar di kakinya, "sedikit sakit aja sih bang, aman kok ini Abang maafin gue ya jadi ngerepotin Lo gini pagi-pagi" ucap Davin meminta maaf pada Sean, Sean pun yang mendengarnya memilih sibuk memeriksa kaki Davin, Davin yang melihat reaksi sang Abang begitu pun merasa bersalah sekali juga panik takut-takut si Abang beneran marah pada dirinya, "Abang maafin gue, jangan marah sama gue plis ini tuh kejadian yang tiba-tiba dan gak sengaja gue juga gak mau kena musibah gini, maafin gue pliss" ucap Davin sambil mengeluarkan muka terimutnya untuk membujuk abangnya yang terlihat memang marah pada dirinya, "udah gue gak marah kok, cuman gue tuh khawatir sama panik denger suara Lo pas nelpon kaya kesakitan gitu gue panik banget asli, kedepannya jangan pernah ngelamun kalau bawa motor fokus ke jalanan kalau bawa motor tuh pikirannya jangan kemana-mana" ucap Sean sedikit memberi nasihat pada Davin, "iya bang gak akan gini lagi gue asli, ayo bang berangkat takut kesiangan ini kita" ucap Davin yang masih sempat-sempatnya takut terlambat dalam kondisi kakinya dia yang seperti ini "ya ayo tapi Lo bisa jalan gak ini?" Ucap Sean menanyakan, "kayanya susah deh bang tapi ini gue gimana bawa motornya ya kalau sakit gini" ucap Davin yang bingung dengan motornya masa dia harus meninggalkan motornya disini kan gak mungkin, "oh iya motor Lo ya, bentar deh ini gue nelepon Vernon suruh kesini pake ojek terus bawain motor Lo" ucap Sean memberi solusi akan masalah motor Davin ini. "Halo non, Lo masih di rumah atau udah berangkat?" Setelah telponnya diangkat oleh Vernon Sean pun segera bertanya, "oh halo se, ini gue masih dirumah lagi manasin motor mau berangkat, ada apa se?" Tanya Vernon diseberang sana, "ini gue mau minta tolong sama Lo bisa gak?" Tanya sean kembali "oh bisa kok, tolong apa?" Tanya Vernon kembali "ini Lo kesini ke daerah rumahnya Davin nanti gue shareloc pake ojol terus bawain motornya Davin ke rumah sakit bisa gak?" Tanya sean sambil memastikan Vernon bisa atau tidak, "bisa kok, tapi emang si Davin kenapa gitu nyampe gak bisa bawa motornya?" Tanya Vernon yang kebingungan "ini si Davin kena musibah kakinya terkilir nii kayanya makanya gak bisa bawa motor, kejadiannya nanti gue ceritain tapi sekarang Lo kesini dulu takutnya makin kesiangan terus terlambat ini kita semua, ini udah gue shareloc lokasinya" jelas Sean meminta Vernon cepat-cepat datang ke lokasi agar mereka tidak terlambat, "oh ok gue nii gue pesen dulu ojolnya" ucap Vernon setelah itu panggilan pun berakhir antara Vernon dan Sean. Setelah menunggu sekitar 20 menit karna lokasi rumah Vernon lumayan jauh dari lokasi tersebut, Vernon pun tiba dan turun dari ojolnya lalu menghampiri Sean dan Davin yang sedang duduk bersebelahan di bawa pohon "kenapa Lo bisa gini Vin?" Tanya Vernon yang khawatir setelah melihat kondisi kaki Davin, "jadi gini bang,..." Jelas Davin setelah menjelaskan kronologi kejadiannya secara jelas pada Vernon sama seperti dia menjelaskannya pada Sean, "oh gitu ada-ada aja Lo tuh nyampe bisa gini" ucap Vernon setelah mendengar ceritanya Davin. Lalu mereka bertiga pun mulai beranjak dan membantu memapah Davin hingga dekat motor, lalu Sean manaiki motornya dan Vernon pun menaiki motor milik davin yang spionnya bengkok karna kejadian itu, lalu Davin pun naik ke motornya Sean yang bisa dibilang motornya Sean tuh gak terlalu tinggi jadi gak terlalu susah untuk dinaiki dirinya. Lalu setelah semuanya menaiki motor mereka pun melajukan motornya menuju rumah sakit tempat mereka bekerja.
Segitu dulu buat chapter ini, buat chapter selanjutnya mungkin reaksi abang-abang dokter yang lain akan musibah yang menimpa si bungsu.
Jangan lupa votement bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Berlian
Teen FictionSuka dan duka mereka lalui bersama, 13 orang pemuda dengan latar belakang berbeda yang disatukan oleh takdir. Hingga bisa saling melengkapi kelebihan dan kekurangan satu sama lain sebagai seorang sahabat Sampul cerita dan gambar setiap member pada...