⚠️TW: bab ini mengandung adegan kekerasan dan pemaksaan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam membaca ⚠️
⋆.ೃ࿔*:𓇼⋆.ೃ࿔*:⋆
Ada dua ketakutan terbesar Delja saat ini.
Pertama, dia berbalik dan tidak menemukan siapa pun, sebab suara itu bisa saja berasal dari benaknya saja, lagi-lagi suara hantu dari masa lalu yang kembali membayangi.
Kedua, dia berbalik dan menemukan sang pemilik suara.
Sebenarnya, yang kedua jauh lebih buruk.
Delja menoleh dan keberadaan sosok itu bagaikan mimpi. Dia tidak mau memercayai matanya dengan cepat, tetapi ketika Eryk mendekat dan menangkup rahang Delja, dia tahu sentuhan itu nyata. Dia bahkan tidak bisa menolak ketika bibir Eryk menyentuh bibirnya, melahap bagaikan menemukan makanan setelah sekian lama kelaparan.
Eryk? Benak Delja berpikir kalut. Dalam hitungan detik, setelah sempat terpaku, pertanyaan demi pertanyaan mulai mengalir masuk bagai gulungan ombak di tengah badai.
Ketika akhirnya Eryk melepas ciumannya, dia menempelkan dahinya pada Delja. "Maafkan aku," bisiknya. "Aku tidak tahu Aleksandria akan melakukan hal senekat itu."
Bingung dengan pernyataannya, Delja sedikit menjauhkan diri, bertanya-tanya apa maksudnya.
"Kau sungguh berpikir aku akan menjualmu sebagai budak?" Eryk bertanya dengan nada tersakiti. "Mana mungkin, moja droga?"
Sungguh, Delja membenci dirinya karena percaya pada Eryk. Hatinya segera berseru, Lihat?! Tidak mungkin Eryk melakukan ini. Dia memang memukul dan memasukkan Delja ke penjara, tapi, itu karena Delja mencoba menyerangnya, bukan?
"Begitu tahu kau dibawa pergi, aku langsung mencoba menyusulmu. Kami berpapasan dengan kapal budak itu dan... oh, kau tidak tahu betapa takutnya aku begitu tahu kau dibawa pergi oleh Red Plague."
Sekalipun Delja mau menganggap semua itu bohong, dirinya tidak bisa. Semuanya terdengar terlalu nyata dan yang terpenting, Eryk peduli padanya!
"Kau mau apa, Harta Karun-ku? Kau ingin kita menikah?" tanya Eryk. "Kita akan menikah kalau itu yang kau inginkan, bagaimana?"
Semakin mendengarnya bicara, Delja yakin jantungnya bisa lepas kapan saja. Menikah? Itu yang selalu dia inginkan. Dan Eryk sudah mencarinya sejauh ini. Seharusnya tidak sulit bagi Delja untuk mengiyakan. Itu tujuannya sedari awal.
Kau sungguh berpikir ada masa depan di antara kita? Pangeran sepertiku menikah dengan gadis dengan asal-usul tidak jelas sepertimu?"
Sungguhkah Eryk berubah pikiran semudah itu? Dari seseorang yang mempertanyakan asal-usul Delja menjadi pria yang tidak lagi mempedulikan apa pun?
Tetapi, Eryk memang punya jiwa yang bebas. Dia seorang pangeran sekaligus pelaut. Dia menikahi Lady Aleksandria hanya karena tuntutan posisinya sebagai anggota keluarga kerajaan.
Delja ingin mengangguk, tetapi sesuatu menghentikannya. Terus saja dia teringat ucapan Eryk—tapi itu salah Delja karena tidak bisa menjelaskan. Dia teringat pada pukulannya—tapi itu salah Delja karena menyerang duluan.
Eryk meraih dagu Delja, mempertemukan tatapan keduanya. "Kenapa kau ragu, Harta Karun-ku? Bukankah itu yang kau inginkan?"
Itukah yang Delja inginkan...?
Ya! Tentu saja Delja menginginkannya. Pernikahan itu akan mengubah segalanya. Dia tidak akan kesakitan lagi saat berjalan. Segera setelah dia bisa bicara, Eryk akan semakin mencintainya dan mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heart for A Heart
FantasiDelja mengorbankan segala sesuatu untuk pria itu. Pada akhirnya yang didapatkan hanyalah hati yang patah. | • | Ketika Delja, seorang putri duyung, jatuh cinta kepada manusia, dia mengorbankan banyak hal demi mewujudkan angan-angan cinta sejati. Naa...